9. sad

1.1K 51 2
                                    

"Sudah Dimas, aku sudah tidak tahan dengan semua alasan kamu, pokoknya aku minta CERAI !!!!!"

Sontak Dava dan Lita langsung keluar kamar dengan tergesa gesa.

"Oh dear bang? Mama sama papa kenapa? Datang dari bandung ko gitu?" Sahut Lita sambil menyeimbangi langkah abangnya.

"Yah elu lit, nanya ke gue mana gue tau, udah yuk kita kebawah"

"Ma dengerin papa dulu, papa bisa jelasin semuanya kok"

Dimas membujuk Aliya yang sudah menangis histeris terduduk di ruang tamu.

"Aku selalu percaya sama kamu, tapi kamu?..hiks.. Kamu ...hiks. menghancurkan semuanya, kamu bohongin aku" isakan tangis Aliya pecah.

Sungguh menyakitkan mendengar tangis seorang ibu yang selama ini selalu ada untuk mereka.
Tapi duduk permasalahannya adalah mereka tidak mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.
Orang tua mereka sangat jarang bertengkar seperti ini.
Apalagi Dimas, papa mereka papa terlihat sangat mencintai mama.
Dan juga sebaliknya mama juga begitu sangat menyayangi papa.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi?

Dava maju selangkah memberanikan diri untuk bertanya terlebih dulu.

"Pa? Ini sebenarnya ada apa? Mama kenapa jadi sampai nangis gitu?"

"Dimas"
Suara itu mengalihkan perhatian semua orang termasuk Aliya.

Seorang wanita seumuran mama berdiri di ambang pintu sambil menggandeng seorang anak laki laki berusia 5 tahunan

Aliya segera berdiri dan menyeka air matanya, raut mukanya berubah menjadi dingin meskipun dari matanya keliatan bahwa dia habis menangis.
Ia mendekat ke arah wanita yang memanggil nama papa.

"Mau apa kamu kesini? Mau merebut suami orang? Atau mau menggaruk harta suami orang?"

Dava dan Lita terkejut, benarkah yang di dengar mereka tadi? Ya tuhan kenapa sampai seperti ini?

Dimas menyusul Aliya dan mencoba menenangkan istrinya ini.
Di hadapan wanita itu mama terlihat sangat angkuh dan merendahkan.
Sejujurnya andai dibolehkan Aliya mungkin sudah menangis terisak isak dengan kedatangan wanita di hadapannya ini.
Tapi imaje dan popularitasnya sebagai salah seorang yang terpandang di Jakarta dan pemilik Butik ternama, mengharuskannya untuk terlihat kuat dan seprofesional mungkin, paling tidak wanita didepannya ini harus tahu dia berhadapan dengan seorang ALIYA HYDAR.

"Aku masih tidak percaya kalau kamu sudah mempunyai keluarga, LALU KAMU MEMILIH ISTRI SIMPANAN KAMU DI BANDING AKU?" wanita itu setengah berteriak kearah Dimas.

Papa hanya diam menatap sosok wanita di hadapannya.

"ANDA JANGAN ASAL BICARA YA, SAYA ISTRI SAHNYA DIMAS HYDAR, DAN AN-DA ? SIAPA ANDA YANG BERANI MENGUSIK KETENANGAN RUMAH HYDAR?" suara mama meninggi satu oktaf. Ia sengaja menekankan kata anda pada wanita itu.

"Saya istri sahnya tapi apa?, kamu yang menikmati semua kemegahan ini, Dasar wanita jalang, murahan, perebut suami orang, tidak bermoral, ti..."

Plak..

Sebuah tamparan sudah mendarat dengan mulusnya di pipi wanita itu, semua menatap terkejut kecuali mama.
Ternyata Dimas yang menampar wanita di hadapannya.
Lita langsung memegang tangan Dava,

Hampir saja dava lupa, Lita ada disini, ya tuhan bagaimana Lita? Apakah dia sama shocknya seperti Dava?
Dava melihat keadaan adik disampingnya, bisa dirasakan tangan Lita yang gemetaran, dan dingin di lengannya.

"JAGA OMONGAN KAMU YA, ISTRI PERTAMA SAYA ALIYA, DAN HANYA ALIYA, BERANI KAMU MENGHINA ISTRI SAYA, SAYA PASTIKAN KAMU AKAN MENYESAL, YANG TERJADI DULU BUKANLAH KESENGAJAAN!!!!"

Pelangi Untuk LitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang