"Tumben pintunya gak di kunci." Ali baru tiba dari kantornya saat ingin membuka pintu ternyata terkunci. Ali memang biasanya langsung masuk saja jika pulang dari mana saja karena tau istrinya tidak mungkin mengunci sebelum ia pulang, dan kebiasaan itu mungkin memang sudah lengket di Ali.
"Kemana sebenarnya wanita itu, tapi tidak di gembok semoga dia ada di dalam." sambil berbicara sendiri Ali merogoh saku celananya untuk mencari kunsi serep yang selalu ia bawa.
Ceklek
Ali masuk menyusuri seisi rumah pertama ia menuju kamarnya Prilly yang terletak di belakang. Kosong, tak ada penghuni. Kemana sebenarnya Prilly? Batin Ali bertanya.
Kini ia berjalan membuka pintu belakang yang ada taman kecil untuk tanaman. Kalau seperti biasanya Prilly sering ada di taman, kadang saat Ali pulang bekerja matanya menangkap sosok Prilly yang sedang menyirami tanaman kadang pula hanya duduk bersender di kursi sambil termenung.
Kali ini hasilnya naas di taman pun Prilly tidak ada. "Bi...Bi...bibi.." Panggil Ali dengan keras kepada pekerja di rumah ini.
Dengan tergopoh-gopoh wanita paruh baya, yaitu bi laksmi datang menghampiri Ali.
"Dari mana saja hah?" bentak Ali pada bi laksmi. Selalu saja begini jika emosi semua orang yang ada di sekitarnya pasti terkena imbasnya.
"M..maaf tuan saya ketiduran." jawabnya bi laksmi.
"Alah udah lah sekarang saya tanya kemana istri saya pergi?"
"Pergi? Neng Prilly gak pernah keluar rumah hari ini setau saya tuan."
Tanpa kata lagi Ali naik ke atas ia buka pintu kamarnya. Sebenarnya ini lebih tidak mungkin karena Prilly tidak pernah masuk ke kamar Ali jika Ali nya sendiri tidak ada di kamar tersebut.
"Prill..prilly.."
Tidak ada sahutan. Hanya kesunyian yang ada di dalam kamar Ali. Ali menggaruk kepalanya yang tak gatal, seperti orang yang frustasi ia kembali ke bawah namun tatapan nya kosong seperti tidak ada harapan untuk menemukan istrinya.
Perasaan asing itu kembali muncul di benak hatinya yang ia sendiri tidak tau definisinya perasaan apa ini.
"T..tuan Ali..tuan..tuan tolong cepat kesini tuan neng Prilly astagfirullah"
Ali yang sedang menapaki tangga dengan bengong kini tersadar saat nama Prilly di sebut. Dengan cepat ia berlari ke arah suara pelayan yang memanggilnya dengan keras.
"Ada ap..
Belum sempat menyelesaikan kalimat pertanyaan yang ingin di lontarkan, Ali sudah terkejut melihat Prilly.
"Prilly! Astaga kenapa dia bisa begini?" Ali dengan panik mengangkat tubuh Prilly dan menggendongnya menuju kamar Prilly.
"Saya tidak tau tuan" cicit bi laksmi.
Bibi laksmi menemukan Prilly tergeletak di kamar mandi yang sudah tidak sadarkan diri dengan wajah pucat pasi, bibir yang kering dan memutih.
Ali mau membawa ke kamarnya, namun Prilly butuh penanganan yang cepat dan kamarnya Prilly lah yang lebih dekat.
"Bi tolong ambilkan minyak kayu putih, mungkin ada di atas nakasnya* suara Ali kini sedikit melembut saat bicara pada bi laksmi. Saat Ali sedang emosi sebaiknya menjauhlah darinya, karena jika tidak kita bisa dalam bahaya.
Batinya bertanya apa yang di lakukan nya saat ini, kenapa ia bisa begitu mengkhawatirkan Prilly sang istri yang tak pernah ia nggap selama ini.
Saat nyata bahwa Ali mengkhawatirkan Prilly tepat saat melihat tubuh mungil yang di miliki istrinya itu terkulai lemah di dalam kamar mandi dengan mata yang tertutup tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Again and Again
FanfictionBISMILLLAH Cerita pertama nih karena penyesalan manusia bisa sadar Karena kesalahan manusia bisa berubah Semua akan indah pada waktunya sabar dan ikhlas itulah kuncinya. - - - Ali dan Prilly menjadi inspirasi saya:* . . . . . masih awam guys dengan...