Soundtrack: Perfectly Wrong-Shawn Mendes
Hope you like it!
Hope you enjoy it!
___________________________
Still Carolina POV"Semuanya sudah siap?" Mama bertanya sebelum kami naik ke mobil untuk pergi ke bandara. Aku pun mengecek sebentar barangku dan teringat sesuatu. Dan, langsung berlari kembali lagi ke dalam kamarku untuk menagmbil sesuatu yang tertinggal.
Sebuah kotak yang berukuran sedang. Ya, siapa lagi kalau bukan untuknya?
Setelah mengambil barang itu, aku langsung ke halaman rumah dan menaiki mobil keluarga kami.Setelah beberapa menit membelah jalanan New York City, kami pun akhirnya sampai di bandara. Saat kami tiba di bandara, kami melihat Om Bram dan Tante Kenza yang sudah sampai di Bandara. Mereka ingin mengantar kami katanya. Tapi, setelah sekitar 10 menit berbincang, sekaligus mengucapkan salam perpisahan mereka pamit karena masih ada urusan.
Setelah itu, sahabat-sahabatku pun datang sekaligus saying goodbye. Mereka juga memberikan kenang-kenangan! Kata mereka agar aku tidak lupa mereka. Bestfriend goals!
Papa, mama, Bang Orlando, dan Bang Ed sudah menuju ke pesawat pribadi kami dan akan menungguku disana. Ya! aku masih berharap Pedro akan datang. Setidaknya untuk mengucapkan salam perpisahan.
Sudah sepuluh menit aku menunggunya didepan gerbang keberangkatan tapi kehadirannya tak kunjung terlihat. Aku pun mulai lelah menunggu dan bersiap untuk berbalik untuk berjalan menuju peasawat.
Belum sampai pintu masuk boarding, tiba-tiba ada yang memanggilku.
Dan suaranya sangat mirip dengan Pedro. Mungkin hanya halusinasi-ku saja, karena aku sedang memikirkannya. Tanpa memikirkan hal itu aku tetap berjalan maju dengan pikiran yang masih kecewa,
Tapi, pelukan dari belakangku terasa sangat nyata, Ya! sepertinya orang yang tadi memanggilku memelukku.
Saat aku berbalik aku melihat wajah tampan Pedro memandangku dengan raut wajah khawatir. "Hai Olin,'' suaranya, suara yang akan paling aku rindukan nanti.
"Aku kira kamu ga akan datang lagi. Kaya kemaren." kataku dengan wajah senang, dan memberikan Gifts box yang sudah ku siapkan dari rumah.
"What is this?"tanyanya. "The answers of your question is in that box." kataku sambil tersenyum. Bagaimana tidak? Aku sangat bahagia melihatnya untuk yang terakhir kalinya. Setidaknya sebelum aku berangkat.
"Bagaimana kamu bisa tersenyum selebar itu jika sebentar lagi kamu akan meninggalkanku?" jangan sekarang Ped, jangan buat aku goyah lagi.
"Jangan seperti orang yang kehilangan hanya untuk menjaga perasaanku saja," kataku dengan hati was-was.
Tiba-tiba tangan Pedro kembali memelukku.
"Maaf, sudah membuatmu seperti kehilanganku. Dan, sekarang aku akan kehilanganmu." Kata Pedro. Aku merasakannya menitikkan air mata. Apakah dia memang sangat kehilangan atau hanya menjaga perasaanku?
Rasanya aku juga akan menangis sekarang.
"Keluargaku sudah menunggu aku harus berangkat." Aku tidak bisa lama-lama seperti ini.
"I love you too, and sorry."
"it's too late, ped."
Dia pun melepaskan pelukannya dan membiarkanku perlahan menjauh dari kehidupannya.
♾♾♾
"
Every memories has an end. It happen to our memories too."
-Carolina Theodore
Hollaaa, special pake telor kalo part inii,
Pendek gituu biar ucull. Percaya ga percaya karena mikirin satu part ini jadi ga jadi tidur siang. wkwk. Bakal ngasi character introduction ughaa nantii. Oh iyaa, itu yang pedro bilang I love you too itu ngejawab I love you-nya olin yang di surat.
Kemana semuaaa readersq. Karena kemaren lama update ya?? So sorry. Bakal banyak2 update kalo sekarang.
Keep voting+comment❣
-All the love A
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [ON HOLD]
Teen FictionJika manusia bisa memilih ingin dicintai oleh siapa saja, mengapa manusia bisa merasakan cinta yang tidak terbalas? Pedro Linola Admillio dan Carolina Theodore Leaton. Sepasang sahabat yang sebenarnya saling mencintai tapi mereka tidak menyadari keb...