PART 13

4.9K 177 9
                                    

Sudah dua bulan berlalu kejadian naas malam itu dan juga pristiwa pingsan nya Prilly di kamar mandi sampai saat ini Prilly belum tau penyakit yang di deritanya. Yang Prilly tau ia hanya sakit demam biasa pada saat itu.

Hari ini terjadi pertikaian antara Ali dan Prilly. Kenapa pertikaian? Ya, karena Prilly melawan entah dari mana keberanian yang di dapat ia membantah perkataan suaminya biasa sekali kalau Ali baru saja menggertaknya sudah menunduk takut. Tapi untuk kali ini tidak.

"Kak! Kamu mau kemana? Hari ini hari libur kamu harus di rumah!" Prilly menahan tangan Ali saat ingin membuka pintu kamarnya. Sejak dari sakitnya Prilly dua bulan yang lalu mereka memang sudah tidur satu kamar, namun judulnya saja satu kamar yang satu di atas ranjang dan satunya lagi di sofa. Saat ini Prilly di landa emosi, ia berbicara dengan nada yang cukup tinggi kepada Ali.

"Apaansih gak usah ikut campur!" bentak Ali dan menepis tangan Prilly.

"Selama ini ada aku nahan kamu buat gak pergi hah? Baru kali ini aku minta kamu di rumah." ucap Prilly lagi menahan tangan suaminya.

Entahlah tidak ada kemajuan dalam hubungan mereka yang ada hanya pertengakaran terus-menerus. Belum lagi satu bulan belakangan ini Prilly berubah menjadi sangar terkadang sikapnya pun plin-plan, labil mirip seperti anak ABG.

"Kamu itu egois kak! Kamu boleh keluar jalan sana-sini, sedangkan aku hanya di rumah aja terus. Aku mau ketemu mama papa kak, aku rindu dengan mereka." Prilly berucap sambil terisak-isak.

Ali menoleh menatap Prilly karena mendengar isakan pilu dari suara tangisnya Prilly. 'Tadi aja marah-marah sekarang kenapa malah nangis' batin Ali. Ali mengedikan bahu dan keluar begitu saja dari kamarnya mengabaikan suara isakan yang membuat telinganya panas.

Tingnong..tingnong

"Ngapain lo kesini?" ketus Ali saat membuka pintu utama rumahnya dan yang datang ternyata teman nya, Joshua.

"Tuhkan lo tu kebiasaan teman datang bukan nya di sambut dengan baik ini malah ketusin gue."

"Ck banyak omong lo. Pertanyaan gue belum lo jawab ngapain lo kesini? Gak ada yang sakit." ucap Ali malas.

"Yaelah sebagai teman yang baik lo suruh gue masuk dulu kek atau apa kek." jawab Joshua dan tangan nya berusaha membuka pintu lebar-lebar yang sedang di taha oleh Ali.

"Hm. Masuk!" perintahnya Ali pada Joshua.

"Nah gitukan asik bro. Oh iya mana ipar tercantik gue?" Tanya Jo yang sudah duduk di atas sofa dengan senyuman khasnya.

Kening Ali mengkerut mendengar ucapan dari temannya tersebut. "I..ipar tercantik?" tanyanya memastikan. Siapa tau telinganya yang memang bermasalah saat ini.

"Iya ipar gue yang cantik eh salah yang paling cantik. Mana dianya?"

"Maksud lo?" tanya Ali kembali dengan wajah bingung dan alisnya terangkat sebelah.

"Astagfirullah anak om Darwin kenapa om Darwin nya doang yang pintar, tapi anaknya enggak ya?" kata Joshua dengan lantang sambil mendekat ke Ali.

"Prillylah. Gue gak ngeliat dia dari tadi gue masuk, mana istri lo itu alias ipar gue iya kan?" kata Jo lagi dengan menepuk-nepuk pundak Ali.

"Oh dia ya ada di kamarlah ngapain lo nanyain dia?" kali ini Ali yang bertanya dengan nada sengit.

"Masih lo sia-siakan cewek sebaik dia?" bukan menjawab pertanyaan sang teman Joshua malah balik bertanya.

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang