Arin merasa sangat bosan berada dirumah, biasanya ia akan pergi bekerja, tapi kali ini ia hanya bisa diam sambil menunggu sang suami pulang .
Bolak balik, menyetel televisi, bahkan merapihkan ruangan yang memang sudah rapi dan bersih telah dilakukan arin berkali kali . Rasa bosan itu juga tidak mau hilang . Ia melirik jam dinding, sebentar lagi jam makan siang .
Arin mengetik sebuah pesan untuk ali .
Love
Ali, apa kamu akan pulang untuk makan siang? Atau aku harus ke kantormu untuk mengantar makannya .Arin tersenyum sendiri melihat nama ali di ponselnya . Sejak mendengar ali mengucapkan kata 'love' untuknya, mulai saat itu juga ia merubah nama ali di ponselnya dengan nama yang sama . Sebenarnya ia sangat ingin mengucapkannya langsung tapi ia tidak bisa . Sepertinya ali belum mencintainya .
Tak lama terdengar deringan telpon, dan arin langsung mengangkatnya .
"Hallo"
"Hai, kamu tidak perlu mengantarkanku makanan, nanti siang aku ada meeting dan kemungkinan akan makan siang bersama client juga"
Arin hanya menghembuskan nafas pelan . Dan itu bisa di dengar oleh ali .
"Ada apa?"
"Aku bosan dirumah ali, bolehkan aku pergi keluar? Sekedar makan siang atau mungkin berbelanja?" Rengek arin membuat ali tertawa disebrang sana . Ia pasti sekarang sedang menunjukan tatapan menggemaskannya itu . Ah sayang sekali aku tidak bisa melihatnya . Pikir ali .
"Tapi nanti kamu bersama siapa? Aku tidak bisa menemanimu? Ucap ali dan terdengar sedikit khawatir .
"Jangan terlalu mengkhawatirkan aku, aku dulu juga biasa sendiri, boleh ya, aku sangat bosan, kamu juga lama sekali pulangnya" suara arin terdengar sangat manja dan itu membuat ali tersenyum .
"Baiklah, pakailah mobil yang ada dirumah . Aku tidak akan bisa menjemputmu jika kamu naik taksi . Karena mungkin aku pulang agak malam"
"Aaaa!! Terimakasih ali" teriakan bahagia menggema di seluruh rumah .
"Tapi berjanjilah untuk berhati hati, jangan membuat dirimu terluka"
Arin tersenyum mendengar perhatian dari ali dan dengan memberanikan diri ia akan mengucapkan kata yang memang sudah beberapa hari ini ia menyadari perasaan itu .
"Boleh aku mengatakan sesuatu?"
"Tentu? Apa?"
"Aku mencintaimu"
Dan setelah mengatakan itu arin langsung memutuskan telponnya . Ia tersenyum sendiri dan menutupi wajahnya dengan bantal sofa . Ia tidak salah kan mencintai suaminya sendiri . Semoga saja ali tidak menggodanya nanti .
Arin bangkit dari duduknya menuju ke kamar dan bersiap .
**************
Ali terkejut mendengar apa yang diucapkan arin, tapi setelahnya ia tersenyum, dan ia sangat merutuki kebodohannya . Lihat saja, arin telah menyatakan perasaanya padanya, tapi dirinya? Entah apa yang ditunggu . Wanita seperti arin itu adalah wanita yang mudah untuk dicintai tapi ali masih memikirkan untuk belajar . Harusnya praktek, bukan teori .Ali menyimpan kembali ponselnya dan melanjutkan pekerjaannya .
Sementara dirumah, arin sudah siap dengan dirinya . Mengambil tas kecil yang berisikan dompet juga ponsel, ia meraih salah satu kunci mobil milik ali dan berangkat . Beberapa menit kemudian, akhirnya ia sampai di salah satu mall tak jauh dari rumah . Setelah memakirkan mobil, dengan hati yang senang karena bisa menghirup udara luar setelah seminggu hanya diam dirumah, arin melangkah masuk dengan anggun . Banyak pasang mata melihatnya saat ia memasuki mall tersebut . Tapi arin mengacuhkan tatapan mereka semua dan memilih larut dalam jalan jalannya kali ini .
"Sepertinya aku akan makan siang dulu, aku lapar sekali" gumam arin dan ia memasuki salah satu restoran .
Arin memesan makanan yang cukup berat untuk nanti bisa membuatnya cukup kuat untuk berkeliling mall ini . Dan tak lama makanan yang di pesan arin pun datang dan ia langsung memakannya .
Sementara di belakang sana terlihat seseorang sedang tersenyum penuh arti sambil menatap ke arah arin . Awalnya ia hanya ingin mampir untuk makan siang, tapi siapa sangka jika takdir mempertemukan mereka .
"Jadi itu dia? cantik? Tapi aku harus mengujinya" ucapnya dan dengan berjalan menarik sebuah koper orang itu menghampiri arin .
"Hikkss hikkss!!!" Suara tangisan seseorang membuat arin terkejut, ia bahkan sampai tersedak karena tangisan itu .
"Uhukkk uhukk!!" Dengan cepat arin meraih minuman yang ada didepannya dan meneguknya hingga tandas . Orang itu malah terkekeh kecil melihat reaksi dari arin dan setelah ini baru ia akan tau bagaimana sikap arin padanya .
Arin menoleh dan melihat seorang wanita berada di depanya ."ya ampun, kamu membuatku terkejut, kamu kenapa?"
Diluar ekspetasi wanita ini . Ia fikir arin akan marah marah atau bahkan membentaknya, tetapi ia malah bertanya dengan nada yang lembut .
Wanita ini kembali merubah ekpresinya . Dengan modal akting abal abal miliknya ia mengeluarkan airmata dengan mudahnya .
"Hikss, aku sangat lapar, boleh aku meminta makananmu, aku juga haus" ucapnya dengan nada yang dibuat buat .
Arin melebarkan matanya, ia menatap wanita ini dari atas sampai bawah . Ia membawa sebuah koper besar . Banyak fikiran buruk berada di dalam otaknya . Apa dia diusir?
"Ohh, ayo kamu duduklah, pesanlah yang baru, ini sudah aku makan" ucap arin membuat wanita ini tersenyum .
"Tidak apa apa, aku yang ini saja, sepertinya enak" wanita itu menarik piring arin dan makan dengan lahap . Arin tersenyum melihat cara makan wanita di depannya . Wanita ini bahkan tidak jijik makan dari makanan yang telah ia makan .
"Nama kamu siapa?"
"Magenta" ucapnya dengan mulut penuh makanan . Arin hanya terkekeh melihat magenta makan seperti orang yang tidak makan selama berbulan bulan .
"Mau tambah lagi?" Tawar arin membuat magenta mendongak .
"Boleh?"
"Tentu saja, berapa hari kamu tidak makan?" Ucap arin sambil tertawa .
"Mungkin setahun" jawab magenta asal membuat tawa arin semakin pecah .
Magenta menatap arin dalam, ia sungguh bersyukur mempunyai kakak sebaik dan seperhatian arin . Bahkan ia tak risih dengan kehadirannya yang tiba tiba dan langsung meminta makan padanya .
"Magenta?" Mendengar panggilan arin membuat magenta tersadar dari lamunannya .
"Ah, ya?"
"Aku sudah memanggilkan pelayan untuk mencatat pesananmu, tapi kamu malah diam sambil menatapku? Apa ada yang aneh di wajahku?" Ucap arin membuat magenta menoleh menatap pelayan yang sedang menunggunya memesan . Ia tersenyum dan memesan makanan untuknya kemudian menatap arin dengan lekat .
Magenta memegang tangan arin menggemgamnya .
"Aku menyukaimu, dan aku beruntung bisa memilikimu"
Arin hanya terdiam sambil mengrenyitkan keningnya .
"Apa maksud kamu?"
*******************
Penyakit gw kalo udah ada yang baru, ide selalu muncul di story yang baru . Dan itu berbahaya .Gimana kelanjutan july, kevin, gwen dan carel kalo terus lanjut ini??? Wkwkwkwkwk .
Maafkan gw ya . Hihihi .
Tapi tetep dilanjut ko . Tenanh aja .Oke, kiss kiss dari gw
KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...