6. Give Up

147 15 2
                                    


Soundtrack:

Ready to Run - One Direction
Sebenernya STnya ganyambung, tapii enak aja lagunyaa
tunggu lagunya mulai baru baca yaa.

Hope you enjoy the story!

Happy Reading

_______________

Carolina POV

Aku tau dia sedang bersama Chloe saat dia meneleponku tadi sore,

Mau bagaimana lagi? aku hanya mau di dekatnya walaupun akan terasa sakit.

But, gw bisa apa? hanya sahabatkan? Baper lagi, kayanya setiap part gw kaya gini duh maapkan yak?

"Hey! why sih hobi banget ngelamun! what's wrong?" kata Arzel mengagetkanku.

"Gapapa kali, lagi banyak pikiran aja gw,"

"Andaay, kepikiran rumah tangga lu sama Pedro?" kali ini Satira menimpali.

"Paan dah,"

"Lagian itu kaya gimana hubungan lu sama Pedro?" tanya Thea kepadaku.

"Yha, gitu deh Pedro gapeka-_"

♾♾♾

"Hai ped, udah nunggu lama?"

Aku sedang berada di salah satu cafe yang dijanjikan Pedro untuk...traktir?
Tapi, hanya aku yang baru datang tentunya dengan Pedro dan Chloe.

"Ngga kok baru juga nyampe ya Chloe?"

"Oh iya Chloe apa kabarnya?" tanyaku dengan wajah fake.
"Baik" katanya singkat dengan senyum sinisnya.

Sabarin dah.

"Woy, waasup?" tiba-tiba Thea dan Satira menepuk bahuku.
"Arzel mana?" tanyaku langsung.
"Beuh, main tanya tanya aja Arzel aja dah," kata Thea.

Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku.

"Nyariin?" oh, ternyata yang menepuk bahuku Arzel!
"Gw kira lo ga datenglah!" kataku. Dia pun langsung mengambil posisi di sampingku.

Setelah memesan makanan, kami pun berbincang sedikit tentang hubungan Pedro dengan Chloe. Walaupun sakit tapi bagaimana?

"Woy, izin ke toilet ya," kataku pamit.
"Sekalian yok sama gw, gw juga mau ke toilet." kata Arzel langsung menarik tanganku.

Sekilas aku melihat wajah Pedro, Wajahnya seperti yang tidak suka aku dekat dengan Arzel, sepertinya. Tidak terlalu berharap.

Aku dan Arzel pun kembali ke meja dan bergabung bersama yang lainnya. Kulihat Pedro sedang merangkul dan mencium puncak kepala Chloe dengan Chloe yang bergelayut manja di bahunya.

Pemandangan itu cukup membuatku sakit. Tapi, tidak apalah aku masih mempunyai teman yang akan merangkulku.

Arzel pun merangkulku karena mengetahui pemandangan tersebut.

Aku pun memberikan senyum termanisku kepadanya sebagai ucapan terimakasih.

Setelah acara makan-makan yang panas tadi, kami pun pulang ke tempat masing-masing. Satira dan Thea pamit pulang duluan.

Berarti, hanya aku-Arzel-Chloe-Pedro.
Arzel pun setuju mengantarku pulang. Tapi, kami dicegat oleh Pedro yang baru saja datang dari toilet.

"Eh, gausah zel yang nganter Olin gw aja," kata Pedro kepada Arzel.

"Terus itu Chloe lu biarin aja?" Arzel menjawab.
"ngga kok, dia dijemput supirnya nanti."
"Udahlah ped, gausah Olin sama gw aja" kata Arzel santai.

"Ngga sama gw aja," akhirnya pun Arzel menyerah.

♾♾♾

Tidak ada yang membuka pembicaraan sekarang. Ya, aku dan Pedro sekarang berada di mobil sport mewahnya.

Hanya lagu Cukup Tau karya Rizky Febian yang mengalun indah di telingaku di saat-saat seperti ini.

"Lin, mau ke mall ga?" kata Pedro membuka pembicaraan.

"Hah ngapain?"

"ikut ajalah"

Tidak lama setelah pembicaraan itu kami pun sampai di salah satu mall yang menyajikan pakaian-pakaian bermerk.

Kami pun memasuki salah satu toko branded yang menjual barang-barang dengan harga fantastis.

"Hai, Chloe" tiba-tiba Chloe langsung ada di depan kami dan Pedro langsung memeluk Chloe

"Hai ped," ucap Chloe sambil mencium pipi Pedro.

disgusting.

"Oh hai Chloe," kataku sambil mengulurkan tanganku.

Dan, Chloe hanya metanatapku sinis dan tidak menerima uluran tanganku.

Setelah dari toko itu kami berjalan mengelilingi mall tersebut. 1 setengah jam dan Chloe masih tidak mendapat pakaian yang pas.

Sudah berulang kali aku mengeluh kalau ini terlalu lama tapi Pedro hanya menjawab

'ya, sabar'

'Bentar dong Chloe-nya masih pengen liat-liat.'

Akhirnya aku pun berbicara saat Chloe sedang mencoba salah satu baju pilihannya di fitting room.

"Ped, udah selesai belum sih?!" kataku.
"Kamu tuh maunya apa sih?! dari tadi ngerengek terus! kekanakan tau ga?! kaya Chloe dong dewasa! dia suka belanja, feminim banget! ga kaya kamu belanja aja gasuka!" katanya membentak.

"Gw hanya nanya udah selesai atau belum kok sewot?! terus lu sok-sokan bilang gw kekanakan dan Chloe dewasa? lu gatau apa-apa tentang dia!"

"Udahlah gw udah terlalu sabar ngadepin kalian! gw pulang duluan! titip salam sama manusia yang paling lu sayang," kataku dan langsung pergi menelepon Arzel untuk menjemput.

Tidak berapa lama Arzel datang yang ternyata bersama Thea.

Aku pun masuk ke mobil dan Arzel langsung berbicara,

"Gimana Lin? kok tumben minta jemput?" kata Arzel yang di setujui Thea.

Disitu tangisku pecah dan langsung berkata.

"Gw nyerah, gw gabisa ngadepin ini lagi,"


♾♾♾

I try to keep holding on but i can't, should i give up and let him be with others and crying in the middle of the night?

-Carolina Theodore

Haii, readers tersayang.

Gw update lagi!
Tapi pendek sangat:(

Gw juga sibuk sekolahh, maklumin lah yaa.

Typo di mana-mana comment aja biar gw bisa perbaiki

KEEP ON VOTING AND COMMENT!

-All the love A

Infinity [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang