PART 7

3K 166 6
                                    

Pagi-pagi sekali Ali mendapat telpon dari Darwin yaitu ayahnya, menyuruhnya untuk datang ke rumahnya.

Ali tentu kaget kenapa tiba-tiba ayahnya menyuruh untuk ke rumahnya. Ia sedikit cemas takut jika kejadian kemarin di lihat oleh ayahnya dan pasti ia akan mendapatkan siraman rohani dari ayahnya tersebut. Enak jika siraman rohani kalau siraman panas bagaimana?

Ali dengan terburu-burunya mandi dan bersiap untuk pergi ke tempat tinggalnya dulu, yaitu rumah ayahnya.

Apapun yang terjadi nanti semoga bisa di atasi olehnya. Matanya mengelilingi seisi rumah dan dirinya bertanya kembali pada diri sendiri, kemana Prilly biasanya dia sibuk mengajaknya bicara. Eh kenapa jadi begini kok malah mencarinya apa ia rindu dengan suara Prilly saat berbicara dengan nya?.

Di abaikan semua itu lalu Ali mengambil kunci mobilnya untuk berangkat menuju rumah ayahnya.

Prilly tersenyum saat melihat wajah tampan suaminya yang berlalu. Ya ia tersenyum namun air yang keluar dari pelupuk matanya terus saja mengalir membasahi pipinya. Ternyata Prilly duduk di kamarnya dan dari tadi memang sudah bangun, tapi untuk kali ini ia menjadi istri yang tidak patuh atas kewajiban karena hari ini tidak melayani suaminya seperti membuatkan sarapan untuk Ali ia juga tidak bergerak untuk keluar dari kamarnya.

Dari kemarin Prilly di bendungi oleh rasa sedih, entah mengapa saat kemarin Ali sudah mencengkram tangannya ia begitu merasa tidak di anggap sebagai istri oleh suaminya sendiri. Hanya bentakan dan cacian yang terdengar di telinganya jika berhadapan dengan Ali.

Sebetulnya bukan karena itu juga masalahnya, tapi lebih ke dirinya yang rindu pada orang tuanya. Tidak terasa sudah 1 bulan lamanya tinggal di rumah ini dan selama 1 bulan pulalah ia tidak bertemu dengan papa dan mamanya.

Prilly anak yang dari dulu jarang berpisah lama dengan kedua orang tuanya. Jika berpergian pun pasti akan selalu bertiga itulah penyebabnya sekarang ia tidak bisa menahan rindu itu. Kemarin seharian sendiri disini tanpa ada yang menemani tambah membuatnya jenuh dan tak sengaja menyetel tv menonton serial drama yang mengisahkan tentang anak dan keluarganya, jadilah seperti ini dirinya.

Prilly tidak mau dulu keluar menemui Ali dengan mata yang sembab karena kemarin yang seharian menangis. Tapi balik lagi dia yakin dengan kata hatinya setelah semua ini berlalu akan ada hari yang indah dan bahagia.

• • • • •

"Assalamualaikum yah." Ali tiba di rumah ayah yang ternyata ayahnya sudah berdiri di depan pintu utama lalu Ali mencium punggung tangan ayahnya.

"Wa'alaikumsalam." jawab Darwin menjawab salam dari anaknya.

"Ayo masuk." suruh Darwin.

"Ada apa yah tiba-tiba manggil Ali?" tanya Ali, namun ia sedikit tidak tenang berada di hadapan ayahnya ini.

"Ayah rasa sudah cukup."

"Cukup apanya yah?" kembali Ali bertanya kali ini nada suarnya yang sudah cemas.

"Ayah rasa sudah cukup ayah bekerja kemarin ayah bertemu dengan mertuamu dan ia juga menyerahkan sebagian saham perusahaannya untuk kamu kerjakan." ucap Darwin.

"Ayah sudah ingin bersantai, sudah ingin menikmati masa tua dengan tenang tanpa memikirkan hal-hal yang berat. Dan kamu yang masih muda teruslah tekun bekerja untuk menghasilkan yang terbaik dan hasilnya bisa di berikan pada anakmu untuk masa depan nya nanti. Ini ambilah semua project yang belum sempat ayah selesaikan." Darwin menyerahkan beberapa map pada Ali.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang