PART 12

4.4K 171 5
                                    

Prilly sudah mendingan tubuhnya juga sudah terasa lebih segar. Orang tuanya masih di sini bersama dengan mertuanya juga.

Satu hal yang harus ia tanyakan pada Ali kenapa mereka tiba-tiba bisa di sini saat ia sakit kemarin.

"Waktunya jam makan ayo turun!" suara dingin kembali Prilly dengar dari mulut Ali ketika bicara dengan nya. Prilly hanya mengangguk saja dan Ali duluan berlalu turun ke bawah.

Beda halnya dengan tiga serangkai di ruang keluarga yang sedang asik mengobrol tak lupa suara tawa riang menyelip di sela obrolan mereka, yaitu ayah Ali dan mertuanya. Ali yang melihat adegan tersebut seulas senyum muncul di bibirnya.

"Weits lagi ngobrolin apa nih ayah sama papa mama, asik bener kayaknya nimbrung dong yah." Ali hadir di tengah-tengah mereka seolah ingin ikut terbawa suasana yang riang.

"Ya nih papa kamu mau bikin menantunya tekor kali cemilan di rumah ini habis ludes semua di makanin, rakus ih." Julia menanggapi pertanyaan Ali dengan sengaja mengolok suaminya yang sedari tadi mengemil terus.

"Haha santai ajalah jul kau ini kayak di tempat siapa saja. Roy begitu juga kebetulan lagi ada dan pasti senanglah. Ini rumah Ali memang, tapi istrinya siapa? Anakmu kan nah ini rumah Prilly juga!" kata Darwin menimpali ucapan Julia.

"Nak kami bertiga entah kenapa rasanya betah sekali tinggal di sini." kali ini Roy yang berbicara dan kepalanya mengelilingi isi rumah seolah sedang menilai tempat tinggal anaknya.

"Bagus dong kalau kalian betah jadi Ali sama Prilly gak terlalu ngerasa kesepian. Apa lagi kalau Ali udah berangkat ke kantor otomatis Prilly cuma sama bi laksmi doang kan, jadi pasti bosan dianya." timpal Ali.

"Punten tuan makanan nya sudah siap. Mari bapak sama ibu." bibi laksmi datang memberi tau.

"Oke..terima kasih bi." tanggapnya Darwin.

"Eh nak istri kamu mana kok gak ikut makan?" tanya Darwin kepada anaknya saat melangkah menuju ruang makan.

"Ha? Hm gak tau yah mungkin belum turun aja." jawabnya Ali apa adanya.

"Prilly memang seperti itu kalau sakit atau sehabis sakit pasti malas makan, gitu tuh kebiasaan tu anak selalu aja." Roy paham betul dengan sifat anaknya dan ia jelas tidak menyalahkan menantunya, karena memang Prillylah yang masih terbawa-bawa manjanya sampai sekarang.

Darwin tidak tinggal diam ia menyuruh Ali menyusul kembali istrinya, makan bersama lebih nikmat rasanya daripada sendiri-sendiri. Darwin juga merasa tidak enak pada besan nya jika makan hanya mereka berempat tanpa ada anaknya.

"Iya yah Ali coba susul ya, silahkan kalau mau makan duluan juga gak apa. Papa sama mama juga makan aja duluan biar Prilly sama Ali aja nanti." Ali kembali naik untuk menyusul sang istri.

'Dasar wanita gak tau di untung! Bukan nya terima kasih karena aku sudah jarang marah-marah padanya ini malah semakin bertingkah aja.' seiring dengan menaiki tangganya Ali mengumpat dalam hati. Kesal rasanya melihat tingkah Prilly yang malah menguji kesabaran nya, seperti sengaja mau memperlihatkan kalau dirinya kasar pada istri di depan mertua nya.

"Woy enak bener malah tidur selonjoran kayak gak ada beban gitu ya!" suara Ali menggema di dalam kamarnya saat membuka pintu lalu berjalan ke arah ranjang tempat tidurnya ternyata Prilly sedang berbaring di atasnya dengan tenang.

Untungnya Ali membuat kamarnya ini kedap suara jadi ia bebas mau teriak bagaimanapun ayah dan kedua mertuanya tidak akan dengar.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang