PART 19

1.7K 89 4
                                    

Di kediaman rumah Ali saat ini sedang ramai di karenakan nanti malam akan ada acara syukuran 4 bulanan Prilly. Pagi ini kedua orangtua serta mertua Prilly sudah sibuk mengurus segala hal yang di perlukan untuk acara nanti malam sementara Ali tetap harus bekerja karena ada meeting yang tidak bisa diwakilkan.

"Ada yang bisa Prilly bantu gak nih?" Prilly menawarkan diri untuk memberi bantuan ketika melihat kesibukan di dapur.

"Eh jangan non biar bik Sum saja, non Prilly duduk tenang saja nanti kecapekan lagi." Imbuh bik Sum yang memang lagi meracik ayam untuk di ungkepnya.

"Masa Prilly yang punya acara malah santai-santai aja sih bi kan gak enak jadinya." Ungkap Prilly yang kekeh mau membantu.

"Lah non Prilly kan memang harus santai-santai toh kasian dedek bayinya kalo non kebanyakan gerak. Nanti bibik di marahin sama Bu Julia apalagi kalau sampai di marahin mas Ali waduh gak ngerti lagi deh bik Sum non ngadepinnya." Bik Sum memang sudah pernah merasakan kemarahan tuan nya itu saat Prilly hampir saja terpleset dari kamar mandi.

Prilly terkikik mendengar ucapan bik Sum yang menurutnya lucu. Inilah yang dia sukai dari bik Sum walaupun bik Sum jauh lebih tua darinya bahkan lebih tua dari umur mamanya tapi tetap nyambung saat di ajak ngobrol, baik obrolan santai maupun serius dan sering bercanda juga.

"Bik Sum tuh ya ada-ada aja. Prilly malah ngerasa cepat pegal kalau diam doang bik, janji deh gak capek-capek bantuinnya, ya ya ya."

Bik Sum menggeleng kuat menolak tawaran nona nya dan menyuruhnya duduk saja di meja makan cukup menonton dirinya memasak saja.

Sementara mamanya Prilly terlihat sibuk di depan memantau yang mendekor ruangan.

"Kang nanti vas bunganya di letakin di atas meja sebelah kiri aja ya kang"
"Kang tolong dong lampunya di ganti dengan yang lebih terang nanti"
"Kang bla bla bla and bla"

Seperti itulah kesibukan Julia. Terlalu antusias memang karena cucu pertama. Jadi mungkin Julia ingin syukuran 4bulanan kandungan Prilly ini selain untuk bermunajat pada Allah SWT berdoa agar janin yang di dalam kandungan Prilly selalu sehat, Julia juga ingin dekorasinya terlihat sempurna di pandang tamu-tamunya nanti.

Julia melihat dari kejauhan anaknya memasang wajah cemberut karena penasaran akhirnya ia menyusul anaknya.

"Udah mau jadi Ibu masih aja suka masang wajah kayak anak TK." Julia duduk di sebelah Prilly sambil mengusap sayang lengan anaknya.

"Habis ngelakuin ini gak boleh ngelakuin itu gak boleh." Jawab Prilly.

"Kamu tuh lagi hamil mangkanya gak boleh banyak gerak sayang." Nasihat Julia.

"Ya tapi kan bosan ma, masa Prilly harus di kamar aja terus dari pagi ke pagi." Keluhnya.

"Loh siapa yang ngelarang kamu untuk gak boleh keluar kamar? Boleh kok tapi asal kamu gak ngerjain sesuatu hal yang berat."

"Tuh si Alibaba. Emang Prilly angkat barbel apa." Ucap Prilly dengan nada sebalnya. Julia yang mendegarnya pun hanya tertawa.

"Dokter kan menyarankan kamu untuk beristirahat nak, tidak boleh capek-capek mangkanya suami kamu bersikap agak over protective begitu." Julia berusaha memberi pengertian kepada anaknya dengan keadaannya yang sekarang tengah mengandung.

Sifat Prilly pun sekarang suka berubah-ubah, terlebih saat di larang melakukan sesuatu hal dia kadang-kadang bisa seperti bocah umur 5 tahun semakin di larang semakin di kerjakannya jika dirinya merasa tidak setuju atas larangannya.

• • • • •

Ali tampak sudah pulang. Dia langsung ke atas menuju kamarnya. Di sana sudah ada Prilly yang sedang merias wajahnya. Walaupun hanya make up tipis tapi Prilly sudah terlihat cantik sekali dengan natural make up nya.

"Tumben cantik " Suara Ali dari belakangnya membuatnya tersadar jika suaminya sudah pulang. Seketika wajah Prilly bersembu merah karena pujian Ali, namun sepeesekian detik wajahnya kembali datar.

"Maksud kamu aku gak cantik kemarin-kemarin?" Tanya Prilly dengan kesal.

Ali gelagapan ingin menjawab apa. Ia lupa jika sang istri sedang di fase sensitif sekali.

"Bu-bukan gitu, maksud aku kemarin kamu cantik. Tapi malam ini lebih cantik lagi." Terang Ali.

"Makasih." Ucap Prilly tersipu malu.

Ali hanya tersenyum samar tanpa menjawab ucapan Prilly dia berlalu ke kamar mandi.

Skip

Prilly berjalan bersebelahan dengan Ali menuju para tamu yang sudah hadir di sana sudah terlihat keluarga dan juga para sahabat Ali maupun Prilly.

Acara pengajian syukuran 4 bulanan Prilly pun berlangsung dengan suasana haru. Beberapa kerabat pun sudah ada yang pulang.

"Hai bumil semoga sehat selalu ya debay nya juga." Kata Cella, sahabat Prilly saat kuliah dulu.

"Iya makasih ya aunty." Ucap Prilly dengan menirukan suara seperti anak kecil.

"Gue gak sabar banget gendong anak lo Pril." Timpal Dinda.

"Iya doaian aja ssmoga gue sama bayi nya sehat terus sampai lahiran." Kata Prilly sambil mengelus perutnya. "Oh iya udah pada makan belum?" Tanya Prilly lagi.

"Udah kok Prill kalau masalah makanan mah gak usah lo tanya, ini kita samperin lo mau pamit pulang. Ntar salam ya sama tante dan om, sama suami lo juga." Pamit kedua sahabatnya.

"Ya ampun udah mau pulang ternyata, ya udah hati-hati di jalan makasih loh udah nyempetin datang." Kata Prilly tak lupa juga memeluk kedua sahabatnya itu.

Setelah Cella dan Dinda pulang Prilly berusaha mencari tempat untuk beristirahat sejenak. Setelah matanya menangkap sebuah sofa di sudut ruangan tersebut, ia duduk di sofa meluruskan kaki sambil meringis pelan.

Ali yang sedang larut dalam obrolan bersama kolega-kolega bisnisnya, tiba-tiba ingin menoleh mencari keberadaan istrinya. Dia melihat istrinya sedang sedang bersender di sofa sambil memejamkan mata. Langsung saja dia meninggalkan rekan-rekannya tersebut dan berjalan menghampiri Prilly.

"Hei Prill kenapa kamu kecapekan ya?" Ali mengusap lembut tangan Prilly yang di atas perut buncitnya.

"Eunghh iya nih kak." Ternyata Prilly tidak tidur, dia hanya memejamkan mata karena kepalanya terasa pusing.

"Kita ke rumahsakit sekarang." Cecar Ali dengan khawatir.

"No!! Aku cuma pusing sedikit aja." Prilly rasanya anti mendengar kata "Rumahsakit" Sangking seringnya dirinya di rawat beberapa bulan belakangan ini. "Kakak tolong antarin aku ke kamar aja ya." Pinta Prilly yang akhirnya diangguki kepala oleh Ali.

Kini Prilly sudah berbaring dengan posisi yang nyaman.

"Tidurlah." Suruh Ali dan tangannya pun seperti kebiasaan barunya akhir-akhir ini selalu mengelus kepala Prilly agar istrinya tersebut cepat terlelap.

Ali pun kembali berjalan keluar kamar karena masih ada beberapa tamu yang belum pulang.

*****

Assalamualaikum 😇
Masyaa Allah berapa lama kita tak jumpa nih? *pura² nanya aja* wqwqwq
Apa kabarnya semuanya yang masih setia menyimpan cerita ini di perpustakaannya. Ya ampun kangen banget akutuh sama kalian semua, kalian kangen gak sih sama aku? *nggak*🙅
Oke aku akan jelasin kenapa aku hilang bak ditelan bumi cielah😂 karena aku nulis cerita ini pada saat aku kelas 2 smk semester 2 dan ditengah perjalanan tulisan ini aku naik kelas dong ke kelas 3 nah saat aku kelas 3 itu behh tugas numpuk beut yang gak perlu aku jelasin deh tugas apa aja*padahal daritadi udah cerocos ngejelasin*🤦‍♀ intinya aku sibuk deh pokoknya 😁😁 hingga terbengkalai lah cerita ini. Dan sekarang aku udah lulus waktu baru lulus kemarin sempat kerja beberapa bulan tapi sekarang  ngaggur lagi akhirnya aku buka lagi deh tulisan abal abal aku ini.
Sekian dan terimakasih😘

06 November 2019

Again and AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang