28 th

24.1K 1K 5
                                    

28 th

Still Adel's POV

Mengingat chat dari Tommy barusan membuatku sedikit merasa tidak nyaman. Entah kenapa aku merasa akan ada hal buruk yang akan terjadi nantinya. Tapi aku membuang pikiran itu jauh – jauh karena itu hanya akan membuatku stress. Di tengah – tengah memasak, telpon rumahku berdering. Aku segera mangangkat telepon setelah mematikan kompor. Aku tidak mau ada pemadam kebakaran yang akan datang ke rumah ini nantinya.

"Halo, dengan keluarga Setta." Jawab Adel ramah.

'"Ini mama, kamu lagi apa?" tanya mama dengan nada datar.

"Oh mama, aku lagi masak. Mama udah makan belum?" tanyaku dengan tulus.

"Gak usah sok perhatian, awas kalo ada hal aneh aneh pas kita pulang nanti. Pokoknya kunci pintu sama jendela kalo malem. Awas aja mama pulang ada barang ilang." Titah mama dengan nada yang bukan main mengancam.

"Iya ma." Jawabku singkat karena sakit pada hatiku mendengar kata dan nada bicara mamaku.

"Yaudah, sekarang mama mau pergi lagi." Jawab mama.

Baru saja aku ingin mengatakan selamat malam dan hati hati, telpon sudah terputus. Mungkin karena sudah terlalu terbiasa aku langsung saja menaruh gagang telpon pada tempatnya dan melanjutkan memasakku yang tertunda. Lagian aku sudah teramat sangat lapar sekarang ini.

Setelah selesai memasak aku makan di ruang keluarga sambil nonton TV. Aku tau ini tidak diperbolehkan di keluargaku, tapi makan sendirian di ruang makan sangatlah menyesakkan. Tiba tiba ada notifikasi dari hp ku. Itu pesan dari Steffy di group chat kami.

"Bagi dong Del !!!" –Steffy-

"Bagi dong Del !!!" –Steffy-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maksudnya??" –Adeline-

"Lu lagi makan malem itu kan?? Gua dapet dari Ig kakak lu." – Steffy-

Aku hanya tersenyum kecut membaca chat itu. karena selama ini aku tidak ingin masalahku diketahui semua orang, aku terpaksa berbohong pada mereka.

"Lu stalking ya?? – Adeline-

"ih enggak, nemu di explore itu juga." –Steffy-

"Iya deh iya... BTW, makanannya enak banget loh. Pengen ya ?" – Adeline-

"Pengen lah." -Steffy-

"Beli sendiri lah." –Adeline-

"Au ah sebel gua." -Steffy-

Aku hanya tertawa melihat Steffy yang gampang sekali dijahili. Walau aku tau dia hanya pura pura. Aku melanjutkan makanku dan ada notifikasi lagi yang masuk. Dan sekarang ada PC dari Glory.

"Del. Jujur sama gua. Lu dimana? Gua tau lu bukan di restoran." –Glory-

"Emang kenapa Glor? Kangen ama gua?" –Adeline-

"Del, serius. Gua tau lu bohong, jujur aja sama gua, lu ada dimana. Gua gak bakal cerita – cerita." –Glory-

"Ok, gua sebenernya sekarang ada di rumah, kakak gua pergi sama ortu ke Bandung." –Adeline-

"Del, kalo lu ada masalah gua siap dengerin lu kok. Gua juga janji kalo lu gak mau Steffy sama Adine tau, gua bakal jaga rahasia lu." –Glory-

Aku tersenyum membaca chat dari Glory itu, aku merasa seperti ada lagi orang yang menyayangi ku secara tulus selain nenekku.

"Iya glor, gua percaya sama lu. BTW, kok lu bisa sadar kalo gua lagi di rumah?" –Adeline-

"Sekarang, gua lagi di Bandung. Terus tadi gua liat Nathan sama 2 orang cewek cowok dan gua yakin itu ortu kalian soalnya muka nya rada mirip gitu. Terus gua nungguin lu muncul, tapi lu nya gak ada. Makanya gua curiga." –Glory-

"Ohhh, gua kira lu turunan cenayang. Lagian perhatian banget sih sama gua. Jadi terharu."-Adeline-

"Iyalah gua perhatian, lu tuh temen gua kan." –Glory-

"Makasih ya glor. Lu baik banget sama gua." – Adeline-

"Anytime my bestie.. :*" –Glory-

"Glor, lu lagi sibuk gak?" –Adeline-

"Gak, kenapa emang?" –Glory-

"Gua mau cerita sama lu boleh?" –Adeline-

"Boleh lah, masa gak boleh." –Glory-

"Tapi ini rahasia ya, Cuma lu doang yang gua ceritain. Terus, Steffy sama Adine jangan dikasih tau dulu ya. Nanti gua bakal kasih tau mereka pas waktunya udah pas." –Adeline-

"Iya, kan gua udah janji." –Glory-

Saat itulah aku merasa bebanku sedikit meringan karena aku bisa berbagi rasa sakit selama 12 tahun yang sudah aku pendam selama ini. Jujur, aku sudah lelah dengan semua ini, selama 12 tahun aku hidup tanpa merasakan apa itu kasih sayang keluarga, hanya dari nenekku aku bisa mendapatkannya. Sering aku merasa sangat sakit melihat orang tua yang hadir di sekolah dan bercanda dengan anak mereka. Sedangkan aku, bahkan aku lebih sering mengambil raport sekolahku sendiri. Sampai aku pernah berpikir.

"Apakah nanti ada kesedihan saat aku MATI ?? " 

TBC

Udah lama banget dari terakhir aku update, lagi gak ada inspirasi terus juga tugas banyak banget.

Makasih buat yang masih baca, soalnya cerita ini readers dikit pake banget, udah gak jelas juga ceritanya. buat yang ada saran komen aja.

Makasih

-X-

Behind That Smile (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang