Assalamualaikum....
Apa kabarnya? Semoga baik semua ya
Eh mampir dong baca cerita baru aku di jamin gak kalah seru sama yang ini hehe
Oke lanjut yokkk.
..
.
.
Tak terasa sudah sebelas hari pasca melahirkan Prilly masih tetap menutup matanya.
Ali pun setia menemani istrinya tersebut hingga tidak pernah meninggalkan rumah sakit barang seharipun. Urusan kantornya sepenuhnya di serahkan kepada Bram, sahabat sekaligus manager di perusahaannya. Ali yakin sahabatnya itu akan mengurus perusahaan dengan baik untuk sementara waktu ini.
Terdengar suara ketukan pintu dari luar, mengambil alih fokus Ali yang sejak tadi menatap penuh harap ke kelopak mata Prilly.
"Masuklah." Intruksi Ali.
Tampaklah Jo dan Fitri berjalan ke arahnya, tidak lupa dengan bingkisan yang ada di tangan Fitri.
"Apa kami menganggu?" Fitri bertanya dengan pelan.
"Gak sama sekali Fit." Jawab Ali tanpa mengalihkan pandangannya pada Prilly.
"Gimana Prilly mau bangun dari tidur panjangnya, kalau lo tatap terus kayak begitu Li Li, malu kali bini lo tuh." Canda Jo yang niatnya untuk menghibur suasana.
Ali hanya tersenyum miris mendengar ucapan sahabatnya. Mungkin benar kata Jo, Prilly malu kalau bangun dia bakal menerima kenyataan bahwa dia memiliki suami brengsek sepertinya. Bahkan anaknya hadir karena dirinya mabuk dan sempat tidak mau mengakuinya.
Kurang brengsek apa lagi dirinya, wajar Prilly lebih memilih menikmati mimpi indahnya daripada bangun dan berhadapan dengan suami brengsek sepertinya.
Melihat ekspresi Ali bukannya terhibur tapi justru semakin sendu, Fitri mencubit lengan suaminya. Jo ini memang tipikal orang yang kalau ngomong ceplas ceplos.
"Makan gih Li gue udah bawa makanan tuh." Suruh Fitri.
"Ck gue mesti ngomong pake toak kali ya sama lo berdua di bilang gak usah,
setiap kesini ada aja yang di bawa gue selalu ngerepotin kalian jadinya.""Terus aja ngerasa sungkan sama sahabat sendiri." Ucap Jo dan menggiring Ali untuk duduk di sofa dan makan bersamanya.
"Gue gak lapar Jo."
"Dan gue maksa lo."Fitri mengambil alih posisi Ali, dia duduk di samping Prilly sambil mengelus lembut jemarinya.
"Oh iya om Darwin dimana Li?" Tanya Fitir kemudian.
"Ayah jemput temannya di bandara, yang katanya dokter dari jerman yang bakal meriksa keadaan Prilly." Jelas Ali.
"Hmm mertua lo?"
"Kalau papa sama mama barusan pulang."
Fitri pun manggut-manggut.
• • • • •
Ali mengambil air hangat dan sebuah handuk untuk membersihkan tubuh Prilly.
Rutinitas baru bagi Ali yang selalu dia lakukan setiap hari semenjak Prilly menikmati mimpi panjangnya, mimpi yang entah seindah apa sehingga membuatnya enggan untuk bangun dan menyapanya. Seolah tak akan ada lagi sesuatu hal yang indah di dunia ini sehingga membuatnya betah dengan terus memejamkan matanya.
"Apa kamu gak capek tidur terus sayang?" Ali mengusap telapak tangan kiri Prilly dengan handuk hangat dalam genggamannya. Membersihkan dengan amat pelan permukaan kain itu di kulit istrinya yang putih pucat, pelan sekali penuh kelembutan Ali melakukannya, seperti takut melukai istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Again and Again
FanfictionBISMILLLAH Cerita pertama nih karena penyesalan manusia bisa sadar Karena kesalahan manusia bisa berubah Semua akan indah pada waktunya sabar dan ikhlas itulah kuncinya. - - - Ali dan Prilly menjadi inspirasi saya:* . . . . . masih awam guys dengan...