25 Move On

921 48 0
                                    

"Merem lo, awas kalo ngintip!"

"Bawel lo mirip emak emak tau gak sekarang. Ihhh nyebelin deh"

Arka masih menuntun Lita dengan hati hati untuk mencapai tujuannya.

"Biarin" sahut Arka asal.

"Iiiiiih kita kemana sih? Pulang aja yuuk ngantuk nih"

"Bentar lagi sampe ta suer deh"

"Ta ti ta tu lo pikir gue apaan?, nama gue Lita ka jangan dipanggil ta" Lita cemberut mendengar perkataan Arka.

Hari ini Lita diboyong Arka untuk kesuatu tempat. Entah dimana dia sekarang.
Astagaa...
Dan parahnya lagi adalah ini baru jam 5 subuh.
Pikirin deh jam 5 dini hari mau di bawa kemana?.
Awalnya Lita sempat menolak karna ini hari minggu jadi dia ingin tidur sepuasnya.
Karna besoknya dia akan kembali dengan aktivitasnya.
Tapi apa. Sekarang dirinya berada disini bersama cowok plin plan disampingnya.

"Anggap aja "ta" itu panggilan khusus dari gue. Jangan injak yang itu" ucap Arka memberi intruksi.

Sebenarnya Arka kesini hanya ingin membawa Lita melihat ini saja. Lama rasanya ia tidak bicara pada cewek hujannya. Dan dia merindukannya.

"Kaki Lita pegel nih ka"

Lita membalik badannya kebelakang, wajahnya sudah ditekuk seribu dibuatnya.
Arka mengulum senyum melihat tingkah Lita.
Dipikir pikir lagi dari sisi mana sih sebenarnya tomboinya Lita ini?
Hanya saja penampilannya yang mirip seperti cowok.
Tapi dia tetap cantik.
Ahh.. sudah! Bisa gila nanti dia memikirkan Lita.

"Oke gue gendong?!"

"Hah?"

Belum sempat Lita bereaksi tubuhnya sudah melayang. Tangan Lita langsung menggapai apa yang bisa digapainya.
Itu tadi pertanyaan atau perintah sih?
Oh dear..

Dengan lihai Arka berjalan mendaki sebuah bukit kecil,
Hanya perlu beberapa menit untuk Arka agar bisa sampai atas. Dan berhasil!

"Kita sampai" Arka menurukan Lita dengan hati hati.

Lita hendak membuka pengikat matanya tapi terhenti karna tangan Arka menangkapnya.

"Belum, gak sabaran banget sih"

"Ih gelap tau, emang lo pikir enak mata di iket kek gini, kayak orang lagi diculik aja pe'a" gerutu Lita.

"Emang lagi diculikkan?" Jawab Arka tersenyum ke arah Lita, sayang Lita tidak bisa melihat senyumnya.

"Hah? Ka Arka nyulik gue? Heh lo gila ya? Gue laporin bang Dava nyaho lu" Lita mencari handphone di bajunya.

"Lo yang nyulik masa gue yang dilaporin?" Arka meraih  tangan Lita dan menggenggamnya erat.

Bisa dipastikannya sekarang wajahnya sudah memerah seperti tomat karna tangannya digenggam Arka.
Buru buru dialihkannya wajahnya.
Arka terkekeh geli melihat tingkah cewek hujannya ini.

"Gue buka iket matanya tapi jangan lihat dulu oke?"

"Iyaa"

Arka melepaskan ikat mata Lita.

"Heh merem jangan ngintip"

"Ih dikit doang ngintipnya"

"Merem"

"Ini udah merem ka"

"Gue hitung... ck merem ta"
Ceweknya ini susah sekali disuruh merem.
Apa sih susahnya merem?

"Iiiiih cepetaaaaan" teriak Lita kesal.

Mau lihat dikit aja gak boleh dasar pelit. Gerutu Lita dalam hati

Pelangi Untuk LitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang