PART 1

4.9K 216 7
                                    

Ali terkejut mendengar perkataan ayahnya yang ingin menjodohkannya dengan anak sahabat ayahnya. Bahkan dirinya tidak  mengenal sama sekali seperti apakah perempuan itu.


Apa perempuan itu akan mau di ajak kompromi Fikir Ali. Ya ia mempunyai ide bahwa dirinya harus berkompromi pada perempuan yang akan di jodohkan olehnya agar mau menolak perjodohan ini, karena Ali juga tidak mau meninggalkan kekasihnya begitu saja demi perjodohan yang ayahnya buat.

Ali sangat sayang sama pacarnya jadi dia tidak akan tega menyakiti perasaan orang yg di sayanginya.

"Besok kamu bersiap lah karena kita akan bertamu ke rumah sahabat ayah, kita di undang acara makan malam bersama. Ali apa kamu dengar ucapan ayah?" kata ayah karena melihat Ali hanya diam tanpa merespon.

"Ee..hm..eeng.." Ali gugup untuk menjawab.

"Kenapa li?"

"I..iya yah Ali dengar oke besok Ali akan pulang lebih awal dari kantor ya yah" jawab Ali yang tadinya gelagapan.

Darwin -Ayah ali tersenyum bangga karena dari cara anaknya menjawab membuatnya yakin bahwa Ali akan menyetujui perjodohan ini. Pake pulang cepat segala dari kantor, padahal ia tahu anaknya seorang pekerja keras dan pekerjaannya rela ia tinggal demi permintaannya. Fikirnya sebagai seorang ayah.

"Bagus lah kalau begitu besok langsung saja kita bicarakan tanggal pernikahannya" pernyataan Darwin membuat Ali melongo.

What?

"Apa ayah sedang bercanda membuat keputusan? Ali bahkan belum kenal sama tuh cewek yah. Lagian ini terlalu cepat untuk membicarakan soal tanggal pernikahan" Ucap Ali membantah. Ali mengusap wajahnya gusar ia kesal dengan ayahnya.

Bagaimana mungkin dirinya akan menikah oleh perempuan yang sama sekali tidak ia cintai, justru tidak pernah melihat bentuk muka perempuan tersebut.

Ali yang berada di kantor entah sudah keberapa kalinya mendapatkan telpon dari ayahnya yang hanya sekedar untuk mengingatkan jangan lupa pulang cepat agar tidak telat nanti malam ke rumah calon nya kata si ayah.

Tiba di rumah ali melihat ayahnya yang ternyata sudah rapi siap untuk berangkat. "Ayah kapan pulang dari kantornya?" tanya Ali.

"Ayah sehabis istirahat jam makan siang tadi sudah pulang li. Sebenarnya mau mengajak kamu untuk langsung pulang juga, tapi kata sekretarismu ada meeting. Ya sudah ayah pulang duluan masalahnya ayah harus bersiap siap ke rumah besan kan ayah sudah tidak sabar" jawab ayah Ali sambi menyengir.

Ali menghela nafas panjang mendengar ucapan ayahnya. "Ini masih sore yah, Ali belum juga ngapa-ngapain. Kan acaranya malam"

Ali malas sebenarnya untuk pergi tapi ia juga tidak tega melihat raut wajah ayahnya yang begitu bahagia. Mau tidak mau dan bagaimanapun Ali harus menuruti perkataan ayahnya yang kini orangtua satu-satu nya yang ia miliki.

"Lebih cepat lebih baik nak mangkanya kamu buruan sana siap-siap. Belum lagi nanti pasti kena macet, ayah tunggu di kuar ya" Darwin berlalu pergi ke teras luar depan rumahnya.

• • • • •

Pelayan di rumah ini terlihat sedang sibuk untuk menyiapkan acara majikannya nanti malam.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang