Adel's POV
Kring... Kring...
Kembali bunyi alarm mengganggu tidurku, baru saja aku menghentikan bunyi alarm itu dan berniat kembali tidur, teringat bahwa keluargaku sudah pulang atau belum. Aku segera keluar kamar dan mengecek seluruh rumah dan tidak mendapati mereka di sana. Baru aku berniat menelfon mereka, hp ku sudah terlebih dahulu berbunyi dan menampilkan nama 'MAMA' di layar hp ku.
"Halo Ma, kalian kemana kok gak ada di rumah?"
"....."
"Oh gitu, kenapa gak kabarin aku dulu kemaren? Aku khawatir banget tau."
"....."
"Gak usah deh ma, kalian hati hati aja di sana. Aku bakal jagain rumah, jadi kalian tenang aja."
"...."
"OK deh ma, selamat tidur."
Percakapanku dengan mama berakhir dan menyisakan hatiku yang sudah kembali mendapat luka baru dan air mata yang siap keluar dari mataku mengingat perkataan mama tadi.
Monique's POV
Dalam perjalananku menuju salah satu hotel di Bandung bersama suami dan anak kesayanganku, entah kenapa aku teringat dengan Adel yang kami tinggal di rumah dari kemarin. Sebenarnya aku malas menghubunginya tapi mau bagaimana lagi, aku memang harus memberi tahunya kalau kami tidak akan pulang selama 3 hari ini. Kami memang sudah berencana langsung berangkat kemarin malam sehabis makan malam, awalnya kami ingin makan malam di rumah dan berangkat setelahnya. Tapi Nathan tidak ingin makan di rumah jadi kami langsung berangkat saja dari mall. Lagi pula aku juga tidak mau menjawab pertanyaan – pertanyaan Adel yang pasti menanyakan mengapa ia tidak diajak dll. Aku tidak mau kehadirannya akan menghancurkan liburan bahagia kami bertiga.
Kuambil hp ku dari dalam tas lalu mencari nama 'Adel' di sana dan menekan tanda telfon hijau dan menunggu jawaban dari sebrang sana.
"....."
"Mama, Papa, sama kak Nathan lagi on the way ke Bandung. Kami udah berangkat dari kemaren malem, dan sekarang kami lagi jalan ke hotel."
"....."
"Kemaren pas mama mau nelfon takut kamu udah tidur, kamu mau dibawain oleh oleh?"
"......."
"Oh yaudah mama mau tidur lagi, jagain rumah yang bener. Awas kalo sampe kami pulang nanti rumah berantakan."
"......."
Selesai kumasukkan lagi hp ku ke dalam tas, tidak pernah terpikir olehku akan membawakan sesuatu untuknya, dan pertanyaanku tadi hanyalah basa basi. Kalaupun ia meminta sesuatu, aku akan mencari alasan seperti lupa atau tidak ketemu. Aku, suamiku, dan anak kebangganku ini masih memiliki banyak kegiatan yang lebih penting dibanding mencari oleh oleh untuknya.
Baru 20 menit aku kembali tidur, aku kembali bangun karena merasa mobil telah berhenti di sebuah hotel paling mewah di Bandung.
'HOTEL TULIP'
Nama itu terpampang jelas di gedung dengan banyak kamar ini. Aku sudah beberapa kali menginap disini bersama suamiku, dan karena itu kupikir untuk mengajak Nathan ke sini. Karena kegiatan kampus pasti sudah membuatnya lelah. Lagi pula aku dan suamiku sangat rindu padanya, dan kami tidak mau acara kami harus terganggu degan kehadiran bocah satu itu yang bernama Adel. Mengingat apa yang sudah diperbuatnya pada anak kesayanganku membuatku merasa benci dan muak melihat wajahnya. Tapi tetap saja dia adalah anakku, darahku dan suamiku ada di dalamnya. jadi diriku dan suamiku tidak bisa begitu saja meninggalkannya ataupun mengusirnya, kami juga masih memiliki hati seorang orang tua yang tidak bisa hilang begitu saja karena kejadian itu.
Tapi tetap saja aku masih belum bisa menerimanya, jadi aku pikir ini adalah cara terbaik untuk keluarga kami. Aku tau persis kalau ini pasti berat dan menyakitkan untuknya, tapi aku juga memikirkan perasaan anak kesayanganku yang masa depannya hampir hancur karena ulah ceroboh adiknya. Semenjak itu pula sikap kami bertiga berubah padanya. Masih tersimpan dendam di sudut hati kami yang kuyakin tidak akan mudah hilang tertutama dalam hati Nathan.
Disinilah aku dan suamiku sekarang, di dalam sebuah kamar dengan tipe suite, kamar paling mewah di hotel ini. Kami menyewa 2 kamar, untukku dan suamiku serta untuk Nathan. Rencananya kami akan mulai menjelajahi Bandung nanti setelah sarapan, berhubung sekarang masih pukul setengah 5 pagi. kami memutuskan kembali tidur dan mengumpulkan tenaga agar bisa menikmati Bandung berlama lama.
Author's POV
Sedangkan mereka bertiga sangat menikmati suasana Bandung yang sejuk dengan penuh kebahagiaan, ada seorang lagi anggota keluarga mereka yang berusaha menahan sakit yang teramat sangat di dasar hatinya.
TBC
Makasih buat readers yang udah mau baca
Tolong bantuan kalian buat kasih komen tentang cerita ini karena readers cerita ini berkurang terus...
Tolong bantu saya T-T
Makasih sebelumnya :)
-X-

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind That Smile (END)
Fiksi RemajaTersenyum adalah cara terbaik untuk menutupi semua kesedihan dan kekecewaan yang dihadapi. Saat orang orang berfikir tidak akan ada yang bisa merusak kebahagiaannya, hanya dia dan Tuhan lah yang mengetahui jawabannya. Saat dimana akan tiba dimana ia...