Alarm terus berdering. Ah sialan, ini hari sabtu! Yaampun, kalau bukan demi acara penting ini aku tak akan bangun. Benar-benar, sebulan ini tidak ada libur untuk hari sabtu. Aku harus bergegas mandi dan mempersiapkan diri.
Ah ya, hampir saja kulupakan si Aaron itu. Aku juga harus menunggunya datang.
Candies Pranindita: Gw udh sampai.
Kalau bukan karena terpaksa aku tidak akan memulai obrolan. Kalau tidak aku tidak akan tahu posisinya sekarang dimanaAaron Bagaskara: Gw liat lo, lo maju dikit lagi.
zzzz, rese amat sih. Udah nebeng nyuruh-nyuruh lagi, kenapa ga nyamperin aja sih, segitu deket.
Aku membunyikkan klakson dihadapan Aaron dan langsung bertukar posisi.
“Pagi,” Aaron masuk sambil menyunggingkan senyumnya. Malas menyapa balik, aku hanya balas dengan sebuah senyuman.
“Sorry ya sebelumnya gw ngerepotin lo banget.”
“Gapapa,” ntah kenapa aku sering sekali ngomong ‘gapapa’ dan sekarang malah jadi kebiasaan.
“Perasaan lo sering banget ngomong gapapa ya. Serius tulus ga ngomongnya,” tanya Aaron yang ternyata sadar aku sering sekali menjawab ‘gapapa’.
“Ahaha tulus lah,” sebetulnya agak malas Aaron harus ikut lagi denganku, aku harus bangun lebih pagi jaga-jaga Aaron datang lebih awal. Tapi ya, disatu sisi aku juga harus membalas budi, kan kemarin dia udah mengantarkanku pulang. Walaupun itu dia sendiri yang menawarkan sih.
"109,7 fm, Bandung Radio. Radionya anak muda di Bandung.“Hey guys apakabar, mudah-mudahan dipagi hari yang cerah ini, kalian baik-baik aja ya. Bareng lagi sama gw Kartika Dona, diacara PaRia. Pagi Ceria. Sebuah acara yang pokonya bikin hari hari lo jadi semangat terus dan ceria. Ya seperti biasa, gw bakalan nemenin lo semua, sampai jam 10 pagi. Kalian boleh request lagu apa yang pengen gw puterin. Dan hari ini spesial banget di hari sabtu. Hmmm gw bakalan bahas tentang malam minggu, buat yang jomblo, jangan sedih ya. Pasti kalian dapet orang yang beneran tulus dan sayang sama kalian dan buat yang udah taken. Selamat bermalam minggu.”
“Lo sering dengerin radio ini juga?” Aaron kembali membuka pembicaraan
“Iya,” kembali jawaban singkat yang kulontarkan
‘Anugerah terindah yang pernah ku miliki’ yang dipopulerkan oleh Sheila On 7
Melihat tawamu, mendengar senandungmu, terlihat jelas dimataku, warna-warna indahmu...
Alunan musik mulai terdengar, reflek aku menyanyikan bait pertama dari lagu itu. Aku salah satu fans dari Sheila On 7 juga dan aku tahu lagu ini.
“Lo tau lagu itu?” tanya aaron
“Iya.”
“Suara lo bagus, btw lo selain tau lagu ini, lagu apa lagi yang lo tau dari SO7? Gw termasuk fansnya mereka”
“Makasih. Hmm hampir semua tau sih, karena gw pun ngefans sama band ini. Tapi, yang paling suka sih yang judulnya ‘Kita’.”
“Wahh jarang-jarang, gw nemuin cewe yang punya selera musik yang sama ahaha. Boleh tuh kalo ada waktu kita cover lagu bareng,” nampaknya Aaron senang dengan kesamaan kita yang punya selera musik yang sama.
“Iya boleh,” senyum kembali kulontarkan, dan aku meneruskan nyanyian yang terputus tadi.
Aaron juga ikut bernyanyi ria bersamaku.Tak terasa saking asik mengobrol dengan topik ‘Sheila On 7’ akhirnya kami sampai juga di sekolah.
“Nih kuncinya, thankyou ya dies. Gw jadi ngerepotin lo gini, ikut nebeng segala.” aaron terlihat terburu-buru berjalan ke arah motornya.
“Ok, santai aja,” jawabku sok asik aahah.
--------
sorry ya kalo ceritanya belum terlalu gimana-giman dan masih agak garing, tapi bakalan sering post juga kok ,semoga makin kesana makin bikin penasaran ya 😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
BREATHE
Teen FictionAku telah membuka semua pintu dan melepas merpati-merpati itu pergi. Tanpa pesan, tanpa persinggahan. Melintasi taman paling rindu, dimana kau bunuh kenangan kita dulu. Dan sungguh, aku tak akan pernah memberinya denyut nadi lagi. Hidup kembali, sep...