PART 21

1.8K 123 22
                                    

Malam ini Ali lembur, bukan lembur untuk seluruh karyawan hanya dia sendiri yang masih berada di kantor. Ali lebih memilih menghabiskan waktunya dengan di temani pekerjaan daripada harus pulang kerumah. Katakanlah dirinya pengecut, bukannya menyelesaikan masalahnya dengan istrinya kemarin, dia malah lari menyibukkan diri. Padahal sebenarnya Ali masih demam.

"Oke gue harus ngelupain Reina dan fokus untum memperbaiki hubungan gue dengan Prilly." Setelah menimang-nimang akhirnya Ali sadar ini tidak bisa di diamkan, dia harus mengingat janjinya pada Ayahnya dan juga papa mertuanya untuk tidak membuat Prilly menangis lagi kecuali tangis bahagia. Ali membereskan semua pekerjaannya untuk segera pulang dan bertekad untuk meminta maaf pada istrinya.

• • • • •

Saat ini Prilly sedang duduk termenung di taman belakang rumahnya. Suasana taman sangat hening, hanya di terangi cahaya seadanya dari lampu yang terpasang di sekitarnya. Prilly mengeratkan cardigannya agar tubuhnya tidak kedinginan. Pikirannya mulai mengingat sikap suaminya kemarin yang membentaknya.

"Non Prilly sudah malam. Gak baik berlama-lama di luar non." Ucap bi Laksmi yang sudah berdiri di belakang Prilly.

"Hmm." Jawab Prilly bergumam. Lalu menghapus airmatanya agar tidak di lihat bi Laksmi.

Bi Laksmi pun khawatir melihat keadaan Prilly, apalagi wajahnya semakin pucat dari yang kemarin. "Ya udah kalau belum mau masuk tapi ingat jangan lama-lama nanti mas Ali marah, bibi kedalam duluan ya non." Pamitnya.

'Ali marah? Untuk apa dia marah, mau menunjukkan kepura-puraannya yang sok khawatir akan keadaannya' batin Prilly.

• • • • •

"Assalamualaikum." Salam Ali yang baru pulang.

"Waalaikumsalam mas." Jawab bi Laksmi yang kebetulan berpas-pasan dengan Ali.

Ali tersenyum pada bi Laksmi dan pergi menaiki tangga menuju kamarnya, dia tidak sabar ingin meminta maaf pada istrinya. Namun saat membuka handle pintu dia tidak melihat Prilly di kamarnya, dia masuk mengecek ke kamar mandi sama saja yang dicari tidak ada. Dengan cepat Ali turun lagi.

"Bi..." Panggil Ali.

"Kenapa mas?" Tanya bi Laksmi.

"Prilly kemana kok gak ada di kamar." Mata Ali mengelilingi ruangan sembari mencari istrinya itu.

"Non Prilly lagi di taman belakang mas." Beritahu bi Laksmi. Tanpa menjawab ucapan bibinya Ali dengan cepat bergegas menuju taman, namun baru dua langkah suara bi Laksmi menghentikan langkah Ali, dia kembali ke hadapan bi Laksmi.

"Punten mas, bukannya mau ikut campur masalah rumah tangga kalian tapi sebaiknya kalau ada masalah segera di selesaikan jangan malah di besar-besarin. Bibi kasihan lihat non Prilly." Bi Laksmi mencoba untuk menasihati anak asuhnya dulu ini yang sekarang sudah tumbuh besar, bahkan sudah mau menjadi ayah.

"Iya bi, makasih nasihatnya. Ini Ali mau nyamperin Prilly mau minta maaf." Ungkap Ali.

"Oh iya mas, non Prilly juga seharian gak nafsu makan, kalau makan cuma dua atau tiga suap doang gak pernah habis." Adu bi Laksmi.

Ali yang mendengarnya mengumpati dirinya sendiri, gara-gara dia Prilly seperti itu. Ali kembali berjalan ke taman belakang rumahnya dan tampaklah istrinya sedang duduk termenung.

"Assalamualaikum." Salam Ali berdiri di belakang Prilly.

"Wa..waalaikumsalam." Jawab Prilly terbata-bata karena kaget mendengar suara Ali. Dia menoleh ke Ali sebentar lalu menunduk lagi.

Suara kembali hening, tiba-tiba keduanya hanya saling diam bak orang asing.

"Prill masuklah." Suara berat Ali kembali terdengar, setelah beberapa menit hanya diam saja memandangi Prilly.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang