Soundtrack: Spaces-One Direction
Happy Reading!
Hope you enjoy it!
__________________Caroline Theodore: Ped, bisa ketemu?
'Tumben.' itulah kata yang pertama kali yang batin kurang ajar yang biasanya suka ngomong asal.
Pedro Linola: Boleh, tapi gw bisanya minggu depan.
I'm not lying. Minggu ini akan ada UAS untuk semester 2. So, i have to study really hard.
Caroline Theodore: Gapapa, nanti gw kabarin lagi dimana ketemuannya.
Pedro Linola: Ada apa emangnya?
Read.Hanya di read doang? aneh. Biasanya dia yang histeris kalo gw jawab kaya gitu.
♾♾♾
Saturday, 07.00 AM at New York City
TOK TOK TOK
Dengan malas, aku memakai sandal rumahku dan mulai berjalan untuk membuka pintu penthouse-ku. Padahal, sebelumnya aku masih bergelut dengan selimut kesayanganku.
Sebelum pintu terbuka dengan sempurna teriakan yang kembali memekakan telingaku.
"HAI PEDRO!" Francisia berteriak keras di depan mukaku. "Diem ah! nanti ke ganggu yang lain. Masuk gih! tutup pintu. Gw mau tidur." Kataku sambil berjalan meninggalkannya yang masih di depan pintu menggandeng sekantong belanjaan.
"Ih bentar ped! gw bawa sesuatu!" kata Cia sambil membuka kantong plastiknya di meja ruang tamu. "Nih! gw bawa lolipop! kayanya lu ga suka deh, tapi lu simpen aja buat kenang-kenangan."
"Okay" Aku pun mengambilnya dan ingin kembali ke kamar. Tetapi, keinginanku itu kembali tertunda karena teriakan Cia.
"PED! HANG OUT KUY! Gw bosen ehe." Dengan cengiran khas-nya. "Gosh! lu baru aja dateng! udah ah lu diem aja disini gw mau tidur." Kataku hendak meninggalkannya.
"No! sekarang lu mandi dan jalan-jalan!" Aku pun hanya menjawab 'iya'
Setelah kurang lebih dua puluh menit mobilku membelah jalan raya kota New York, kami pun sampai di sebuah Cafe yang dulu sering aku kunjungi bersama Olin.
'Kelihatan lu gabisa move on.' kata batinku sembarangan.
"Gw mesen makanan, kamu cari tempat duduk oke?" Fransicia memberi perintah. Aku pun hanya menjawabnya dengan sebuah anggukan.
Saat aku sudah mendapatkan tempat duduk yang pas. Aku pun duduk sambil menunggu Francisia datang.
Lamunanku tiba-tiba melayang beberapa bulan lalu. Saat aku dan Olin datang ke tempat ini seperti biasanya. Tidak ada canggung, rasa kecewa, rasa tidak percaya. Malah pelayan di Cafe ini mengira kita pacaran. The best part is dia selalu tersenyum manis saat itu.
Make me like, i'm the special person for her.
Lamunanku terhenti saat memdengar teriakan Fransicia.
"Ped, gw udah mesen tinggal dianterin doang. Btw, abis ini kita mau ke mana?"
"Anterin lu kerumah." jawabku singkat
"Mau jalan-jalan!"
"Gw capek."
"Pleasee."
"Ga."
"Please pedd"
"Ga."
"Pleasee."
"Oke-oke kita jalan-jalan dulu."Beberapa saat kemudian setelah kami selesai makan, aku dan Fransicia bersiap untuk pergi dari tempat itu.
Saat bel berdenting tanda ada yang memasuki cafe ini. Aku pun melihat Olin dan anak baru dikelasnya berjalan saling memegang tangan.
I think there's no empty space for me again in her heart. I just hope too much.
♾♾♾
Don't make me like i'm the special person. If the truth is not.
-Pedro Linola Admillio
HOLLA GUYS,
You know i'm back like i never leave. Rasanya buku ini sudah bulukkan karena terlalu lama dan terlalu banyak hiatus.
I'm so sorryyyy. Aku anak kelas terakhir. Harus melewati USBN dan segala percobaan. Pas mau nulis kepikiran TO terus gajadi lagi deh:)
VOTE AND COMMENT TO LOSE MY FAT!
-All the love A
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [ON HOLD]
Teen FictionJika manusia bisa memilih ingin dicintai oleh siapa saja, mengapa manusia bisa merasakan cinta yang tidak terbalas? Pedro Linola Admillio dan Carolina Theodore Leaton. Sepasang sahabat yang sebenarnya saling mencintai tapi mereka tidak menyadari keb...