28

30 2 0
                                    

Ketika kami menginjakan kaki dipuncaknya, langit sudah berubah menjadi gelap. Banyak titik-titik terang menghiasi langit nan gelap ini. Semakin indah ketika ada Aaron disampingku.

Ada sebuah kursi kayu terletak disana, kami duduk berdampingan tanpa banyak bicara. Kepalaku lantas menoleh ke arahnya. Mata kami bertemu, dan aku hanya menatap dalam, sedalam-dalamnya tanpa banyak bicara. Aaron pun menatap lekat mataku, terlihat di bibirnya ia akan mulai berbicara.

"Dies," tangannya perlahan menggenggam jemariku.

"Kenapa?"

"Lo masih penasaran ga cewe yang gw suka itu siapa?" tanya aaron

"Banget"

"Sebenernya cewe itu...."

"Permisi kakak-kakanya, barangkali mau request lagu buat kami nyanyiin."
aduh padahal lagi kepo-keponya malah diganggu.Aku dan Aaron langsung saling menatap.

"Inikah cinta, boleh deh," jawab Aaron cepat

"Yampun ngagetin aja tau ga, lagi serius malah diganggu," balas Aaron lagi

"Ahaha konyol sumpah," candaku dalam senyum yang berarti.

"Ih candies jorok," muka Aaron berubah jijik.

"KONYOL WOI! OTAK LO NGERES AH MALES." mataku membelak tegas

"Becanda elah dies," tawanya begitu lepas dan riang, aku juga ikut tertawa lepas sepertinya.

Aku benar-benar nyaman bersamanya. Lama kami bercanda malah kami lupa akan topik utama yang sedang diperbincangkan.

***

[Aaron]

P

etikan gitar memulai malam antara gw dan Candies. Pengamen-pengamen cilik ini mulai menyumbangkan suaranya. Alunan musik inikah cinta menemani kami berdua.

"Dies"

"Ya?"

"Lo masih penasaran siapa cewe itu?"

"Of course!"
Melihat kemantapan dari matanya, gw bener-bener ga bisa nunda sampai final basket lagi.

"Cewe itu lo!"
'aduh ngomong apa sih lo ron,gila banget gw jujur sekarang.'

Raut wajahnya berubah seketika. Jelas aja gw terang-terangan ngomong gini. Waduh bakal ditolak ni gw!

"Gw?" Candies masih nampak bingung

Posisi badan gw ubah menghadap Candies, berusaha meraih tangannya dan akhirnya gw megang tangannya erat.

"Iya. Gw serius, gw suka sama lo, Candies Putri Pranindita. Dari awal gw kenal dan ketemu sama lo, gw ngerasa nyaman, gw ngerasa lo orang yang bisa ngembaliin kepercayaan gw lagi sama semua cewe. Lo super unik, lo beda dari cewe lain, lo misterius dan makin lama gw makin penasaran sama lo." ucapan ini tulus dari hati terdalam seorang lelaki yang kembali kepercayaannya oleh seorang cewe.

Gw bener-bener ga sanggup untuk ditolak. Please jangan tolak gw.

"Dies gw sayang sama lo. Udah 6 bulan lebih kita kenal dan deket, gw rasa ini waktu yang tepat buat nembak lo, gw sayang sama lo banget! Dies, mau ga lo jadi cewe gw? Gw yakin dan gw janji sama lo gw ga akan ninggalin lo kaya adam. Gw ga akan mau jahatin lo. Gw ga bisa medem perasaan ini lama-lama dan sampai nunggu final, gw rasa waktu yang tepat itu sekarang."

Sekarang malah gw yang dibuat bingung. Ini cewe terharu sama gw ato gw yang salah omong ya? Matanya mulai berkaca-kaca. Apa waktunya ga tepat ya? Aduh salah ni gw!

"Dies sorry gw lancang ya sama lo?" tanya gw pelan

"Ga kok ron. Thx ya buat semuanya, gw hargain kejujuran lo dan gw pun sayang sama lo," lengan Candies mendekap leher gw, ia memeluk erat gw.

"Tapi sorry sebelumnya, gw ga bisa jawab sekarang. Bukan maksud gw ngegantungin lo tapi gw rasa gw harus mikirin ini lagi."

"Kenapa dies?" tanya gw heran

"Gw harus mantepin perasaan gw ke lo, kalo lo mau nunggu nanti. Waktu lo tanding senen nanti dan tepat di hari ulang tahun gw ke 17. Gw bakalan kasih tau jawabannya," kata candies sambil mengusap air matanya.

"Ok, gw bakalan tunggu jawaban dari lo," kecewa sih dihati.

Tapi ngedenger dia yang juga sayang sama gw rasanya gw ga bakal ditolak.

Ah, kepedean banget sih gw.

"Btw kita jarang banget foto bareng. Foto yuk," ajak aaron dengan senyum yang penuh makna.Candies mengangguk, ketika itu aku merangkul pundaknya. Ah manisnya kalau kita ini adalah pasangan, ia ga dies.

Gw baru aja ngecek foto, Candies berucap lagi.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ron, udah malem, pulang yuk," ajaknya

"Ayoo dies! Lo udah cape ya?"

Gw khawatir banget liatnya.

Ini anak sakit perut kayaknya. Dia meringis aja sambil megang perut, terus lama-lama turun jadi ke pinggang. Kenapa dia?

"Ngga kok gw gapapa, btw gw laper" jawaban Candies memcahkan misteri.

"Ah elah pikir gw lo kenapa taunya laper! Yaudah mampir makan di cafe bawah aja yu," ah ni anak bikin khawatir aja.

"Ok deh, traktir tapi." senyumnya begitu manis, mana mungkin gw tolak.

"Ga," jawab gw singkat.

"Ih jahat," kata Candies memelas

"Ahahah becanda, namanya sayang mah apa juga gw lakuin," jawab gw tanpa sadar

"Gombal" kata candies

"bukannya cewe tuh suka digombalin ya " jawab gw

"sotau banget sih lo" jawab candies

hmmm mungkin ga semua cewe suka digombalin.atau mungkin dia cuma pura pura aja .ah gatau deh . misterius bgt ini cewe.

BREATHE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang