Epilog

1.2K 45 13
                                    

"LITA BINTI BOKAPNYAAAA DICARIIIIII BOSSSS" teriak Diki didepan pintu.

"Lit.. Litaaaa... bangunn woii"
"Yaelaah Lit lo tidur kayak kebo tau gak, banguuuun" sudah hampir teriak April membangunkan Lita belum bangun bangun juga sahabatnya ini.

Sahabatnya ini sejak tadi kerjaannya tidur mulu, tumben banget gak teriak teriak kayak tarzan. Biasanya juga baru nginjak kelas satu langkah udah berkumandang suaranya.

"Ck ah! Ganggu aja, sapa sih Pril?" Lita bangun dari telungkupnya di meja sambil menggerutu kesal.

"Dicari orang tuh kata Diki"

"Iya masa yang nyari gue setan Pril, maksud gue nama orang yang nyari sapa?"

"Ya mana gue tau. Udah sono samperin, siapa tau penting"

Lita menghela napas keras ia berdiri dari duduknya dan berjalan keluar kelas. Kesel juga lagi enak enak tidur dibangunin.
Mendengar helaan napas Lita Maya dan Dessy berbalik kesumber suara.

"Pril napa tuh bocah, kayak mau perang ngelawan naruto aja"

"Itu mah bukannya mau ngelawan naruto lagi may, tapi mau perang tabuk tuh" jawab April sambil memutar bola matanya.

Lita celingak celinguk diluar kelas mencari orang yang ingin bertemu dengannya tadi. Awas aja kalau yang nyari para para bocah plestek, bakal dibuat perkedal bakar tu orang.
Tadi malam ia tidak bisa tidur karna terus terusan di takut takuti abangnya.
Kurang ajar banget kan punya abang gitu.

Lita mengerutkan kening. Mana sih yang nyari dia tadi?

"Dik yang nyari gue tadi siapa?" Tanya Lita menoleh kearah Diki yang masih berdiri didekat pintu.

"It.."

Pandangan Lita langsung gelap.

What? What the hell is this? Apa gue pingsan? Oh tidak mungkin! Gue masih merasakan kaki gue menyentuh lantai. Lalu kenapa gelap? Kenapa perkataan Diki terhenti? Teruss... kenapa kerasa ada yang nutupin mata gue pake tangan sih?
Ah.. bodoh itu berati ada seseorang yang nutupin mata gue bukan?

"Heh elo yang dibelakang gue? Sapa lo hah? Beraninya main dibelakang aja. Sini lo depan gue kalo berani"

Lita mencoba melepaskan tangan yang berusaha menutupi matanya. Wah ada yang mau main main nih sama dia. Gak pernah liat Lita ngamuk lagi ni orang.

Suara cekikikan terdengar di telinga Lita.

Lha kok suara orang cekikikan sih.? Musim banget ya sekarang ngeliat teman disiksa cekikikan?

"Tebak gue siapa?" ucap suara dibelakang Lita.

"Heh lo kira gue anak Tk maen..." Lita berhenti.

Tunggu dulu suara itu...

Ia langsung membalik badannya, sontak pupil matanya langsung melebar melihat siapa orang yang menutupi matanya tadi.

"Ka Arka?"

"Hai pacar" senyum hangat dan mata elang kembali menyambut Lita.

Lita melihat penampilan Arka dari atas sampai bawah. Ck! Cowoknya ini dengan santainya masuk kesekolah dengan pakaian bebas seperti ini. Benar benar!
Tatapan Lita tertuju pada lengan kiri Arka yang masih berbalut perban.

Ya tuhan baru ingat gue, ka Arka kan lagi sakit.

"Astaga ka lo masih belom sembuh ngapain kesini?" Tanya Lita khawatir sekarang.

"Ya mau ketemu pacar gue dong, masa iya mau ketemu guru"

"Oh dear ka Arka lo lagi sakit okey. Lo gak boleh keluyuran kayak gini, yuk kembali ke rumah sakit gue anter, lagi sakit kok jalan jalan sih. Entar gak sembuh sembuh mau lo hah? Bentar lagi lo mau ujian!! mau lo gak lulus kebanyakan gak masuk sekolah? Gue gak mau punya pacar gak lulus ujian sekolah, malu maluin aja tau gak! Jangan keluyuran lagi kecuali sudah sembuh"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pelangi Untuk LitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang