Soundtrack: Befour-Zayn Malik
Soundtrack-nya ganyambung sekali-_-Happy Reading!
Hope you enjoy it!
_________________________
Carolina POV
"Zel,"
"Ya?" jawab orang yang kupanggil.
"Kenapa gw takut banget ya kejadian 4 tahun lalu kejadian lagi? Gw gatau lagi bakal kaya gimana gw sama Pedro kalo they both dateng lagi."
"Udahlah let it flow aja kalo ada masalah
itu dihadepin bukan ditakutin." kata Arzel menasihatiku sambil memasuka serealnya kedalam mangkok."Gila Arzel jadi bijak sekarang!" kataku memuji.
"Woy! Jangan pacaran wae disini!" ucapan Satira mengagetkanku."Eh jangan pada mojok disini dong!" kata Satira tiba-tiba masuk ke dapur.
"Ah elah mojok apaan ini lagi sarapan namanya *ege!" kataku. Ya, mereka memang menginap di Penthouse Pedro.
"Mata kadang kaya cinta yah, buta" Timpal Arzel lagi.
"Yeuu ini lagi anak satu sosoan bijak dari tadi!" gerutuku."Good morning." Kata pedro yang datang tiba-tiba ke dapur dengan masih sleepy.
"Hai ped!" sapa Satira dan Arzel barengan."Mau sarapan? bentar yah gw buatin cappucino-nya."
"Tumben peka." katanya sambil duduk di sebelah Arzel.Saat aku sedang membuat cappucino Pedro dan mengambil mangkok untu serealnya, tiba-tiba aku merasa kalau seseorang sedang berada di sampingku.
"Eh Pedro!"
"Serealnya sini gw aja yang bikin!" katanya sambil meminta mangkok yang berada di sampingku. Sontak aku pun memberikannya."Kalo misalnya gw ga sama lo lama banget gimana?" katanya tiba-tiba.
"Eh? kok ngomongnya kaya gitu? lu punya firasat kalo lu bakal mati?" kataku polos.
"Ah elah kalo pergi lama banget kan ga mati juga" katanya datar.
"Maksud lo, lo mau ninggalin gw?"
"Bukan, bukan gitu maksudnya kalo-" ucapan Pedro terpotong karena panggilan Satira."Woy bikin sarapan ae lama bet! kalian mojok yak?"
"Ngga elah itu si Pedro curcol gitu deh!" kataku membuat alasan.
"Sosoan galau lu!" Arzel."Lu percaya sama dia? sama-sama bego dong? Pantesan." katanya dengan suara dingin.
"Lah, baper dianya ah elah main-main doang kali!" Satira pun terkekeh saat mengatakan kalimat itu."Yah, ngambek si Pedro."
"Ped,"
"Ped,"
"Jangan ambekan ah!" rayaku
Ini nih gasukanya kalo Pedro udah ngambek ngeselin. "Ga ngambek ini ih!" katanya gemas."Coba yah kalo pacaran gausah disini! masih ada yang jomblo loh disini!" Arzel menggerutu.
"Kita ga pacaran!" ucapku dan Pedro bersamaan.
"Beneran jodoh kayanya." uvap Satira."Hai semua!" Thea menyapa kami yang sedang berada di meja makan sambil membawa sekantong plastik berisi snack.
"Hai Thea! bawa apa?" Arzel dan Satira mengucapkannya bersama-sama.
"Wah Lin, Arzel sama Satira backstreet di belakang kita." ucap Pedro. Aku pun menyetujui ucapannya dengan mengaggukan kepala.Skakmat!
Kami pun langsung tertawa kecuali Thea yang hanya diam karena tidak mengerti apa-apa.
♾♾♾
Akhirnya, pulang juga ke rumah setelah beberapa hari di penthouse Pedro.
Dan, aku masih bertanya-tanya, kenapa saat Pedro mengantarkanku kesini dia terlihat seperti dingin sekali?Dan, sampai malam ini aku mencoba terus menelfonnya tapi sama sekali tidak diangkat. Why sih pas lagi deket banget gini tiba-tiba dia ngerusak gitu aja?
Karena, penat didalam rumah akupun pergi berganti baju danmengambil kunci mobil, setelah aku menyalakan mesin mobilnya aku mulai mengendarai si zen membelah jalan raya kota New York yang sangat ramai pada malam hari.
Yap, Zen mobil kesayanganku itu.
Setelah 20 menit berada di tengah jalan raya kota New York mengendarai mobil, aku pun sampai di salah satu pusat pembelanjaan bergengsi di kota ini.
Setelah membeli beberapa novel dan membeli snack, aku pun pergi ke cafe yang memang sering aku kunjungi bersama Pedro dan sahabat ku yang lainnya.
Aku mencari tempat duduk yang kosong yang berisi 5 orang, dan mulai menunggu Arzel, Satira dan Thea datang mungkin Pedro juga akan datang, mungkin.
Sebelumnya kami memang janjian bertemu disini karena sama-sama merasa penat di dalam rumah, tbh Pedro sebenarnya sedang off saat itu makannya aku bilang mungkin Pedro akan datang.
"Hey, sudah menunggu lama?" kata Satira menepuk bahuku pelan.
"Ey, gila tumben paling cepet datengnya biasanya juga selalu telat." kataku meremehkan."Wah meremehlan seorang Satira Fonian dia sekarang." katanya. "To be honest tadi gw baru selesai minta tugas dari rumah dosen, deket sini sih rumahnya. hehe" lanjutnya.
"Lu tadi sama Pedro ga? gw bales chat-nya sama sekali ga dibales!" aku pun mengganti topik untuk menannyakan keadaan Pedro. "Tadi sih katanya dia bakal ketemu temen, pangen ngobrol bentar gitu katanya." ucap Satira menjawab.
Akupun menjawab pernyataannya dengan anggukan yang mantap.
"Eh Thea sama Arzel mana nih?" kata Satira.
"Woy nunggu lama?" tiba-tiba Arzel datang mengageti Satira, yang diikuti Thea yang mulai duduk disebelahku. "mana nih Pedro? gabiasa loh dia gaikut kalo kita ketemuan gini!" ucap Thea menannyakan keberadaan Pedro seperti aku tadi menannyalan keberadaan.
Beberapa menit setelahnya, Thea meminta ijin untuk pergi ke toilet sebentar. Setelah dia kembali, dia langsung duduk dan berbicara serius.
"Lin, gw tau Pedro lagi di mana dan sama siapa sekarang."
♾♾♾
If i have to go away from you, are you still want to struggle for me? or you just let me go far away from you?
-Caroline Theodore
Yoo, waasup?
Gils gw jarang banget sekarang update! soalnya gw kaya ngira apa kalo gw update terus bakal pada males bacanya ya? apalagi jalan cerita ini berbelit. Yang nge readers juga dikit banget, duh gila sakit banget.Singkatnya gw bakal hiatus nulis dulu.
bakal gw revisi lagi ni cerita aneh banget jala ceritanya. Kayanya agak lama sih hiatusnya. Kayanya loh.
VOTE AND COMMENT TO GIVE ME SPIRITZ!
-All the love A
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [ON HOLD]
Teen FictionJika manusia bisa memilih ingin dicintai oleh siapa saja, mengapa manusia bisa merasakan cinta yang tidak terbalas? Pedro Linola Admillio dan Carolina Theodore Leaton. Sepasang sahabat yang sebenarnya saling mencintai tapi mereka tidak menyadari keb...