sixteen ; tebak

3.4K 726 47
                                    

Gue punya sahabat.

Namanya Jung Jaehyun.

Ganteng, pinter, baik lagi.

Tapi sayangnya.

Susah ditebak.

Sangat amat susah ditebak.

Keliatannya kaya A, eh ternyata malah B.

Bukan plin-plan atau labil, cuma susah ditebak, itu aja.

15 tahun gue temenan sama dia, bisa diitung pake jari waktu-waktu dimana gue bisa menebak apa yang sebenarnya ada dalam pikiran atau hati dia.

Kaya hari ini.

Hari ini, adalah salah satu hari dimana gue NGGAK bisa menebak dia.













"Sya, temen lo lagi deket sama anak Psikologi ya?"

"He?"

Gue yang lagi duduk gelesoran sambil naro kaki di meja langsung menoleh kearah Bila yang sekarang udah lanjut sibuk sama maskaranya.

"Boong lu ya?" tanya gue lagi sambil nyenggol-nyenggol lengan Bila supaya maskaranya mencong ke hidung.

Bila cuma mendesis dan segera nurunin tangannya yang masih megang maskara beserta kacanya dan langsung nahan tangan gue sebelum bisa ngobrak-ngabrik make up pouch-nya.

"Ngapain juga gue boong? Tanya Cici noh kalo nggak percaya." jawabnya dan langsung dandan lagi.

Gue cuma bisa mengerjapkan mata gue berkali-kali, walaupun hati gue rasanya udah gak karuan, tapi otak gue masih sanggup bekerja dan mencerna kata-kata dari makhluk pecinta extension bulu mata di samping gue ini.

"....Temen gue yang mana dulu, nih?" untuk yang kesekian kalinya gue bertanya, dan setelah beberapa detik menerka-nerka, mata gue membulat.

"Jangan-jangan lo ya?! Yaelah pake segala nanya-nanya gitu bilang aja lo pengen gue nanya-nanya ke situ, cih." gue pun cekikikan geli karena akal bulus si Bila. Hayo ada yang punya temen kaya gini juga, nggak? Sok-sok nanyain siapa padahal biar akhirnya kita nanyain dia sendiri.

"Hhh, gue cukur juga ya alis lo," kata Salsa dan dengan sigap gue menutup alis tipis gue yang tertutup poni dengan kedua tangan gue. "Kalo gue deket sama orang juga ngapain gue kode-kode gini, gue udah koar-koar dari kemaren kali ke lu-lu pada."

Which is bener juga. "Terus siapa?"

Bila akhirnya berpaling dari kacanya dan ngeliatin gue sambil senyum ngejek, "Siapa lagi lah kalo bukan pangeran lo? Si Jaehyun."

Gue tertawa gugup, "Hahaha, bercanda lo."

"DEMI APA SIH ANJIR?!?!?!?!?!?!?!?!?!?!?!" pekik gue kemudian.

---------------------------------

Sesuai dengan rencana yang udah gue susun selama kelas Pak Algojo--maksudnya Pak Ghozali tadi, sekarang gue udah siap depan fakultas Psikologi dan lagi ngumpet-ngumpet. Masker bekas naik grab tadi pagi udah gue pake lagi, hoodie udah nempel di kepala buat nutupin rambut sebahu gue, dan daritadi gue ngelangkah gede-gede supaya cepet dan gapake banyak suara padahal hari ini gue make rok span selutut. Bodo amat deh ini rok gue tarik makin keatas lagi supaya ruang bergerak kaki gue makin luas.

( I ) BESTFRIEND.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang