18. Remembrance

1K 51 0
                                    

"Sayang makan dulu sini yuk bareng mama" Lita baru menuruni tangga dengan wajah lesunya.

Lita menatap ke meja makan semua berkumpul seperti biasa, bukan, bukan seperti biasa tapi seperti dulu.
Ada papa, bang Dava, dan mama? Semua lengkap?

"Udah sini turun, pake bengong lagi keliatan banget begonya" celetuk Dava yang mendapat sikutan dari mama.

Rasanya lama sekali dirinya tidak melihat keluarganya berkumpul bahagia seperti ini.

"Apa Lita ketinggalan sesuatu?" Lita sudah duduk di samping Dava sambil menatap kedua orang tuanya dengan wajah berbinar.

Mama memandang papa dengan malu alih alih tersenyum.
"Kami sudah baikan" ucap papa sambil merangkul pundak istrinya.

"Akhirnyaaaa.." jawab Lita lega, senang rasanya keluarganya sudah kembali seperti dulu.

"Mama sudah buatin roti bakar rasa keju susu buat kamu"

"Tapi Lita gak makan hari ini ma"

Semua menatap Lita bingung, Lita? Menolak makan? Wahhh bahaya ini!! Gak ada angin gak ada topan gak mau makan itu patut di waspadai

"Lit lo gak lagi buang perangai kan?"

Tuk!!

Sendok selai sudah mendarat di kepala Dava.

"Sut, Dava gak boleh ngatain adik kamu kek gitu" ucap mama sambil melototi Dava.

"Kenapa sayang?, roti bikinan mama gak enak ya?"

"Kamu sakit? Bagian mana yang sakit? Perlu papa panggil dokter kesini?" Sekarang papa juga ikut khawatir

"Hah? Non Lita sakit non? Apa yang sakit non?" Bi Siti juga tidak mau ketinggalan menanyai Lita.

"Beneran gak mau makan Lit? Biasanya doyan banget makan"

Astaga keluarganya ini memang Alay tingkat dewa rupanya.
Ini cuman perkara tidak makan lho!!

"Iiiiih apaan sih Lita gak sakit tauuu" Lita sudah cemberut dibuatnya.

"Terus kenapa gak mau makan sayang?"

"Gue nelpon Arka dulu biar di kekelas lo ngasih tau kalo lo lagi sakit"

"Papa juga akan hubungi dokter supaya kesini"

"Bi Siti juga mau buat bubur untuk non Lita"

"Astagaaaa hellloooo Lita lagi puasaa ma pa bang bi Siti, alayyy dehhhhh"

Semua menatap Lita bingung.

"Kamu puasa sayang? Kok gak bilang?"

"Emang lo puasa apaan hari kamis kek gini?" Tanya Dava masih bingung.

"Ini belum bulan romadhon lho non Lita kok puasa"

"Ck, Lita bayar puasa bang Davaa.. maa.. bi Siti... Lita kan tahun kemaren bolong 5 hari"

Mereka ber "oh" riya mendengar penjelasan Lita.
Ish.. ish..ishh keluarganya ini alay semaput ternyata.

"Owalah puasa ngebayar to dikirain non Lita puasa apaa"

"Berarti rotinya buat gue aja" ucap Dava, pikiran jahilnya muncul tanpa diundang.

Dava mengambil roti didepan Lita kemudian memakannya dengan penuh wajah nikmat.

"Beuukhh mantap banget ma rasanya...."

"Emmmm... enaaakkk... kejunya kerasa banget"

"Bah rugi kalo gak makan ni roti, pulang sekolah buatin lagi ya ma"

Pelangi Untuk LitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang