1. Daily Life

506 21 5
                                    

Still Carolina POV

"Cepet bangun hey! Kebo-nya ga ilang-ilang ya!"kataku membangunkannya yang masih tidur dengan enaknya.

Bayangkan saja sekarang sudah jam 07.45 dan kita akan berangkat jam 08.00. Dan dia masih saja tidur seperti bayi tidak berdosa.

Awas aja kalo kalian pada negthink, kita gak sekamar atau sekasur kok. Jadi, karena aku sahabatnya si Pedro ini jadi aku tau password penthousenya ini.

Aku pun membangunkannya dengan mengguncang tubuhnya.

"Apasih diemlah!" katanya dengan nada khas bangun tidur.
"Cepet ato gw telfon papi (Papanya Pedro)!"
"Fine! gw bangun!" katanya.

"Cepet mandi gw tunggu di depan!" kataku dengan nada perintah. "iya iya" katanya dengan suara serak sambil berjalan gontai ke arah kamar mandi.

"Udah selesai mandi? Kok cepet banget?" kataku setelah melihat dia sudah memakai kaos polo hitam kesayangannya dan celana jeans.

Dia baru masuk kamar mandi 5 menit yang lalu dan sekarang di sudah selesai. Kapan dia mandinya?

"Iyalah kan Pedro jagoan" katanya.
"Serah Pedro aja deh" kataku dengan nada malas.

"Woi berangkat bareng yah?"
"Si Neil kemana?" tanyanya.
"Dia lagi di cuci kata mama udah kotor banget. Btw, dipanggilnya Nayel, bukan Neil."

Btw, 'Nayel' itu mobil rangerover kesayanganku. Karena gw adalah Niall Horan girlfriend jadii gue kasih nama Nayel deh (Just kidding btw, i'm not his girlfriend).

"Gw numpang ke mobil lu ya? pleasee!" kataku sambil mengeluarkan puppy eyesku.

"Iya iya gw anter." katanya dengan nada malas.
"Terimakasih Pedro sayang!" kataku sambil memeluknya. Ya, aku memang sayang dia.

♾♾♾

Akhirnya kami pun sampai di tempat biasa kami menimba ilmu. Yah, lumayan lah kampusnya. Btw, universitas ini termasuk salah satu universitas favorit di negara ini.

Jadi, aku termasuk bangga, karena dengan otak begini aku bisa masuk ke universitas favorit.
Kalo manusia seperti Pedro ini sih sudah pasti masuk otaknya terlalu encer.

"Yeeyy nyampe!" kataku dengan senang.

Seperti biasa dia selalu dilihat perempuan-perempuan di kampus. Ada beberapa yang mengatakan kalimat pujian ada juga yang mengatakn kalimat cemoohan yang ditujukan kepadaku.

'Apaansih tuh cewe deket-deket aja sama pacar gw'

'Kenapa sih kak Pedro deket banget sama cewe itu? bagus juga badan gw, lebih cantik gw. Cewe itu gaada apa-apanya.'

'Cantik banget dah tuh Carolina, coba aja gw bisa kayak dia.'

itulah yang biasa mereka katakan jika aku dan Pedro lewat.

Dan kita sekarang ada di depan kelas ku.

"Dah ped-ped, ingin menuntut ilmu dengan baik supaya bisa menjadi anak bangsa yang berguna dan-"ucapanku terpotong karna dia menimpali.

"udahlah jangan pidato disini sana masuk cepett!"

"Ua ya Olin masuk, bubye Pedroo. I love youu" Good, terus aja gw keceplosan. "Just kidding deng. Haha"
Dia pun hanya menjawab dengan senyum manisnya.

♾♾♾

Pedro POV

Kuharap pernyataan I Love You itu bukanlah sebuah joke. Karena aku juga mencintainnya.

Hei! aku berkata sangat jujur. Kalian tau? Ada pernyataan bahwa, jika lawan jenis mempunyai hubungan sahabat mereka pasti akan saling mencintai nantinya.

Tadinya, aku sama sekali tidak percaya akan pernyataan itu, tapi bodohnya aku mencintai sahabat kecilku sendiri. Anehkan?

Tapi, semua perasaanku itu tidak ada artinya.

Dia tidak mencintaiku balik. Karena itu dari dulu aku selalu gonta-ganti wanita. Tujuannya untuk menghapus perasaanku kepadanya.

Tapi,nyatanya sampai saat ini, aku aku sama sekali tidak bisa menghapus perasaan ku kepadanya.

Ok, kenapa aku jadi mellowman begini?

♾♾♾

"Woy! Sat watsup?" kataku.

"Bilangin juga jangan manggil gw kek gitu. Kedengerannya itu kayak lo manggil gw bangsat tau gak?!" jawabnya dengan tarik urat.

"Lah apa salahnya coba manggil lu'Sat' nama lu kan Satira Fonian. Yaa, itu logic-logic aja." tanyaku membela diri.

"Serah lu dah." katanya menyerah.

Dia tau kalau beradu argumentasi denganku pasti tidak ada habisnya.

Kalau sahabatku yang satu ini adalah keturunan Inggris-German.  Dia sangat fasih berbahasa German. Tapi dia lancar bahasa inggris juga. Dia kecil di German dan sekarang di pindah ke sini, New York.

Dia juga bersahabat dengan Olin dan Thea tapi kita berbeda fakultas, Olin dan Thea di management, sementara aku dan si sat ini business.

"Ke kelas aja kuy, mau mulai kayaknya."ucapnya mengajak ku kelas.

"Dih tumben lu pengen ke kelas biasa juga lu bolos." kataku jujur.

Ya dia memang suka bolos. Bukan suka tapi kewajiban. Tapi ajaibnya setiap semester dia selalu mendapat nilai yang tinggi.

"Hari ini ada Ms. Wulden kan? yang cantik itu. Polos lagi, lumayan kan?"katanya.
"Set dah belum juga tobat lu?" aku kira dia sudah bertobat menjadi playboy.

"Untuk apa mempunyai wajah tampan tanpa menjadi playboy?" tanyanya balik.
"Terus gw? Gw tampan but, ga playboy tuh!"kataku membela.
"Kalo lu ga playboy mantan-mantan lu yang banyak itu mau jadi bukti apa?" katanya. Ya, hanya dia yang tau bahwa aku mencintai Olin.

"Itu sih di ke belakangin dulu."kataku kesal.

Satira pun memutar matanya dengan kesal

♾♾♾

Setia adalah hal paling susah dilakukan tanpa adanya keyakinan dan kesabaran.

-Pedro Linola

♾♾♾

Holla readers kuu, Artha udah update cerita lagii

Maaf agak lama soalnya ada beberapa alur yang ingin ku ganti. Supaya tidak terlalu berat untu dibaca dan ini hasilnya.

Pendek banget kan? Maaf pisan. Sorry juga kalo ada typo atau kesalahan penulisan. Maaf juga kalo ada yang gak nyambung. Masih amatir autornya, banyak banget maaf nya? haha.

Tetep Comment and Vote deh supaya authornya bisa semangat dan bisa nambahin kritik juga.

Terimakasih buat kerjasamannyaa.
Stay waiting!

-All the love A

Infinity [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang