Aliandra syarief. Seorang Aliandra syarief siapa yang menyangka jika ia akan berubah 180° dari yang sebelumnya. Ali yang dulunya tempramen, kasar dan tidak mau memandang sang istri kini telah lenyap.
Entah karena dari hati nuraninya atau hanya kerena kasihan melihat Prilly yang fisiknya menjadi lemah karena mengandung anaknya atau bahkan karena takut pada ayahnya. Hanya ialah yang tau semua itu.
Seperti kemarin saat Ali hendak pergi bekerja biasanya langsung pergi begitu saja, tapi saat ini berbeda justru sekarang sebelum pergi ke kantornya Ali selalu menyempatkan dirinya untuk mengecup kening istrinya dan tak lupa berinteraksi dengan calon buah hatinya
Saat pertama kali Prilly merasakan hal tersebut ia kaget dan tidak menyangka jika Ali akan memperlakukannya seperti itu. Harus ia akui bahwa makin hari ia makin jatuh cinta melihat kelembutan yang Ali berikan.
Awalnya sebenarnya Prilly takut Ali berubah hanya karena di depan orangtua nya saja tapi setelah pulang ke rumahnya sifat lembut Ali beberapa bulan kemudian tak berubah. Jika pun ini hanya sementara tak apa setidaknya ia pernah merasakan kasih sayang Ali untuknya, mungkin bukan untuknya tetapi untuk anak yang di kandungnya.
"Assalamualaikum" salam dari seseorang membuyarkan lamunan Prilly.
"Eh kak. Waalaikumsalam" jawab Prilly lalu mendekat dan mencium tangan seseorang tersebut, siapa lagi jika bukan Ali.
"Hmm siang-siang udah ngelamun aja, hayoo ngelamunin apaan?" tanya Ali dengan nada bercandanya tangannya pun menoel hidung mancung istrinya.
"Siapa juga yang melamun. Oh iya tumben pulang jam segini?" tanya Prilly.
"Enggak kakak cuma mau makan siang aja, ntar balik lagi ke kantor" jelas Ali.
Prilly yang mendengar penjelasan Ali bergegas ke dapur untuk menyiapkan makan siang, Ali pun mengekori langkah istrinya.
"Tumben banget makan siang pulang ke rumah?" tanya Prilly sambil menyajikan nasi dan lauknya ke dalam piring Ali.
"Gak boleh ya? Kan aku kangen" ucap Ali menggoda istrinya.
Prilly yang hendak duduk di samping Ali terdiam sesaat dan langsung memalingkan wajahnya ke arah lain agar suaminya tak melihat wajahnya yang pasti sudah bersembu merah.
Ali dengan jahilnya menarik pelan tangan istrinya agar duduk dan memegang dagu Prilly untuk bisa ia lihat.
"Aaakk, dedeknya pasti belum mamam tuh soalnya dari tadi bundanya ngelamun terus."
"Ehh..engg kak ak...
" kebanyakan ang ung eng nya nih bundanya si dedek." kata Ali seolah berbicara pada sang anaknya, tak lupa tangannya mengusap perut buncit istrinya tersebut. "Mana pipinya kayak kepiting rebus lagi" goda Ali kembali."Apaan sih kak. Aku punya tangan sendiri, aku bisa nyuap sendiri dan lihat udah jam berapa tuh, jam istirahat itu cuma satu jam jangan mentang-mentang kamu yang jadi bos bisa seenaknya aja." pertamanya Prilly tersipu malu dengan dengan sikap Ali, namun entah kenapa ia sekarang jadi kesal dengan segala macam godaan Ali lalu reflek tangannya menghempaskan sendok yang dari tadi sudah Ali pegang di depan mulutnya.Alhasil nasi dalam satu sendok itu buyar dan terkena celana Ali.
Ingin rasanya Ali untuk marah melihat tingkah istrinya namun kembali ia harus ingat kondisi istrinya sekarang, untung saja Ali sudah banyak belajar bagaimana mengontrol emosi.
Ali akhirnya lebih memilih tak menanggapi tingkah Prilly, ia berdiri mengambil sendok yang terjatuh tadi lalu mencucinya terlebih dahulu sebelum ia pakai untuk makan dengan suasana yang sudah tidak sehangat tadi bahkan makanan yang di makan serasa tidak ada rasa bagi Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Again and Again
FanfictionBISMILLLAH Cerita pertama nih karena penyesalan manusia bisa sadar Karena kesalahan manusia bisa berubah Semua akan indah pada waktunya sabar dan ikhlas itulah kuncinya. - - - Ali dan Prilly menjadi inspirasi saya:* . . . . . masih awam guys dengan...