Adel's POV
Kringg... Kring...
"Halo, ini siapa ya ?"
"Ini Tommy."
"Tommy siapa ya?"
"Masa gak inget sih? Tommy temen maennya Nathan."
"Oh.. ngapain nelfon?"
"IH.. jutek banget sih. Ini, besok lu ada acara gak?"
"Gak ada, kenapa?"
"Gua pengen ngajak lu ketemuan, jalan jalan aja gitu"
"Kenapa tiba tiba ngajak gua?"
"Ayolah, pliss.... Gua juga ngajak Nathan kok."
"Oh, yaudah dimana?"
"Tenang aja, ntar biar gua jemput. Siap siap aja jam 1 gua jemput."
"Oh yaudah."
Klik....
Langsung saja aku tutup telfon dari Tommy itu, aneh juga kenapa dia tiba tiba mengajakku bertemu. Tapi aku gak ambil pusing. Toh Nathan ikut juga.
Skip Time ... Besok siang
Aku sudah bersiap siap di kamarku, tidak ada yang spesial. Hanya sweater putih, celana jeans dan sepasang sneakers. Mana mungkin berharap yang spesial dariku, bayar keperluan sekolah aja udah ngirit ngirit, gimana mau belanja?
12.45 WIB
Aku sudah siap dan menunggu di ruang keluarga sambil menonton TV dan hanya menunggu kabar dari Tommy. Kemudian aku melihat pintu kamar Nathan terbuka dan menampilkan sesosok pria tampan dan tegap ditambah dengan penampilan modisnya. Ia melirikku dan mulai menautkan alisnya, mungkin bingung mengapa aku berpenampilan tidak seperti pakaian rumah.
"Mau kemana Del?" tanya Nathan sambil duduk di sampingku.
"Pergi sama Tommy kak."
"Kok tumben??" Nathan mulai heran
"Gak tau, tiba tiba. Tapi katanya kakak juga bakal mau ketemu sama dia nanti." Tanyaku mulai takut kalau Tommy berbohong mengenai Nathan.
"Iya sih, nanti pengen ketemuan sama dia. Tapi masih harus jemput temen baru ketemu dia. Kalo tau dia ngajak kamu, kakak mending pergi sama kamu aja daripada jemput itu cewek." Ucap Nathan pura pura ngambek.
Aku hanya tertawa kecil melihat ekspresi Nathan, sungguh aku kangen suasana seperti ini. Aku benar benar merasa memiliki kakak kembali setelah sekian lama sosok itu bagaikan hilang dari hidupku.
"Yaudah, kakak gak jadi jemput cewe nya? Ntar telat dia marah lagi." Ucapku sambil menepuk bahu kakakku itu.
"Oh iya... hampir lupa. Kamu hati hati ya, kalau ada apa apa telpon kakak." Peringat Nathan yang menghangatkan hatiku.
Aku hanya mengangguk dan tersenyum kecil, sampai tiba tiba dia mengelus kepalaku dan mengecup dahiku. Kemudian ia keluar rumah dan melaju dengan motornya.
Aku hanya termenung sambil memegangi dahiku, masih sedikit kaget dengan perlakuan kakakku itu. Tapi aku hanya tersenyum seperti orang gila sampai hp ku berdering lagi."Halo?"
"Del, aku udah di depan."
"Ok, gua keluar."
Langsung aku matikan sambungannya dan keluar rumah tanpa lupa mengunci pintu.
"Hai Del." Sapa Tommy sambil tetap duduk di motornya.
"Hai." Aku hanya membalas sapaan itu datar.
"Buset dah jutek amat lu. Yaudah nih ambil helmnya." Sambil menyodorkan helm padaku.
Aku mengambil helm itu dan naik ke kursi penumpang.
"Siap ya Del?"
"Hmmm.." aku hanya bergumam dan kemudian motor sport Tommy menuju sebuah bangunan rumah kecil sederhana yang belum pernah kulihat sebelumnya.
"Kita tunggu Nathan dulu ya Del. Sabar."
"Iya iya." Aku hanya mengangguk malas.
10 menit kemudian datang sebuah motor yang sudah kuingat dengan jelas beserta 2 orang yang menumpangi di atasnya. Tentu saja yang mengemudikannya adalah kakakku dan seorang wanita di belakangnya yang tampak familiar bagiku.
"Hai Tom.. Hai Del." Sapa Nathan pada sahabatnya dan aku.
"Akhirnya dateng juga lu bro... eh, itu cewe kenalin boleh kali." Goda Tommy pada Nathan. Jujur saja aku juga penasaran dengan cewe itu.
"Oh iya... Kenalin, ini namanya Gisella."
Gisella ??? GISELLA? Mataku terbelalak mengingat bahwa Gisella merupakan salah satu 'temanku' di kelas. Tapi Gisella kan bukan Cuma dia. Kemudian aku melihatnya sekali lagi untuk memastikan bahwa firasatku salah.
Tapi ternyata Dewi Fortuna sedang tidak berpihak padaku, itu adalah Gisella, cewe yang merupakan 'teman' ku yang ada 1 kelas denganku. Sepertinya kakakku itu tidak sadar bahwa perempuan yang dibawanya itu sebaya dengan diriku. Karena kalau dilihat dandanan Gisella memang selalu terlihat terlalu dewasa.
"Adel ??!!" teriak Gisella padaku.
"Kenapa Gis?" tanyaku tenang
"Kok lu ada di sini?" tanyanya
"Gua diajak ama si Tommy ini. Emang kenapa ?"
"Gapapa kok." Sepertinya ia enggan kembali bertanya karena aku sudah terdengar tidak penasaran tentangnya sama sekali.
"Yaudah, semuanya udah dateng nih. Ayo masuk aja."
TBC
Sori banget chap ini pendek, chap depan janji deh dipanjangin :D
Makasih yang udah mau baca cerita ini... 💕💕
Semoga aja masih ada yang nungguin cerita ini..Makasih banyakkk
Kritik saran komen aja
-X-
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind That Smile (END)
Novela JuvenilTersenyum adalah cara terbaik untuk menutupi semua kesedihan dan kekecewaan yang dihadapi. Saat orang orang berfikir tidak akan ada yang bisa merusak kebahagiaannya, hanya dia dan Tuhan lah yang mengetahui jawabannya. Saat dimana akan tiba dimana ia...