20. I'm sorry.

96 10 0
                                    

Soundtrack: Rendy Pandugo-By My Side

Hope you enjoy and like it!

________________________

Carolina POV

"Ga bisa kaya gini pa! Papa kira gampang apa pindah university! Apalagi lumayan jaraknya. Terus, kok tiba-tiba gini?!" kataku agak melawan.

"Coba kamu pikirin dulu lin! Ini juga pilihan yang terbaik untuk dari kita!" Mama membela papa.

Aku pun masuk ke kamarku dengan hati yang tidak baik.

♾♾♾

Siang ini, aku akan menemui teman-temaku (except Pedro) untuk membicarakan you-know-what. Sampai sekarang aku tidak tahu bagaimana perasaan mereka.

Beberapa menit kemudia setelah Neil (mobil range roverku) sudah membelah kota New York yang sangat padat aku pun sampai di Cafe yang sudah kami janjikan.

Dan, ternyata mereka sudah datang dan makan duluan.

Sudah biasa.

"Eh Olin dateng juga lu! Maap yak makan duluan! cacing-cacing gw udah pada minta makan!" Satira cengar-cengir.

"Lain kali, simpen tuh cewek biar keren. Yang disimpen malah cacing!" Aku pun mulai bertengkar lagi dengan Satira. "Eh! tapi cacing-cacing gw tuh ber-estetika tinggi ya! jangan-" Ucapan Satira sudah dipotong oleh Thea.

"Udah ah kalian ketemu perang mulu! Jadi ada apa Olin ngajak kita?" Kalimat Thea membuatku deg-degan.

"Jadipapakubilangakuakanpindahsetelahselesaisemesterdua."

"Wait, what? lu bilang apaan sih?!" Arzel bingung. "Okay, dad bilang aku harus pindah setelah selesai semester 2." Kataku dengan muka sedih. "What are you talking about? you stay here with us at the end of the semester or untill we graduate?"

"I'm sorry guys it will not happen." kataku demgan wajah sedih. "Kita dukung kok apa yang baik buat kamu lin." Kata Arzel memegang bahuku.

"Apaan sih lu! sosoan banget dah ah! gantiin Mario Teguh aja gih!" Satira menoyor kepala Arzel. Arzel pun pura-pura menagis karena Satira. "Eh udah dong ah! ga lucu tau suasanya." Thea meleraikan.

"Itu Ma si Satnya nyebelin. Hukum ma! hukum!" Arzel memanggil Thea dengan sebutan 'mama'.

Sudah biasa, bila ada satu topik topik itu tidak akan tetap sampai akhir.

♾♾♾

Pedro Linola POV

Hari ini aku sedang berada di kampus. Jadwal sore really kill me.

Actually, aku merasa ada yang beda dari kehidupanku beberapa bulan ini. Padahal, tugas-tugasku di kuliah masih biasa saja. What's the different?

'Why you so dumb? Olin-mu dimana?' batinku mengejek.

Olin? buat apa lagi aku mengingatnya? bukankah dia sudah bersama Satira. Aku melihat mereka di Cafe beberapa bulan yang lalu. Dan, mungkin sekarang mereka sudah pac-

Damn! i'm too in love with her. I can't forget her! Melihatnya bersama yang lain membuatku ingin menghancurkan orang itu sampai berkeping-keping.

Lamunanku terhenti saat ada bunyi 'ting' di iphone terbaruku. Mataku tidak dapat berhenti melihat layar handphone-ku.

Caroline Theodore: Ped, bisa ketemu?

♾♾♾

My heart is always with you altough you not beside me.

-Pedro Linola

Haii, Ayem kambek

Bakal slow updateee. Not really slow, tapi ga secepet yang kemarenn.

UN, TO, Latihan-latihan aneh hit me really hard. But, staytune okeyy. Siapa tau gw tiba-tiba apdet.

-All the love A

Infinity [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang