30 Ending

1.1K 47 5
                                    

Arka mencoba bangun dari tempat tidurnya. Ia sudah bosan berbaring seharian tanpa melakukan apa apa disini. Sudah tiga hari semenjak Rajada datang kerumah sakit memberikan surat Darwin Lita belum juga menjenguknya.

Arka sedikit meringis karna sakit dilengannya yang patah.
"Damn it.." gerutu Arka kesal

"Bahkan bangun dari tempat tidur saja sakit, sialan!!"

Arka memutuskan untuk bersandar kembali ditempat tidurnya. Sudah jam 15:30.
Sahabat sahabatnya pasti sebentar lagi akan datang, Dava Aji dan Reza setiap hari menjenguk Arka sehabis pulang sekolah, mereka akan menceritakan hal hal apa saja yang terjadi disekolahan termasuk kelakuan konyol Aji yang selalu membuat para guru darah tinggi dibuatnya, atau bahkan hanya sekedar menceritakan bahwa hari ini sepatu Dava keinjak tai ayam yang ada dibelakang sekolah. Benar benar gak ada kerjaan kan? Tapi itulah hubungan persahabatan mereka.

Tidak ada yang mereka tutup tutupi sedikit pun, mereka akan bahagia jika semua bahagia dan mereka akan merasakan sakit jika para sahabat mereka merasakan sakit. Dizaman sekarang seorang sahabat itu hanya tinggal nama. Namanya saja sahabat tapi kelakuannya penjahat. Arka selalu bersyukur ia memiliki sahabat yang tulus.

Gebrak!!

Pintu ruangan Arka terbanting dengan sangat keras ke dinding. sontak Arka menoleh. Didapatinya cewek yang tiga hari ini dirindukannya sedang diambang pintu sambil tersengal sengal.

"Lita?" Kata Arka bingung.

Lita masih membungkukkan badannya karna rasanya napasnya tinggal lima persen. Astagaaa dia benar benar ingin membunuh cowok didepannya ini sekarang.

"Diam!! Huh.. huh.. huh.." sahut Lita masih ngos ngosan.

Arka mengulum senyum mendengar sahutan Lita, sepertinya cewek itu habis melakukan lari maraton menuju rumah sakit.

"Oke oke, coba tarik napas keluarin terus tarik napas lagi keluarin lagi tarik napas lagi..."

"Lo kira gue emak emak mau lahiran hah?!"

Lita berjalan mendekati tempat tidur Arka.

"Dasar bodoh!! dasar lemah!! Dasar gila!! Stupid!! Belatung kupung!!" Ucap Lita.

Arka terlihat bingung dengan perkataan Lita, biasanya Lita akan mengeluarkan sumpah serapahnya ini jika sedang marah saja. Lalu apakah Lita sedang marah padanya? Tapi kenapa?

"Ta lo.."

"Diam!! Gue belom selesai ngomong bego!! Otak lo dimana sih hah? Dijidat? Atau didengkul? Atau gak punya otak sama sakali? Lo bisa mikir gak HAH?!!"

Lita kembali mendekat. Sekarang ia sudah disamping Arka.

"Lo..." tangan telunjuk Lita mengacung kearah Arka tanda memberi peringatan.

"LO TUH MANUSIA PALING BEGO TAU GAK!! GUE BENCI SAMA LO!! GUE BENCIII"

"Ta lo kenapa?" Tanya Arka masih bingung.

"Gue benci sama lo gue banciiiiiiii"

"Okey fine lo benci sama gue, tapi kenapa ta? "

"Lo punya otak kenapa gak dibuat mikir hah? Kenapa lo lakuin semua itu karna gue? Kenapa?"

"Gue gak ngerti apa maksud lo ta, okey gue salah but please gue minta penjelasan tentang kesalahan gue" ucap Arka menenangkan Lita. Jujur saja ia panik jika melihat Lita emosi seperti ini.
Lita menatap Arka tajam.

Brakk!!

Lita menggebrak meja dengan keras sambil menundukkan kepalanya. membuat wajahnya dan wajah Arka sejajar

Pelangi Untuk LitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang