23rd

23.5K 1K 18
                                    

Author's POV

Sampai di rumahnya, Adel langsung pergi ke dapur dan menggoreng telur yang tersisa tadi, ia hanya makan siang dengan nasi putih dan telur dadar walau sudah membeli bahan makanan yang terbilang cukup banyak. Adel tidak ingin membuang waktunya untuk menyiapkan makan siang yang banyak buat dirinya karena menurutnya akan mengakibatkan masakan untuk keluarga akan terlambat untuk matang.

Selesai makan langsung saja ia mulai memasak makanan kesukaan ayahnya itu.

6 : 30 PM

Artinya sudah 5 jam Adel memasak makan malam dan akhirnya semuanya sudah siap dan sudah ia sajikan di atas meja makan kecuali sop buntutnya yang masih di letakkannya di atas kompor agar tidak dingin. Makan malam buatannya kali ini terlihat mewah, ada ayam goreng asam manis, sop buntut, nasi putih, cah kangkung, orange juice, dan es teh manis. Ini lebih banyak dibanding dengan makan malam biasanya, yang biasanya hanya terdapat 1 lauk pauk dan 1 mangkuk sayur. Dan sekarang yang perlu dilakukannya hanyalah menunggu kepulangan keluarganya.

30 menit menunggu, ia menelfon mamanya karena takut makan malamnya terlanjur dingin.

"Halo ma, kalian kapan pulang? Makan malamnya entar dingin nih."

"...."

"Oh, ya udah deh. Have fun yah."

"...."

Kemudian percakapan mereka berakhir dan Adel hanya diam dan memakan makan malam yang sudah disiapkannya ini dengan perasaan kecewa dan sakit pastinya. Selesai itu,ia memasukkan semua makanan itu ke dalam kulkas dan berharap masih bisa dimakan esok hari. Selesai semua kegiatannya, Adel berlari ke kamarnya dan mulai menangis sekencang kencangnya mengingat tidak ada orangdi rumah. Kemudian Adel memutuskan kembali belajar bermain gitar yang membuatnya bisa lebih tenang.

Sedangkan di tempat lain

Nampak sebuah keluarga yang terdiri dari 3 orang. Orang tua dengan seorang putra mereka yang bisa dipastikan merupakan orang kaya dan terpandang. Bisa dilihat dari gaya berpakaian mereka dan semua kantong belanjaan mereka yang semua berasal dari toko toko dengan barang branded kelas atas. Langkah mereka berhenti saat ada telfon yang masuk ke hp satu satunya wanita diantara mereka.

"....."

"Oh, Adel.. Ini kami masih di mall, masih mau nyari barang. Kamu makan aja, gak usah nungguin kami pulang, kami kayaknya makan malam di sini. Lagian ada temen papa yang ngajak makan malam bareng di sini."

"....."

"Kamu baik baik di rumah."

"Kenapa tuh anak Ma?" tanya Nathan pada ibunya.

"Mama lupa kasih tau kita makan di sini, dia nyariin." Jawab Monique santai.

"Oh iya, tadi kita minta dia masakin ya?" sahut Robert sambil menepuk dahinya.

"Udah lah pa, biarin aja. Lagian aku udah bosen banget makan di rumah." Sahut Nathan sambil menarik lengan papa dan mamanya.

"Emang masakan dia gak enak selama ini?" tanya Monique pada anak kesayangannya ini

"Lumayan sih, tapi ..." jawab Nathan menggantung

"Tapi kenapa Nak?" giliran Robert yang bertanya

"Ya masa papa lupa sih apa yang dia lakuin sama aku dulu? Udah lah ayo kita jalan lagi. Aku masih pengen nyari celana." Jawab Nathan agak kesal.

"Iya iya, papa inget. Gak usah marah marah gitu." Ucap Robert sambil mengelus rambut anaknya itu.

"Oh iya, kita mau makan dimana?" tanya Monique pada kedua laki lakinya.

"Kita makan masakan indo aja yuk, lagian papa pengen makan ayam goreng asam manis sama sop buntut." Usul Robert yang sudah lama tidak memakan dua makanan kesukaannya itu yang sebenarnya bisa ia dapatkan di rumahnya.

"Boleh aja, tapi kita cari keperluanku dulu." Ajak Nathan yang hanya dibalas anggukan dan senyuman dari orang tuanya.

Kedua orang tua itu hanya mengikuti kemauan putra mereka yang masih ingin mencari barang barang lainnya. Kemudian mereka bertiga makan malam bersama sambil diiringi tawa bahagia tanpa memikirkan perasaan anggota keluarga mereka yang lain yang sedang menahan rasa sakit yang teramat sangat di hatinya yang disebabkan oleh mereka.

Back to Adel

Adel dengan ajaib sudah bisa memainkan gitar dengan cukup mahir walau hanya belajar beberapa jam. Setelah puas dan lelah bermain gitar, ia meletakkan kembali gitarnya dan berbaring di kasurnya sambil memegang foto yang sebenarnya cukup membuatnya semakin sakit, kembali ia menangis sambil memeluk foto itu. lama kelamaan ia merasa lelah dengan semua pikirannya tentang keluarganya dan akhirnya tertidur masih memegang foto menyakitkan itu.

"Untuk apa foto keluarga kalau hanya aku yang tersenyum bahagia disana ?" tanya Adel sambil menatap foto yang dipegangnya dari tadi sebelum ia benar benar tertidur.



TBC



Makasih buat readers yang udah mau baca

Tolong bantuan kalian buat kasih komen tentang cerita ini karena readers cerita ini berkurang terus...

Tolong bantu saya T-T

Makasih sebelumnya :)

-X-

Behind That Smile (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang