Ali menghembuskan nafas pelan sesaat setelah ia menceritakan apa yang terjadi pada Bu Ana . Bu Ana mengambil tangan Ali dan menggengamnya lembut membuat Ali menoleh menatap Bu Ana . Senyuman diberikan Bu Ana pada Ali dan senyuman itu menghipnotis Ali yang kini ikut tersenyum membalas senyuman wanita paruh baya ini .
"Aku hanya ingin Sirana dapat balasan dari perbuatannya bu . Dan aku tidak menyangka jika wanita itu benar-benar sangat licik" Ucap Ali membuat Bu Ana mengelus lembut tangan Ali .
"Ibu mengerti perasaan kamu nak. tapi menurut ibu, sepertinya kamu tidak harus melakukan itu . Karena Arin juga tidak terlihat menyimpan kemarahan atau dendam pada Sirana" ucap Bu Ana menasihati .
"Bu Ana benar. Aku lebih memetingkan 2F daripada harus kembali punya urusan dengan wanita itu, love" suara lain membuat Ali dan Bu Ana menoleh dan Ali dengan cepat bangkit dari duduknya menghampiri Arin .
"Bun, kamu baik-baik saja? Maaf aku meninggalkanmu tadi, ada sesuatu yang harus ..."
"Kamu harus menjelaskan semuanya padaku" ucap Arin membuat Ali menghembuskan nafas kasar .
Ia meraih tangan Arin dan membawanya ke kamar setelah berpamitan dengan Bu Ana . Dan sesampainya mereka di kamar, Ali menuntun Arin untuk duduk di sofa yang ada di kamar itu dan menggenggam kedua tangan Arin .
"Aku minta maaf"
"Bukan maaf yang aku inginkan love"
Ali menatap mata Arin yang terlihat ada kekecewaan dari mata itu .
"Sebelumnya aku minta maaf padamu . Sebenarnya ...."
Ali pun menceritakan semuanya pada Arin . Menjelaskan apa maksud dirinya membawanya untuk bertemu dengan wanita yang sudah membuat dirinya dan 2F ada di masa sulit . Mengutarakan kemarahannya pada wanita itu yang ternyata lebih licik darinya .
Arin hanya mendengar dan berusaha mengerti apa yang kini dirasakan suaminya . Ia berbalik memegang kedua tangan Ali yang awalnya memegang kedua tangannya, mengeluskan lembut dan menatap Ali dengan lembut .
"Aku lelah harus berurusan dengannya, love. aku ingin hidupku tenang. Aku dapat mengurus 2F dengan baik, tanpa harus merasakan takut jika nanti dia semakin marah karena masalah ini, yang pasti akan menimbulkan masalah baru untuk kita" ucap Arin membuat Ali merundukan kepalanya .
"Lupakan kemarahanmu itu, biarkan dia ingin melakukan apapun . Kita tidak perlu membalasnya, dan juga aku dan 2F sudah lebih baik sekarang"
Ali tidak menjawab apapun . Ia sebenarnya tidak terima tapi benar apa yang di katakan Arin . Suatu perbuatan akan dibalas dengan perbuatan juga . Lebih baik ia berusaha mengikhlaskan demi kenyamanan keluarganya .
"Baiklah"
Arin tersenyum senang dan berhambur ke pelukan Ali dan diterima Ali dengan senang . Ia membalas pelukan Arin dengan erat dan mengecupi pucuk kepala Arin .
****************************
Satu bulan kemudian ..Sirana mengrenyitkan keningnya karena tidak menyangka tidak akan ada apapun yang terjadi dengan dirinya . Sepertinya mantan kekasihnya itu sudah menyerah, terlihat karena sudah sebulan dari pertemuan itu tidak ada sama sekali yang terjadi . Dan itu membuatnya tersenyum miring .
Ia menggoyang-goyangkan gelas berisi wine di tangannya dan menyesapnya dengan perlahan . Tak lama datanglah seorang pria menghampirinya dan dengan cepat ia duduk di samping Sirana .
Sirana tersenyun melihat pria itu dan dirinya terpekik saat pria itu mengendongnya ala bridel style dan membawanya ke dalam kamar .
"George aaahhhh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...