Hari ini tepat satu bulan pasca Prilly melahirkan sang buah hati dan hari ini jugalah sang buah hati di bolehkan pulang oleh dokter. Sebelumnya Prilly pulang duluan setelah tiga hari dia siuman dan membaik keadaannya, pada saat itu Prilly menangis histeris karena di beritahu tidak bisa pulang bersama dengan anaknya.
Di rumah hari demi hari Prilly lalui dengan kesedihan, padahal dua kali seminggu dia berkunjung ke rumah sakit untuk menengok anaknya dan juga memberikan ASI. Tapi yang namanya Ibu pasti tidak akan tega melihat anaknya yang harus di rawat seperti itu. Dan disitulah Ali sangat berperan baik sebagai suami, dia akan selalu menenangkan istrinya serta memberikan pengertian.
"Anak bunda masyaAllah cantiknya." Ucap Prilly dengan bahagia.
"Sama seperti bundanya." Gumam Ali kecil yang masih bisa di dengar oleh Prilly.
Tak menjawab apapun perkataan Ali, Prilly hanya mendongak menatap suaminya dengan senyuman manisnya.
Ya. Mereka sudah membuka lembaran baru, Ali sudah minta maaf berkali-kali atas perlakuannya dulu. Dan Prilly yang memang sejak awal bertemu sudah jatuh cinta pada suaminya itu tidak bisa menolak permintaan maaf sang suami, toh Tuhan saja maha memaafkan kenapa dirinya tidak bisa. Kecewa pasti ada tapi balik lagi rasa itu terkalahkan akan rasa cintanya. Ali juga sangat menyesali semuanya, melihat kejujuran dalam mata suaminya Prilly pun yakin untuk memperbaiki hubungannya dan membuka lembaran baru menjadi keluarga yang bahagia.
"Ekhem masuk dulu kali, tatap-tatapan ala film indianya nanti aja lagi di lanjut." Suara mama Julia menggubris.
Ali merasa malu pada mama mertuanya, akhirnya mereka masuk ke rumah.
"Assalamualaikum." Salam Ali dan juga Prilly yang menggendong anaknya.
"Waalaikumsalam." Jawab semua orang yang ada di dalam rumah.
"Alhamdulillah cucu oma akhirnya pulang hari ini. Selamat datang di rumah kamu sendiri sayang." Ucap Julia begitu antusias dan langsung mengambil alih untuk menggendong cucunya.
"Oh iya namanya siapa nak?" Tanya Julia lagi.
Selama satu bulan ini mereka para orangtua, terutama dirinya sengaja tidak menanyakan akan hal itu karena tau anak dan menantunya hanya fokus akan kesehatan cucunya tersebut.
"Chaerunnisa faeqa syarief." Ucap sepasang suami istri itu berbarengan.
"Panggilannya Ica." Tambah Prilly.
"Wah nama yang cantik percis seperti orangnya." Ucap Julia dan mencium gemas cucu pertamanya itu.
"Ma udah kali gendongnya, besan juga mau gendong nih." Ucap papa Roy melerai.
"Astaghfirullah sampe lupa, maaf mas Darwin." Julia pun memberikan cucunya ke Darwin.
Ayah Ali itu hanya tersenyum memaklumi kelakuan Julia. Darwin menatap putri anaknya itu dengan raut yang tak terbaca, dia seketika mengingat almarhumah istrinya. Jika masih hidup pasti istrinya itu juga bahagia dan antusias sama halnya dengan besannya.
"Jadi anak sholehah ya sayang." Ucap Darwin kepada cucunya yang tetap tertidur pulas, meskipun sekelilingnya heboh menyambut kedatangannya. Darwin pun akhirnya menyuruh Roy untuk menggendong cucunya bergantian.
Baru beberapa menit saja Julia sudah mengambil kembali cucunya dari tangan sang suami seolah tidak puas tadi menggendongnya yang lumayan lama.
"Ya Allah ma gantian dong, papa juga pengen nimang-nimang cucu papa." Geram Roy.
"Iya.. Iya.. Bentar lagi deh. Duh cucu oma kenapa gemesin banget sih sayang."
Roy mendengus melihat kelakuan istrinya, tapi jauh dari dalam lubuk hatinya dia merasakan kebahagiaan yang tidak bisa di pungkiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Again and Again
FanfictionBISMILLLAH Cerita pertama nih karena penyesalan manusia bisa sadar Karena kesalahan manusia bisa berubah Semua akan indah pada waktunya sabar dan ikhlas itulah kuncinya. - - - Ali dan Prilly menjadi inspirasi saya:* . . . . . masih awam guys dengan...