BUGH..BUGH..BUGH...
"Apa yang kamu lakukan hah? Mau membunuh istrimu sendiri iya? Yang kamu lakukan pada Prilly selama ini saya tau!"
Ayah Darwin menerima telpon dari pembantu di rumah anaknya tersebut dan mendapat kabar Prilly masuk rumah sakit. Sudah yang ketiga kalinya ia mendengar menantunya sakit. Untuk kali ini habis sudah kesabaran nya kepada Ali, ketika tiba di rumah sakit tidak ada alasan lagi membiarkan Ali begitu saja tangannya langsung mengepal dan melayang ke wajah anaknya. Ali yang mendapat serangan dari ayahnya terdiam. Ia terima, karena ini salahnya.
Mata Ali fokus menatap nanar ruangan yang terdapat seseorang yang sedang di tangani oleh dokter dan beberapa perawat lainnya. Ayahnya saja seperti ini marahnya apalagi nanti jika mertuanya datang entah apa yang terjadi, Pikir Ali.
"Mas Dar.."
"Dar..Li.."Kedua orangtua prilly tiba dengan wajah yang panik serta Julia yang sudah banjir air mata di pipinya.
"Apa yang terjadi?" tanya Roy.
Baik Ali maupun Darwin bungkam. Tidak ada salah satu dari mereka yang menjawab.
"Kalian ini kenapa diam saja?" tanya Roy lagi dengan suara yang mengeras.
"Prilly gak kenapa-napa kan Li? Kandungannya gak bermasalah juga kan? Jawab nak!" sekarang Julia yang bertanya, tepatnya kepada Ali.
Ali menggeleng. Baru ia mencoba untuk memberanikan diri untuk bersuara.
Ceklek
"Dok bagaimana dengan keadaan anak saya dok?" Roy langsung memghampiri dokter yang baru saja keluar dari pintu ruangan Prilly.
"Dok bagaiman keadaan istri saya, dia gak papa kan dok? Bayinya masih bisa selamat juga kan dok?" pertanyaan bertubi-tubi di lontarkan Ali pada dokter.
Darwin tersenyum remeh. "Dokter tidak akan bisa menjawab kalau kamu saja tidak berhenti berbicara, bertanya seolah-olah ikut khawatir." Sindir Darwin.
"Yah.. Ali....
"Lebih baik pak Ali ikut saja ke ruangan saya. Saya akan menjelaskan secara detail di sana." Ali mengangguk cepat, sebelumnya ia kembali menoleh menatap kaca yang tampak Prilly yang sedang terbaring lemah di sana. Setelahnya barulah ia berlalu mengikuti sang dokter.
• • • • •
"Istri anda mengalami lemah jantung, sebenarnya mengadung adalah hal yang berbahaya. Akibat penyakit jantung dalam kehamilan terjadi peningkatan denyut jantung pada ibu hamil dan semakin lama jantung akan mengalami kelelahan. Semakin bertambah usia kandungan semakin susah pula ibu hamil bernafas akhirnya pengiriman oksigen dan zat makanan dari ibu ke janin menjadi terganggu lalu jumlah oksigen yang di terima janin semakin lama akan berkurang. Sebagai akibat lanjut mengalami keguguran, lahir prematur, lahir dengan apgar rendah atau bahkan lahir meninggal pak."
Ali meremas rambutnya frustasi, ia tidak terima dengan ucapan terakhir dari dokter.
"Lalu sekarang apa yang harus saya lakukan dok? Jujur akibat istri saya di bawa kesini itu karena saya bertengkar menyuruhnya untuk menggugurkan bayi tersebut."
Dokter yang bernama Nadya itu menghela nafas panjang. "Bapak jangan membebankan pikiran istri pak. Sikap pak Ali yang seperti itu justru lebih membahayakan keadaan istrinya dan saya paham maksud pak Ali bukan ke arah negatif, tapi saya minta tolong jangan sampai ibu Prilly banyak pikiran apalagi suara-suara keras seperti bentakan. Ibu Prilly sempat sadar sejenak lalu dia bilang pada saya apapun yang terjadi selamatkan bayinya. Saya tidak mau bayinya saja dong kan pak, saya akan berusaha untuk mempertahankan ibu dan bayinya dan saya mohon untuk rutin mengontrol kehamilan. Nanti juga akan saya beri obat serta suplemen zat besi untuk memperkuat ibu dan bayi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Again and Again
FanfictionBISMILLLAH Cerita pertama nih karena penyesalan manusia bisa sadar Karena kesalahan manusia bisa berubah Semua akan indah pada waktunya sabar dan ikhlas itulah kuncinya. - - - Ali dan Prilly menjadi inspirasi saya:* . . . . . masih awam guys dengan...