PART 10

4.1K 163 5
                                    

Terlihat wanita yang cantik sedang duduk sambil menonton tv menunggu pulangnya sang suami, siapa lagi jika bukan Prilly. Berulang kali di sakiti namun semakin bertambah pula rasa cintanya kepada suaminya, Ali.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam entah kenapa Prilly merasa gelisah, hatinya bertanya-tanya kemana sebenarnya Ali apa dia lembur bekerja.

BUGH

Prilly kaget mendengar suara pintu yang terbuka dengan kasar.

"Astagfirullah kak Ali." pekik Prilly melihat Ali yang sudah ambruk di depan pintu dengan mata yang memerah.

"Ad..ada apa ini k..kak?" tanya Prilly sambil mengambil kepala Ali untuk memangkunya. Prilly sebenarnya mau muntah karena mual mencium bau alkohol di tubuh Ali, namun mau bagaimanapun ia harus menahannya karena Ali lah yang penting sekarang untuk di urus.

Ali merasakan panas di sekujur tubuhnya dengan sempoyongan ia berdiri kembali lalu menutup pintu tak lupa menguncinya dengan rapat. Ia berbalik badan dan menatap Prilly dengan pandangan yang tidak di mengerti.

Prilly menelan ludah payah ia yang memang sudah dari tadi melihat gerak-gerik Ali dan di tatap seperti itu merasakan takut.

Ali tersenyum namun wajahnya terlihat menakutkan bagi Prilly. "Apa yang kamu lakukan?" Prilly bertanya dengan suara yang sudah bergetar.

Tanpa di duga bibir Ali sudah menempel di bibirnya Prilly begitu saja terlihat seperti menuntut ingin lebih dari ini.

Ali menggendong Prilly dan membawa ke kamarnya. Lidah Prilly terasa kelu untuk berucap saat menaiki tangga pun Ali tidak melepas lumatan kasarnya pada Prilly.

Prilly tau suaminya ini dalam keadaan mabuk karena tercium dengan jelas bau alkohol di tubuh Ali, ia ingin menolak semua ini karena ini di lakukan tanpa kesadaran Ali bukan karena adanya rasa cinta di antara mereka.

"Aku mohon jangan lakukan ini" ucap prilly lirih yang sudah terisak saat masuk kamar Ali. Ali tidak mengidahkan ucapan Prilly.

Prilly menggeleng kuat, sungguh bukan seperti ini caranya yang ia inginkan untuk bisa bersatu dengan Ali. Prilly berusaha beranjak dari ranjang tempat tidur untuk mengelak dari perlakuan Ali, namun ia kalah cepat dengan Ali yang sudah menindihnya.

"Kak sadar kamu lagi mabuk, aku mohon jangan" isak prilly memohon dan dirinya pun sudah setengah telanjang di buat Ali.

Namun tangisan Prilly tidak di hiraukan oleh Ali, tapi suara tangisan Prilly lah yang menjadi alunan nada indah di ruangan sunyi ini.

Apa sebenarnya yang terjadi tidak ada yang tau. Ali begitu menggebu-gebu merenggut kepemilikan Prilly dan tenaganya begitu kuat sehingga tidak membuahkan hasil saat Prilly berteriak dan berontak.

Sekarang Ali bukan hanya menyakiti fisiknya namun hatinya pun juga, luar dan dalam sudah tersakiti karena Ali.

"Reina, aku mencintaimu"

BYAR

Bagaikan terhantam batu besar di dada Prilly saat kata-kata yang menyesakkan dada keluar dari mulut Ali. Jadi berjam-jam Ali memainkannya tapi yang ia pikir adalah kekasihnya, Reina. Alangkah sakitnya hati Prilly atas penyiksaan yang di beri oleh Ali selama ini, dan puncaknya rasa sakit itu malam ini. Bukan hanya bagaikan tertusuk-tusuk namun hati Prilly saat ini sudah seperti tersayat oleh pisau tajam yang pada akhirnya menimbulkan luka yang mendalam.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang