Pedro Linola POV
"I will be late to meet her!" Kataku sambil mengusap wajahku. Bagaimana bisa jalanan Boston semacet ini?! padahal ini hari kerja. Ya! sejak aku berjanji bertemu Olin di cafe lima tahun lalu, aku jadi trauma untuk terlambat.
Jika dulu aku tidak terlambat untuk bertemu dengannya kami tidak akan seperti ini sekarang.
Just forget it oke? masalah itu tidak untuk diingat-ingat tapi diperbaiki, batinku menasihati.
Tiba-tiba telfonku berdering menandakan ada yang menelfonku.
"Halo, babe?" orang diseberang sana memulai pembicaraan.
"Ok, don't call me babe. I'm not your 'bae'. Dan, ada apa?"
"Ada waktu gak? temenin jalan-jalan."
"Gak." aku pun memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Terlihat ga gentle kan? dengan berperilaku seperti tadi kepada perempuan. I'm just learning, kalo aku gabisa nolak, aku bakal lalai lagi kaya 5 tahun lalu.
For your information, Yang tadi menelfon-ku adalah Becca. Anak teman mama-ku, padahal mama-ku hanya menyuruh kami berteman. Tapi, Becca dan ibunya malah berharap lebih.
Dan, hubunganku dan orang tuaku sudah lebih baik. Sepertinya sejak orang tuaku makan malam dengan keluarga Olin 5 tahun lalu. I don't know what happen but, they're really change.
Saat aku sudah sampai di cafe, aku langsung menangkap seorang wanita yang sedang duduk di sebelah jendela, melamun. Ya! kebiasaanya.
"Hai. sudah pesan minum?" kataku dengan menepuk bahunya. "Eh, belum tadinya mau nunggu kamu."katanya gelagapan.
Aku pun langsung melenggang pergi. Jika masih ada yang bertanya kenapa aku tidak menanyakan dia pengen pesan apa, aku masih tau kesukaanya apa. She's not fast-changing person.
Saat aku sudah duduk dan memberikan minumannya, "Aku ingin ngobrol serius, aku tau kamu pasti inagt aku."Aku melihat raut wajahnya berubah menjadi kaget. "Wait, what?" tanyanya agak gugup. "I know it Lin. Be honest." Aku tau, gak mungkin dia lupa. "Okay, okay aku masih inget kamu. But, I thought we will never meet again." Aku pun tersenyum lega.
"I want to fix our old relationship, Lin."
"You've Becca!" Wait, bagaimana dia tau Becca? Entertainment ofc!, batinku merutuki.
"Singkirkan soal Becca! It's about me and you!" Ku lihat wajahnya terliaht kesal. "She's woman too. Punya perasaan, hargain! jangan sampe kejadian aku yang dulu keulang lagi! we have our own life now! jalan kita udah beda." katanya sambil berkaca- kaca, Oh no! she cry again.
"We're nothing now. Kita bisa jadi sahabat lagi kaya dulu. Having fun, caring, and I will keep my feeling with myself. Lebih baikkan?" tambahnya sambil menghapus air mata.
"Selamat buat hubungan kamu sama Becca! and makasih traktirannya." dia pun langsung melenggang pergi meninggalkanku yang masih termenung sendiri.
Dia terlalu banyak menonton tv sehingga percaya rumorku akan bertunangan dengan Becca. I will not give you up, Lin.
Sekarang, aku yang memang harus berjuang.
♾♾♾
"And now, i have to struggle her alone. Like she struggle me before."
-Pedro Linola Admilio
HELAW GUYSS,
Maapkeun udah ga update lagi :( sekolah mendukung untuk lebih sibuk :(
Aku bakal hiatus beberapa minggu kedepan. Yang pasti ga lebih dari sebulan. Biar kalian ga ngira gw php juga :(
Poko e staytune aja. Part selanjutnya bakal menarik hehe.
VOTE AND COMMENT FOR MAKE MY HOMEWORK DONE.
-All the love A
More info? dm!
ig: arthatheox
KAMU SEDANG MEMBACA
Infinity [ON HOLD]
Teen FictionJika manusia bisa memilih ingin dicintai oleh siapa saja, mengapa manusia bisa merasakan cinta yang tidak terbalas? Pedro Linola Admillio dan Carolina Theodore Leaton. Sepasang sahabat yang sebenarnya saling mencintai tapi mereka tidak menyadari keb...