7. Awal

1.1K 60 0
                                    

Arka berdiri melihat pemandangan di bawah sana, rasanya dilihat dari kejauhan seperti ini Ibu kota benar benar cantik.

"Gue bisa minta bantuan lo ?" Ucap Dava pada Arka, ia menghembuskan nafas sesak, ini berat untuknya.

"Kita udah temenan hampir 3 tahun dav, kita bukan sekedar teman kita sodara " jawab Reza menenangkan Dava

Arka sudah berbalik menghadap dava, sangat jarang temannya yang sudah merangkap jadi sodara ini begitu gelisah.
Dava menundukan kepalanya seakan ini memang benar benar berat untuknya.
Ia sengaja pergi ke rumah Arka malam ini hanya untuk sekedar menguatkan hatinya saja.
Dan disinilah dia, berkumpul dengan tiga temanya di balkon kamar Arka sambil menikmati pemandangan ibu kota serta bintang yang bertebaran.

"Gue mau cerita sesuatu sama kalian" dava mengangkat kepalanya menatap teman temannya seolah mencari keyakinan untuk hal yang akan di sampaikannya ini.

Arka tersenyum, sedangkan Reza dan Aji mengubah posisi duduk mereka serius, mendengar perkataan dava

"Ingat Darwin Putra Ardhani?"

Arka tersentah kaget.
Bukankah dia..?

"Dar.. maksud lo penghianat itu?" Tanya Arka memastikan

"Yahh si bangsat itu, bukannya dia udah isded ya?" Sahut Aji, entah kenapa Aji kesal banget denger nama itu

Yap, Arka tahu jelas siapa itu Darwin, bahkan bukan cuman Arka tapi mereka berempat mengenal jelas siapa itu Darwin Putra Ardhani.
Orang yang dulu adalah sahabat atau bahkan sudah menjadi seorang kakak tertua bagi mereka.
Orang yang selalu mereka percaya, tapi dia menghianati mereka, dan itu menyakitkan.

"Dhat's right !, masalahnya adalah dia orang yang spesial buat adik gue"

Aji Reza terkejut mendengar perkataan Dava kecuali Arka, ia hanya memandang datar ke arah Dava

"Jangan bilang dia pacar Lita" potong Aji langsung

"Beneran lo bro? Gue gak salah dengar nih?" Reza juga ikut menimpali ucapan Aji

"Dia beneran pacaran sama Lita ya? "

"Gak, gak sempat jadian" jawab Dava

"Alhamdulillah, sukur deh Lita tu polos banget lagi, masa sama tu orang sinting pacarannya"

"Ji lo bisa diem gak? Biarin dava cerita dulu pengak, nyerocos mulu lu" sahut Reza kesal kearah Aji

Dan Aji hanya bisa nyengir kuda sambil garuk garuk kepala gak jelas

"Waktu kita kelas sebelas dulu dia dekat sama Lita, awalnya gue juga gak nyangka mereka bisa sama sama jatuh cinta, dia juga sempat ngajarin Lita main piano, sampai pada akhirnya Darwin dan Lita sama sama suka, waktu itu kita udah gak temenan lagi sama darwin, dan lama kelamaan sikap darwin ke lita makin berubah"

"Darwin makin jarang ngajarin Lita main piano, makin jarang merhatiin lita, dia juga makin sering bohong ke Lita, entah alasannya kenapa gue juga gak tau, sampai pada suatu hari dia pengen nyatain perasaannya ke Lita, darwin janjian sama Lita di taman pas sore hari, tamannya juga sudah di hiasi dengan lilin lilin dan taburan kelopak mawar"

Dava berhenti sejenak, ia kembali tersenyum menatap bintang bintang yang menghiasi langit malam.

Mereka bertiga hanya bisa menatap Dava sambil mendengarkan dengan seksama.

"Darwin datang ke taman?" Tanya Arka yang sejak tadi diam.

Dava menggeleng pelan.
"Dia gak jadi datang, berjam jam lita nunggu sampai malam dia tetap gak datang, gue yang ngikutin lita sejak kepergiannya ke taman langsung nyamperin, Lita langsung meluk gue, yang gue tau saat itu hati adik gue pasti hancur, untuk kesekian kalinya dia bohongin adik gue, gue udah sering peringatin lita supaya gak dekat dekat sama darwin, darwin juga pernah gue ancam supaya gak dekatin lita lagi, karna gue tau Darwin itu gimana orangnya"

"Bukannya gue mau ngehasut adik gue supaya jauhin dia, tapi emang dia gak baik buat adik gue, sampai dua hari lamanya gak ada kabar tentang Darwin, dan hari ketiga pulang sekolah Lita nangis, gue bingung Lita nangisnya kenapa, gue coba untuk nenangin dia supaya dia mau cerita, gue kira dia ketemu Darwin tapi ternyata Lita ditelpon oleh polisi bahwa Darwin Putra Ardhani meninggal karna overdosis"

" Lita di minta kesaksian karna nomor terakhir yang di hubungin Darwin adalah Lita, waktu itu Lita shock banget, dikantor polisi kami juga ketemu sama orang tuanya Darwin mereka langsung meluk Lita karna mereka tahu kedekatan darwin dan Lita, ternyata dia ngedrugs, terus karna terlalu banyak ngonsumsi itu dia jadi overdosis dan baru ditemukan karna orang tuanya lapor kepolisi bahwa anak mereka sudah tiga hari gak pulang kerumah"

Mereka bertiga terkejut atas fakta mengenai kematian temanya itu, yang ia tahu bahwa Darwin meninggal dan itu juga gak jelas kenapa.

"Begitulah, dan maksud gue ceritain ini se...."

"Gue paham Dav, gak ada satu orang pun seorang kaka yang pengen ngelihat adiknya terluka" potong Reza menepuk pundak Dava seolah memberi kekuatan.

"Kami paham ko dav gimana rasanya jadi lo" sekarang Aji yang bicara.

"Dan pertanyaan gue sudah terjawab" ucap Arka

Sekarang giliran Dava yang bingung.

"Pertanyaan apaan?"

"Waktu gue ngelihat adik lo main piano, mata kami gak sengaja ketemu, gue ngerasa sorot matanya mengisyaratkan kepedihan gitu, jadi gue kepikiran aja apa yang ngebuat Lita sampai segitu sedihnya"

Dava tersenyum, apa dia tidak salah dengar? Kepikiran? Kepikiran cewek?

"Ehem.. eee tunggu dulu, sejak kapan lo bisa mikirin cewek Ar?" Ucap Aji asal jeplak.

Tawa mereka hampir meledak.

"Arka Prasaja bro mikirin cewek? Come on bro gue gak salah dengar?"

"Akhirnya lo normal juga Ar, gue kira lo gak normal"

"Lu kira gue apaan gak normal?"

"Tuh kan Dav bener gue bilang, si Arka tuh suka sama Lita, buktinya aja dia mikirin Lita" kata Reza sambil menyenggol Dava.

"Gue gak suka sama Lita, kata siapa gue suka?"

"Ya kata gue lah, kan tadi gue baru ngomong"

Aji mulai tersenyum jail.
"Gini aja Dav gimana kalo gue deketin Lita, terus gue buat deh Lita suka sama gue, dan otomatis dia gak bakalan terpuruk lagi kan?"

Semua menatap Aji bengong, entah dari mana Aji punya ide gila macam itu, siapa gak kenal Aji coba? Playboy tingkat negara tapi tetap jomblo, tuh kan keren gelarnya.

"Enak aja lu main deketin deketin Lita, kan tadi Dava minta bantuannya ke gue" ucap Arka.

"Ya kan lo juga gak suka sama Lita, tiap kali ketemu kerjaannya berantem mulu, lebih baikkan lita buat gue, ya kan dav?"

Reza dan Dava hanya bisa menahan senyum mereka berdua tau maksud Aji bicara begitu apa.

"Ya gak gitu juga kali, Dava kan minta tolongnya ke gue"

"Tuh kan, tuh tuh liat si Arka, gue bilang juga apa, dia suka sama Lita" sahut Reza, sontak semua tertawa mendengar perkataan Reza kecuali Arka.

Dia masih tidak tahu, sejujurnya apa benar ia suka? Bukankah ini terlalu cepat?

"Cieeee yang udah normal" celutuk Aji

Yang disambut jitakan oleh Arka yang mendarat di kepala Aji.

"Gue minta tolong ya Ar? Gue gak minta lo suka sama Lita ko, gue cuman minta lo pusat pikirannya Lita, entah lo mau berantem terus kek sama dia, atau mau adu mulut kek, terserah lo aja, asal jangan sampai nyakitin."

Arka hanya diam mendengar perkataan Dava

Gimana juga caranya gue deketin? Tiap kali ketemu aja kerjaan tu cewek nyolot terus sama gue.




------------------------------------------------
Hai hai haloooooo semua, maaf ya baru upload part yang ini, habisnya banyak kerjaan sih,😉😊

Semoga gak bosen ya baca Lita, terua juga jangan lupa dukung dan comment.😆

Doa in juga ya buat aku, soalnya hari senin udah ulangan semester genap wkwkwk

Pelangi Untuk LitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang