13

44 4 0
                                    

ps:sambil denger lagu ini coba ya,biar mendalami ehehe😊

-----

Sahabatku sendiri, mencintaiku.

Danu namanya. Sejak kecil kita sudah dekat. Kita bahkan sering berlibur bersama, keluarganya dan keluargaku. Sekitar 12 tahun kita selalu bersama, bermain, belajar, berlibur, bernyanyi, pokoknya dimana ada aku disitu pasti ada Danu.

Sejak awal aku memang tidak pernah merasakan getaran cinta padanya. Begitu juga Danu. Yang aku tau kita saling mendukung jika kita sedang dekat dengan gebetan kita masing-masing.

Ketika kita sama-sama sedang bersedih, kita akan saling mencari dan mencurahkan semua kesedihan kita.

-----


Taman adalah tempat favorit kita berdua. Dibanding mall, kita lebih sering memilih taman untuk sekedar berbincang, berukar pikiran antara perempuan dan laki-laki. Nyaman? Iya, aku nyaman ketika berada didekatnya. Sayang? Ya, sayang kupadanya hanya sebatas sahabat dan dia sudah kuanggap sebagai seorang kakak.

Rasa sayang dan kasihku selama ini hanya antara hubungan sahabat. Namun, disatu titik kepercayaanku sirna dalam sekejap.

Hari sudah sore, kami sedang asik bermain berdua di taman. Aku akan bersenang-senang bersamanya.

“Dies, gimana ya kalo seandainya kita pacaran?” Danu bertanya pertanyaan yang tidak pernah terbayang akan keluar dari mulut Danu. Ia menggenggam tanganku.

“Hmm gakebayang sama sekali sih. Lagian lo tau kan semenjak gw diselingkuhin sama cowo gw beberapa bulan lalu, gw jadi males buat pacaran dulu,”

“Iyasih, tapi dies. Sekarang gw mau jujur sama lo. Gw sayang sama lo lebih dari sekedar hubungan persahabatan. Gw udah memendam ini bertahun-tahun, selama ini gw  punya cewe hanya untuk mengalihkan perasaan gw dari lo. Tapi nyatanya ga bisa, hati gw maunya sama lo.”

“Maksudnya?” tanya ku yang pura-pura tidak megerti .

“Lo mau ga jadi pacar gw, jadi sahabat gw seumur hidup?” Danu memegang pundakku dan memberikan boneka beruang yang sedang memegang gitar kesukaanku. Dia mulai kelewatan.

“Dan.., kita tuh udah lama banget sahabatan. Lo tuh udah gw anggep sebagai kakak  gw sendiri dan perasaan gw ke lo ga lebih dari sekedar persahabatn ini,” aku menjelaskannya.
“Apa lo siap kalo kita putus dan hubungan kita bakalan berantakkan. Gw jamin lo gaakan siap, dan gw pun gasiap nerima semuanya. Sorry Dan gw gabisa, asal lo tau hati gw ini masih sakit. Ditambah lo ngungkappin perasaan yang sebenarnya ke gw, ” tidak kusangka akan terjadi hal seperti ini. Tanpa pikir panjang kularikan diri secepat mungkin darinya.

Semenjak hari itu, seminggu lebih aku dan Danu tidak berkomunikasi lagi. Handphone atau tatap wajah pun sudah tidak pernah lagi. Dan aku, mulai merasa kesepian. Ketidak hadirannya dalam hari-hariku membuatku merasa ad ayang kurang. Setelah sekian lama kita terus berkontak setiap hari, sekarang apa? Bodohnya Danu, mengapa ia mengatakan semua kata-kata bodoh itu!

Sudah hari minggu. Tidak seperti biasanya, aku terbangun pada pukul 03:30 pagi. Entah kenapa perasaanku tidak enak. Firasatku tidak enak. Satu yang ada dipikiranku. Danu. Aku segera menghubungi Danu, tapi tidak ada respon. Aku memutuskan  memulai obrolan. Aku ingin meminta maaf dengan apa yang telah ku perbuat seminggu lalu itu.

Candies Pranindita :
hallo

apakabar dan?

maafin gw dan sifat gw kaya bocah

dan kok ga bales?

masih marah ya lo sama gw

sorry dann, kita tetep sahabatan ya

BREATHE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang