22. The Last Meet

97 7 3
                                    

Soundtrack: Love You Goodbye-One direction

Hope you like it!

Hope you enjoy it!

________________

Carolina POV

Pagi ini, aku bermaksud untuk sarapan bersama keluargaku. Seperti biasa, dengan kaos oblong berwarna merah marun dan celana training, dan rambut yang dicepol asal aku turun ke bawah untuk sarapan bersama keluargaku. Full team.

Rasanya aku sangat merindukan moment seperti ini. Jarang sekali terjadi, Bang Orlando yang sibuk dengan perusahaanya yang semakin maju. Kak Vior yang sibuk dengan skripsinya, dan Bang Ed yang sibuk dengan kehidupan sosialitanya.

Kalo kedua orang tua ku tidak usah ditanya lagi kan? 

Saat aku turun tiba-tiba aku mendengar papa dan mama sedang berbicara dengan seseorang dari arah ruang makan. Wait...suaranya seperti orang tua Pedro.

Saat aku turun papa dan mama memang sedang kedatangan tamu. Oh wait...itu bener orang tuannya Pedro!

"Eh Olin! sini-sini duduk Tante Kenza sama Om Bram baru pulang dari Paris. Makanya baru bisa kesini." mamaku sadar kalau aku sudah turun.

Setelah mendaratkan bokongku ke kursi di sebelah mama aku pun mulai menyapa mereka.

"Halo tante, halo om udah lama ya ga ketemu." Kataku. "Olin sekarang jadi cantik banget ya! lebih dewasa lagi! menantu idaman!" Tante Kenza memujiku dan disetujui oleh Om Bram yang duduk di sebelahnya.

Let me introduce Pedro's parent. Karena aku yakinkan kalo Pedro gabakal mau ngelakuin ini.

Nama papanya, yang biasa ku panggil Om Bram padahal nama sebenernya adalah Abraham Austin Admillio. Parasnya yang sudah hampir setengah baya masih terlihat tampan dan tegap. Perusahaan yang masih dia pegang sampai saat ini sangat sukses. Maka itu ia memaksa Pedro meneruskan perusahaannya.

Sekarang ke Tante Kenza. Wanita yang dua tahun lebih muda dari Om Bram ini bernama lengkap Kenzania Millevia Admillio.

Wanita ini masih terlihat cantik dan awet muda dengan umurnya sudah tidak muda lagi. Dengan merintis perusahaan dalam bidang design pakaian wanita ini selalu stylish dan tampil anggun.

"Orlando! Ed! turun ke bawah, makan yuk!" Mamaku berseru memanggil kedua abang tampanku.

Acara sarapan pun dimulai denga canda tawa, apalagi ada Om Bram dan Tante Kenza. Sebenarnya, mereka ada orang tua yang sangat baik dan perhatian. Hanya saja cara mereka menunjukan ke Pedro, anak tunggal-nya salah.

Tiba-tiba terbesit dipikiranku seseorang yang aku harapkan berada di sini. Bahagia bersama kami.

Pedro.

I wish you were here with us. Show your sweet smile.

♾♾♾

Setelah sarapan dan mengantar orang tua Pedro untuk kembali ke mansion mereka dan berjanji akan segera bertamu kesana. Papa mengingatkanku untuk mulai menyiapkan diri untuk perpindahanku ke Boston.

"Papa yakin? aku masih kuliah, Pa. Teman-temanku banyak disini." Dan papa hanya menjawab seperti apa yang sering diucapkannya. 'Itu yang terbaik dari kami Carolina.' dan aku tidak bisa membantahnya.

Wait...I remember something important.

Bagaimana aku akan memberi tahu Pedro?

Infinity [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang