Kalau kalian bertanya-tanya apakah gue menangkep maksud dari post instagram Jaehyun yang terakhir. Jawabannya iya!
"Gue nggak ngerti lagi deh ya sama jalan pikiran temen lo tuh!" ujar gue seraya mencak-mencak di kamar Winwin. Hari ini jadwal kelas kita barengan, sama-sama jam setengah 4 dan gue memutuskan untuk mengungsikan diri sejenak sekalian ikut nebeng nanti.
"Sok-sokan mau jadi number one best friend! Elah, terus ngapain juga dia ngepost pake caption begitu? Pasti dia ngestalkin ig gue!"
Winwin yang masih tidur-tiduran di kasur sambil nyemilin keripik singkong cuma bisa ketawa-tawa aja. Nggak apa-apa deh nggak usah komentar, ini anak kan bloon masalahnya.
Gue menghela napas kasar, lalu ikut join makanin keripik singkong bareng Winwin dan dia yang langsung bilang 'ati-ati makannya jangan tumpah-tumpah'.
"Win,"
"Hmm," sahutnya.
"Lo kalo jadi cowok begitu juga nggak?"
"Hah? Kan gue emang cowok?"
"Maksud gue, lo bakal tarik ulur gitu nggak sama cewek?"
Winwin malah nyengir, "Rahasia!"
----------------------------------------------
Untung hari ini kelasnya termasuk gampang. dan dosennya santai. Sebenarnya mager banget sih karena matkul ini matkul satu-satunya di hari ini. Kelas masuk setengah 4 dan jam 5 kurang palingan udah selesai.
Udah nggak usah diitungin, jatah bolos gue udah dol semua karena gue semager itu masuk cuma satu matkul doang. Sore lagi.
Dan sebelum masuk ke kelas seperti biasa gue mengulurkan telapak tangan gue kearah Winwin untuk malakkin chupa chups yang dia beli di koperasi.
Gue yang tampil acak-acakan cuma hoodie hitam dan celana jeans biru muda ini masuk ke kelas dan diekorin oleh Winwin yang sama juga acak-acakannya. Rambut gelapnya nggak disisir bikin dia keliatan banget kalo abis tidur nyenyak gara-gara kenyang bego makanin keripik singkong.
Dan ternyata seorang yang mulia Jung Jaehyun udah duduk manis di tempatnya.
Dan oh. Jangan tanya kenapa Jaehyun bisa sekelas sama gue dan Winwin padahal absennya jauh banget dari J ke T atau W, karena gue mau kasih tau sekarang.
Jadi si Jaehyun yang gantengnya nggak ketulungan tapi kadang begonya juga nggak ketulungan ini salah input kelas di studentdesk. Harusnya ambil kelas Pengantar Ilmu Komunikasi 2015 tapi dia malah input ke PIK 2014. Akibatnya kelas dia yang seharusnya penuh diambil senior yang ngulang dan akhirnya dia kelempar ke kelas ini.
Mendengar gue dan Winwin yang dateng (kedengeran soalnya gue ribut gara-gara Winwin narik-narikin rambut dari kunciran gue), si maha ganteng itu langsung menoleh kearah gue.
Dengan senyum nyebelinnya.
"Ngapain lo senyum-senyum gitu kaya pedo hih," sungut gue seraya berakting seperti nggak ada apa-apa di antara kita. Gue menaruh jansport kecil gue di kursi tepat sebelah Jaehyun dan Winwin yang menaruh notebooknya di meja sebelah gue. Jadi posisinya Winwin-gue-Jaehyun. Gue kapok ngehindarin dia masalahnya dia kalo dicuekkin pekanya ngalahin peka dia terhadap perasaan gue.
Jaehyun nggak menggubris perkataan gue, dia malah bilang, "Pinjem catetan lo dong."
"Di tas ambil aja," gue membungkukan badan gue sedikit supaya dia bisa ngambil tas gue dan nggak ngajak gue ngobrol lagi. Even gue berusaha terlihat biasa aja, gue tetep aja masih suka deg-degan sendiri kalo dia ngomong sama gue.
Setelah dia ngambil buku catatan gue, tiba-tiba tangan kanannya memegang ujung hoodie gue dan menariknya pelan ke bawah. Sementara itu muka gue udah memanas, padahal bukan pertama kalinya Jaehyun nurunin baju gue ketika mulai keangkat dan ngasih sedekah pandangan ke orang-orang yang duduk di belakang.
Cowok itu lalu mendekatkan bibirnya ke telinga gue, which is pertama kali karena biasanya dia nggak ngomong apa-apa setelah nurunin baju gue.
"Udah mau 20 tahun kenapa masih pake motif bebek-bebek sih?"
Mampus gue.
Mata gue membulat dan nggak segan-segan gue melayangkan pukulan bertubi-tubi ke lengan Jaehyun.
"AMPUN DEH NGESELIN ABIS LO YA!!!!" amuk gue yang nggak lama kemudian langsung ditahan sama anak-anak kelasan.
----------------------------------------------
"Laper nih gue," ujar Kak Ten yang langsung senderan di gerobak minuman Asep.
"Itu makanan banyak ya depan mata." omel gue sedikit emosi gara-gara dia ribut laper daritadi padahal tukang makanan banyak berjejer tinggal touchscreen.
Langit sore udah makin gelap, dan kawasan kampus jadi semakin ramai karena setiap hari Rabu masjid utama selalu dipake untuk pengajian besar-besaran. Dan biasanya sih-
Panjang umur.
"Heh lu ngapain disini astaga dosa Taeil," ujar Kak Ten langsung duduk tegak lagi begitu ngeliat Kak Taeil dateng dengan tas ransel yang palingan isinya sama kaya tas-tas anak cowok lainnya. Buku catetan, pulpen satu, rokok, lighter.
Tapi kadang-kadang ada kitab suci ukuran kecil sih nyempil di tasnya Kak Taeil. Hehe.
Semacam nggak tau diri, Kak Ten langsung sok-sok sibuk menceramahi Kak Taeil yang ujug-ujug dateng ke Asep untuk nyebat. Dan gue cuma bisa nahan ketawa aja ngeliatin ekspresinya Kak Taeil.
Nggak lama kemudian, Jaehyun, Winwin, beserta Kak Johnny, Kak Taeyong, dan Kak Yuta tiba di asep.
"Eh, ada Tasya. Nggak ditungguin lagi sama temennya di blek?" ejek Kak Johnny dan langsung aja gue pelototin.
"Mana Doyoung?" tanya Kak Yuta kepada Kak Ten yang ternyata masih aja nyeramahin Kak Taeil. Bahkan sekarang dia lagi buka google buat nyari-nyari ayat untuk ditunjukkin ke Kak Taeil.
Kalo gue jadi Kak Taeil sih gue suruh Kak Ten aja yang baca sendiri ngapa dikasih-kasih ke gue??? Toh udah hapal luar kepala???
"Perpus dia nyari referensi skripsi," jawab Ten sekenanya sambil masih menscroll google. Yokshi Kak Doyoung calon cumlaude.
"Kun?"
"Ngambil titipan dari nyokapnya buat di kasih ke kalian." jawab gue kali ini karena tadi gue sempet papasan sama Kak Kun yang lagi jalan kearah basement parkiran.
Jaehyun kemudian dengan santainya meletakkan telapak tangannya di pucuk kepala gue dan mengacak-acak rambut gue pelan. Yang lain sih ngeliatnya udah biasa, tapi gue? Malah kebingungan dewek.
"Oh iya bang Kun kan nyokapnya baru dari China, bareng nyokap lo kan, Win?" tanya Jaehyun kepada Winwin yang berdiri di sebelahnya. Dan Winwin mengangguk singkat sebelum ia beringsut untuk duduk di samping Kak Taeil.
"Nah!" seru Kak Ten begitu ia menemukan apa yang dia cari-cari sejak tadi. Kak Ten memperlihatkannya sebentar kearah gue dan gue cuma bisa cekikikan.
"Nih Taeil, baca dah, telah dekat bagi manusia masa perhitungan mereka...."
Semua anak-anak termasuk Asep yang mendengarnya langsung tertawa, berbeda dengan Kak Taeil yang gue tau daritadi nahan-nahan supaya nggak jejelin iphone Ten ke muka dia sendiri.
Dan gue pun berpikir, ternyata gue kangen banget suasana seperti ini.