23

908 45 0
                                    

Lita berjalan keluar kelas dengan setengah berat hati.
Ahh ia malas sekali rasanya berjalan ke loker saat pelajaran dimulai seperti ini.
Semoga saja dia tidak bertemu Arka.

Owh shitt!! Kenapa juga pake acara lupa segala sih ?

Karna datang ke sekolah terlambat Lita jadi lupa membawa buku jadwal hari ini kekelasnya.
Untung saja Lita diperbolehkan mengambil bukunya yang tertinggal diloker.
Ini juga salah satu kebiasaan Lita sekarang, menaruh semua buku tulisnya di loker, jadi kalo mau sekolah tinggal bawa ransel doang.

Sebenarnya lebih praktis menaruh dibawah meja tapi sayang, karna penghuni kelas Lita tarzan semua alias urak urakan Lita tidak menjamin bukunya yang disampul rapi dan cantik akan tetap sehat wal afiyat di kolong meja sampai esok hari, bisa dipastikannya bukunya akan jadi pesawat pesawatan atau surat cinta alay tingkat dewa buat gebetan.

Ck nasib punya kelas penghuninya orang utan tu ya gini.

Lita membuka lokernya. dan lagi, coklat susu dan selembar surat kembali ditemukannya.
Ternyata Rajada masih gigih juga mengejarnya.
Ini sudah coklat dan surat yang kesekian kalinya yang akan diberikannya untuk April, tapi surat? Jelas dia akan membuangnya.
Karna coklat yang diberikan Rajada tidak pernah dimakannya.
Dan juga tidak pernah membaca surat yang dikirim Rajada.

Lita selesai mengambil buku yang di perlukannya, ia menutup lokernya dan ingin segera kembali kekelas.

"Hai gebetan Darwin"

Lita tertegun.
Bukan karna suara yang baru saja menyapanya itu tapi ucapannya itu.

Astagaa bahkan dia sudah lama tidak mendengar sebutan itu.
Biasanya... oh lupakan lupakan jangan sampai ia mengingat masa lalunya.

Lita berbalik.
Dan apa yang di lihatnya? dia mendapati kaka kelas yang minggu lalu bermasalah dengannya. Raya.

"Dari mana lo tau Darwin?" Tanya Lita.

Raya hanya menanggapinya dengan tersenyum sinis.

"Itu gampang girl, siapa yang tidak mengenal Darwin? Dia mantan kawan Dava dan dia juga termasuk most wanted well tidak ada yang tidak mengenalnya"

Lita sudah bulatkan bahwa dia tidak ingin meladeni nyi blorong di hadapannya ini.
Terlebih lagi ini jam pelajaran Bahasa Indonesia dan sebentar lagi kelompoknya akan tampil didepan kelas menampilkan hasil kerja kelompok puisi musikalisasi puisin mereka.

Lita memutar kedua bola matanya , ia berbalik untuk segera menuju kelasnya.
Tapi suara Raya kembali membuatnya berhenti.

"Lo gak sadar Darwin meninggal karna lo? Dasar cewek gak tau diuntung, sudah bagus Darwin suka sama lo, eh malah bikin Darwin meninggal"

Raya berjalan mendekati Lita melihat ekspresi apa yang terpampang diwajah adik kelasnya

"Sadar diri dong, kalo lo dekati Arka juga nasib Arka akan sama kayak Darwin" ucap Raya sarkastik.

"Untung aja Dava abang lo gak kenapa kenapa ya punya adik kayak lo! Heh dasar cewek pembawa sial"

"Lo tu harusnya inget perjuangin Darwin buat dapetin lo. Bukannya setelah Darwin meninggal lo malah enak enakan sama cowok lain."

Lita sudah hampir meruntuhkan pertahanannya sendiri, butiran air mata terjatuh. Ia buru buru menyeka air matanya.
Jatuh harga dirinya menangis didepan musuh.

Benarkah dia penyebab kematian Darwin?
Benarkah dia juga cewek pembawa sial?
Apa yang dikatakan Raya itu benar?
Tapi dia tidak melakukan apapun terhadap Darwin! Dia juga begitu kehilangan Darwin ketika Darwin meninggalkannya.

Pelangi Untuk LitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang