PART 20

1.7K 97 8
                                    

"Permisi pak Ali ada tamu yang ingin bertemu dengan bapak." Ali yang sedang fokus di depan laptopnya seketika menoleh mendengar sekretarisnya bersuara.

"Siapa?"

"Ada bu Reina pak." Ungkap sekretaris Ali dengan kikuk.

Belum sempat Ali berkata sudah muncul sosok Reina menghampirinya. Raut wajah Ali berubah, dia menggeram dan tangannya sudah terkepal kuat.

"Pak Ali saya permisi keluar." Izin sekretaris Ali yang langsung diangguki kepala oleh Ali.

"ada apa kamu kesini, saya rasa urusan kita sudah selesai." Ucap Ali lalu berdiri menghindari mantan pacarnya tersebut.

"Ali aku minta maaf. Aku menyesal udah berkhianat sama kamu." Ucap Reina memohon dengan lirih.

"Saya sudah melupakannya dan hubungan kita selesai." Sudah muak rasanya melihat wajah Reina yang memasang tampang melasnya.

"Ternyata Rendy bukan laki-laki yang baik Li, sungguh aku menyesal atas perbuatanku." Reina sekarang sudah menangis sambil sesegukan. Dia menghampiri Ali yang sedang membelakanginya dan menghamburkan tubuhnya memeluk Ali.

Ali yang sadar akan perbuatan Reina langsung melepaskannya dan menghempaskan tangan Reina.

"Itu urusanmu dengan Rendy! Aku rasa itu karma untukmu." Hardik Ali.

"Li kita masih bisa balikan seperti dulu kan Li, Aku mau memperbaiki hubungan kita." Ucap Reina dengan suara yang sudah serak.

"Keputusanku tidak bisa di ganggu gugat, kita sudah putus. Lagian kamu harus ingat aku sudah menikah dan istriku sedang mengandung, jadi aku harap kamu mengerti." Penjelasan Ali membuat Reina murka, di hempaskan semua yang ada di atas meja kerja Ali. Sontak saja Ali menoleh dan menahan tingkah Reina.

"Kamu takut sama orangtua rentah kamu itu? Atau kamu hanya ingin mengambil anak yang di kandung perempuan jalang itu untuk penerus pewaris ayahmu? Oh atau kamu sudah jatuh cinta sama istri yang dulu kamu hina itu? Iya?! Hah!" Teriak Reina sambil tertawa seperti orang gila.

"Reina cukup!" Bentak Ali. Kepalanya tiba-tiba seperti di timpuk batu besar, berat sekali. Ali akhirnya menyuruh security untuk menyeret Reina keluar.

"Ali lihat saja aku tidak terima di perlakukan seperti ini! Istri jalangmu akan kubuat dia celaka. Lihat saja!" Ungkap Reina berteriak sebelum di seret dari ruangan Ali.

Ali menghempaskan tubuhnya di kursi kerjanya, dia menghembuskan nafasnya yang terasa tersenggal. Dia tidak menyangka Reina kembali muncul di hadapannya. Seketika bayangan wajah Prilly terlintas di pikirannya, Ali kembali mengingat perkataan Reina. Benarkah dirinya telah jatuh cinta pada istrinya sendiri? Entahlah dia pun tidak mengerti akan perasaannya.

• • • • •

Ruangan rumah Ali terlihat gelap dan sepi, menandakan penghuninya sudah berada di alam mimpinya. Di tengah kegelapan itu Ali hendak menuju kamarnya tanpa menghidupkan lampu, karena rasanya matanya sudah mengantuk sekali, akan tetapi matanya menangkap sosok Prilly sedang berbalut selimut di depan televisi.

Ali menghampirinya, kemudian melepaskan remote televisi yang tengah di pegang Prilly dan di letakkan pada tempatnya seperti biasa. Setelah puas memandangi Prilly, Ali mengangkatnya menuju kamar. Prilly menggeliat saat merasakan sebuah sentuhan di wajahnya. Namun bukannya terbangun Prilly justru memperbaiki posisi tidurnya agar lebih nyaman.

Kini Ali merasa bingung dengan dirinya sendiri, setelah pulang kerja tadi dia mengajak Bram untuk menemaninya minum. Bukan minuman keras, Ali tidak lagi pergi ke club dia hanya ke cafe. Disitulah Ali menceritakan kepada sahabatnya tentang kedatangan Reina tadi siang. Setelah bercerita bukannya legah, Ali justru semakin di landa perasaan aneh.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang