Ali terus menatap dalam mata Prilly tatapan yang begitu tajam masuk dalam mata Prilly. Prilly yang di tatap seperti itu jadi merasa takut.
"Ada apa kak?" tanya Prilly memecah keheningan.
"Aku ingin kau menolak perjodohan ini, karena aku tidak mau menikah denganmu" ucapan Ali sangat Dingin.
Prilly berdiri mematung, ia juga tidak tau apa yang harus ia lakukan. "T..ta..tapi-
"Tidak ada tapi-tapian! Memangnya kau mau menikah dengan orang yang tidak mencintaimu?" belum sempat Prilly menyelesaikan ucapannya namun sudah di potong dengan cepat oleh Ali. Prilly sesak mendengarnya, entah lah perasaan apa ini yang sedang berkecamuk.
"Kak kit-
"Ayo kita kembali ke ruang makan yang lain pasti sudah menunggu. Ingat saat kau menjawab jangan memberi alasan apapun pada orangtua kita. Bilang saja itu sudah keputusanmu" Ucap Ali sambil menarik tangan Prilly untuk masuk dan bergabung kembali dengan orangtuanya yang sedang menikmati hidangan makanan.
Prilly tersenyum melihat Darwin yang sedang menatapnya saat sudah tiba di meja makan. Ia tidak kebayang apa yang akan di rasakan oleh orang yang menatapnya itu jika menolak perjodohan ini. Apalagi terutama saat melihat orangtuanya, dirinya tidak akan tega melihat kesedihan mereka.
"Kalian berkenalan atau ngapain nih kok lama sekali?" tanya Julia dengan nada sedikit menggoda.
"Bagaiman Li, Prill kalian sudah siap kan untuk menikah bulan depan?" Roy bertanya pada Ali dan Prilly. Ali hanya diam saja, Prilly pun juga seketika membisu. Ia tidak tau apa yang harus di ucapkan nya pada pertanyaan papanya ia sedikit melirik Ali ia terkejut saat melihat ternyata sedang menatapnya tajam. Apakah ia harus mengikuti perkataan Ali.
"Prilly siap menerima perjodohan ini pa, ma, om. Prilly siap juga jika harus menikah bulan depan sama kak Ali"
Namun yang ada di depannya terlihat semakin menajamkan matanya menatap Prilly.
Ali terkejut dengan jawaban Prilly apa maksudnya ini. Ia takkan mau menikah dengan Prilly sementara dirinya memiliki kekasih yang sangat di cintai.
Rahang Ali mengeras tangannya pun mengepal di bawah meja makan tersebut hingga buku jarinya terlihat memutih. Ali pikir Prilly bisa di ajak untuk berkompromi, tapi ternyata dugaan nya salah ternyata sama saja seperti ayahnya.
Berbeda dengan orangtua mereka masing-masing baik Darwin, roy maupun julia sangat bahagia atas jawaban yang di lontarkan oleh perempuan cantik yakni Prilly. Senyum yang lebar merekah di bibir 3 orangtua itu.
Prilly turut senang melihat orangtuanya. Ia hanya ingin melihat kedua orangtuanya bahagia hanya itu saja tidak lebih. Jika di tanya apa dan kenapa alasannya untuk membulatkan keputusan seperti ini , karena orangtuanya itulah dirinya menerima perjodohan ini. Ia sudah yakin dengan keputusan ini tidak salah.
"Baiklah kalian tenang saja kalian tidak perlu sibuk kesana sini, biar kita saja yang mengurus semua acara rangkaian pernikahan kalian" ucap Julia.
Ali menggeram apa-apaan ini kenapa perjodohan ini hanya di putuskan dengan sepihak kenapa tidak ada yang bertanya dengannya dahulu, apakah ia setuju atau tidak dengan perjodohan ini.
Kenapa jadi begini? Sial kalau tau seperti ini dari awal mungkin tidak akan ia mengiyakan kata ayahnya. Biarlah di bilang durhaka karena tidak mematuhi ucapan ataupun permintaan orangtua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Again and Again
FanfictionBISMILLLAH Cerita pertama nih karena penyesalan manusia bisa sadar Karena kesalahan manusia bisa berubah Semua akan indah pada waktunya sabar dan ikhlas itulah kuncinya. - - - Ali dan Prilly menjadi inspirasi saya:* . . . . . masih awam guys dengan...