PART 14

4.9K 181 3
                                    

Prilly terbangun dari tidurnya dan melihat jam yang terpajang di tembok kamarnya maksudnya kamar Ali dengan nya. Melihat jam dinding yang ternyata sudah menunjukan pukul satu dini hari ia menoleh ke sebelahnya tak ada seseorang yang biasa menemaninya ketika tidur, siapa lagi jika bukan Ali.

Tempo hari orangtuanya Prilly datang, namun tidak dengan ayah Ali. Apa yang di bicarakan dengan papa Roy kepada Ali tidak ada yang tau tapi sejak mereka berbicara berdua dari sanalah Ali sedikit berubah menjadi lebih baik dan menerima anak yang di kandung oleh istrinya tersebut.

'Kemana ya kak Ali dari semalam izin pergi keluar mencari makan tapi sampai jam satu gini belum kembali' batin Prilly.

Akhirnya Prilly bangkit untuk bangun dan keluar dari kamar menuju dapur mengambil air minum. Semenjak hamil Prilly memang sering bangun tengah malam ataupun dini hari seperti saat ini dan terkadang matanya pun juga bisa terjaga berjam-jam. Saat berjalan menuju dapur Prilly mendengar suara tv yang menyala dan saat mendekat ia terkejut ternyata suaminya yang di sana tertidur di sofa bed depan tv yang masih menyala, Prilly ambil remote yang ada di genggaman Ali lalu mematikan nya.

"Kak...Bangun. Jangan tidur di sini kak badan kamu nanti sakit." Prilly membangunkan Ali menyentuh lengan nya dan mengguncang pelan tubuh Ali agar terbangun.

"Eungghhh" Ali menggeliat namun tidak bebas karena berada di sofa, Prilly mendengar lenguhan Ali merasa takut karena sampai saat ini Prilly tetap mengingat masa yang dulu.

"Kak ayo bangun nanti badan nya sakit." Kembali Prilly mencoba membangunkan Ali lagi.

"Iya." masih dengan mata yang terpejam Ali menyahuti Prilly.

"Apasih hm?" tanya Ali dengan suara yang biasanya orang baru bangun tidur seperti masih mengantuk-antuk.

"Ba..bangun te..terus pindah." ucap Prilly gagap.

"Iya ini mau pindah, terus kamu mau ngapain?" bangun lalu Ali bertanya balik pada Prilly.

"Aku mau minum dulu."

Ali mengangguk dan berjalan menaiki tangga dengan sedikit sempoyongan karena terasa sangat ngantuk meninggalkan Prilly yang melihatnya tersenyum lebar. Prilly terkikik geli melihat suaminya yang menurutnya sangat menggemaskan.

Berbalik badan lalu Prilly menuju tujuan utamanya tadi, yaitu ke dapur untuk mengambil air minum. Setelah selesai ia kembali ke kamar, berharap matanya mau dengan cepat terpejam dan menanti pagi hari.

• • • • •

Mulut Prilly mengerucut, ia kesal karena kebiasaan buruk yang baru-baru ini muncul membuatnya tidak bisa bangun pagi. Alhasil Ali yang selalu duluan bangun dari padanya dan sudah di pastikan kalau suaminya itu pasti menyiapkan urusan pekerjaan nya sendiri dengan tergesa-gesa.

Biasanya dirinya lah yang menyiapkan segala hal urusan pekerjaan Ali meski dulu sering di tolak oleh sang empunya namun tetap ia melakukan segala persiapan baju kantornya Ali dari atas hingga bawah, map-map yang harus di bawanya, dan sarapan nya juga dengan yang lain nya.

Prilly menghela nafas panjang. "Kenapa kamu begini sih nak, jangan nakal ya sayang kalau malam gak usah bangun gak papa deh bunda ngalami fase yang namanya morning sickness daripada tengah-tengah malam bangun. Kasihan ayahnya nak kalau pagi-pagi pasti keteteran." ucap Prilly dengan mengelus lembut perutnya.

Kandungan Prilly sudah memasuki usia sembilan minggu. Meskipun masih sangat dini tapi perutnya Prilly sudah kelihatan sedikit buncit walau memang belum menonjol, mungkin juga karena kulit perut Prilly yang tebal jadi cepat terlihat besar.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang