1 (CANDIES)

77 7 2
                                    


Kami langsung menuju pintu gerbang. Tak lupa Handphone dikeluarkan untuk memesan taksi online. Aku biasanya bawa mobil, karena berbagai urusan akhirnya sekarang mobilnya berlabuh di bengkel. Taksi yang kami pesan datang tak kurang dari 5 menit. Di dalam taksi, Bunga tak henti-hentinya membicarakan cowo tampan tadi.

“Gilaa gw masih ga nyangka dia nyamperin kita.”

Masih dengan tampang cueknya aku membalas Bunga dengan santai, “Ya elah lo, dia tu kan cuma nanya doang ke kita. Ahh baru juga gitu lo, baperan dasar.”

“Bodo yang penting gw bahagia, ahaha.”  tak sadar bahwa sekarang sahabatnya ini sudah jadi gila. Senyum-senyum sendiri, dasar orang kebaperan gini nih gelagatnya.

“Anjir lo, ahaha. Btw, berarti dia seangkatan kita dong ya.”

“Oiyah gw baru ngeuh sumpah! Sekolah dimana ya doi, penasaran dah namanya siapa,” Bunga semakin tergila-gila pada doinya yang baru.

“Baru juga sekali ketemu bung, sabar. Tar juga ketemu lagi kali. Orang satu tempat bimbel juga,” stay cuek, aku benar-benar malas membahas topik ini.

Kami memang sahabat yang serba kebetulan. Rumah kami bersebrangan. Sebetulnya masih ada dua kawanku yang rumahnya tak jauh-jauh dari rumah kami berdua. Viona dan Carra.  Dua orang ini kebetulan sekelas denganku. Harusnya sih, mereka bareng dengan kita sekarang. Sibuk mengerjakan tugas kelompok membuat mereka tak bisa datang ke bimbel.

-----

Mobilku sudah selesai berurusan dengan bengkel. Hari ini, aku bisa bawa mobil ke sekolah lagi. Jangan lupakan si curut satu itu, pasti pergi bersama ku.

“TIN TIN TIN” 

suara klakson ku bunyikan, Bunga langsung keluar dari dalam rumah dan membuka pintu mobilku dengan cepat.

“Mobil lo udah bener?” baru saja duduk ia sudah melontarkan pertanyaan.

“Yaudah lah bego, kalo belom ga akan lo ada di dalem mobil gw.” 

“Iya juga ya, ahaha.”

“Yeh lemot lo curut.” tawaku meledak.

“Btw, Carra sama Vio hari ikut nebeng ga nih?”  tanya ku sambil menginjak gas dengan perlahan.

“Katanya sih ikut, ketemu tempat biasa aja,” aku mengangguk mengerti, mengejar waktu supaya tidak terlambat, karena harus menjemput dua curut yang lain.

Dua curut ini rupanya sudah menunggu kehadiranku, ah tumpangan gratis maksudnya. Klakson kubunyikan tiga kali, mereka menengok dan langsung terlihat senang melihatku dari arah kursi supir.
“Morning Guys,” Carra membuka percakapan duluan. Serempak kami menjawab sapaanya, “Morning Carra,” Carra, anaknya sangat ramah dan agak manja dikarenakan dia seorang anak tunggal dan sangat dimanja oleh kedua orangtuanya.

“Eh vi, car, kemaren nih ya ,ada cowo cakeppp banget gilak gakuat gw sampe mimisan liatnya.”

“Lebay lo, biasa aja kali,” dasar, ga kemarin ga sekarang masih dibahas aja.

“Wahh mantap cuci mata nih ahahah,” Viona menjawab dengan semangat.

“Terus ya vi, car, dia kemaren nyamperin kita berdua. Ya gw kaget dong gila, yaga dies.”

”Gw mah biasa aja sih, orang dia nyamperin kan cuma buat nanya kelas doang elah.”

“Namanya siapa bung?” Carra mulai penasaran.

“NAH! Itu dia, gw gatau siapa namanya. Tapi yang gw tau dia kelas 11 gitu deh, seangkatan kita. Keliatan banget sih anak baru ahahaha.”

Berhasil melewati padatnya jalanan Kota Bandung, kini mobil sudah berada di garis finish. SMA HARAPAN JAYA.

------

seriusan msh pemula banget sih ini, jadi maaf kalo mislkn di awal awal crtanya agak bosenin, tp mkin ksna ksna bakaln brusaha banget buat bikin part yg lebih menarik dan ga bakalan di duga.
boleh minta comment sma vote juga ya :) makasihhh, selamat membaca, btw jangan lupa saran .

BREATHE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang