PART 3

2.8K 178 4
                                    

"SAH"

"Barakallah"

Aliandra syarief lelaki yang telah mengucapkan janji suci nya kepada perempuan cantik Prillya sisi anatasya di hadapan para saksi terutama di hadapan tuhan.

Kini telah resmi Ali dan Prilly menjadi pasangan suami istri. Halal sudah bagi mereka, saling memiliki saling menyayangi dan kelak akan saling membahagiakan satu sama lain. Itulah yang ada di pikiran saksi.

Prilly Menyalami Ali, mencium punggung tangan suaminya dengan lembut. Ali pun mencium kening istrinya sekilas. Ya hanya sekilas hanya sebuah kecupan yang tak ada rasanya.

Akad nikah langsung dengan resepsi pasti sungguh membuat tubuh terasa lelah. Terlebih jika di laksanakan karena terpaksa seperti hal nya dengan Ali sekarang.

"Selamat ya"

entah sudah berapa lama Ali dan Prilly berdiri menyambut para tamu yang memberikanya selamat atas pernikahannya.

"Ck. Kamu pasti gak bilang lagi apa yang aku suruh kan?" tanya Ali berbisik pada yang kini telah resmi menjadi istrinya.

"Bilang apa kak?" bukan menjawab pertanyaan suaminya Prilly malah balik bertanya.

"Kamu gak bilang sama papa kamu itu kan buat gak usah ngundang orang banyak" Ali berbisik di telinga Prilly namun nada suaranya sangat dingin bagi Prilly.

"Ini sudah di kurangin kak, kemarin aku sudah bilang sama papa dan ini memang sudah berkurang. Di sini hanya orang-orang yang penting saja yang di undang" Prilly menjawab dengan lembut sambil mengusap punggung tangan suaminya.

Ali yang sadar saat melihat tangan nya bertautan dengan Prilly langsung melepaskannya.

Kenapa tidak terasa risih saat istrinya mengelus tangan nya, kenapa pula baru sadar dan justru ia malah terasa nyaman.

"Maaf kak" ucap Prilly saat tau kalau Ali tidak suka dengan perlakuannya tadi.

"Sudah lah lupakan. Duduk lah prill sepertinya tamu sudah sedikit berkurang" Ali menarik tangan Prilly untuk duduk.

"Kak itu di kerah baju kamu ada apa?" tanya Prilly saat melihat seperti ada sesuatu di baju Ali.

"Apa memangnya?"

"Sini biar aku bantu aja kak" Prilly mendekat. Semakin dekat hingga nafas Ali begitu terasa di wajahnya.

Ali begitu dalam menatap manik mata Prilly. teduh. Itulah yang terasa, meskipun sang empunya tidak menatapnya juga. Begitu dekat jarak dirinya dengan sang istri. Sedikit saja maju maka bisa saja antara bibir dan bibir bertemu.

"Wah yang pengantin baru, gak mandang orang sekitar ya"
Ali dan Prilly terkejut. Mereka sama-sama mendongak. Ternyata rombongan keluarga dari pihak mama Prilly lah yang naik ke pelaminan untuk memberikan selamat.

Prilly tersenyum malu. "E..eng..enggak tante tadi Prilly cuma mau anu aja tante cum-

"Anu apa heh? Sudah sambut lah dulu para tamu kamu ini nak" tante Meli -adik dari Julia menyenggol bahu Prilly di iringi dengan nada bicaranya yang canda, berniat ingin menggoda keponakan.

"Hai tante" sapa Ali menyalami tangan tante istrinya itu.

"Wah gantengnya mantu tante, oh iya tahan sebentar ya jangan terburu - buru nanti setelah selesai acara ini masuk lah ke kamar kalian berdua bebas deh mau ngapain aja" ucapan tante meli hanya di tanggapi dengan senyum tipis Ali. Ya hanya seulas senyuman tipis.
Ia menoleh ke kanan melihat Prilly yang justru malah seperti kepiting rebus, pipinya bersemu merah.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang