Wanitu itu masih menangis dalam pelukan suamiku . Aku semakin tak mengerti dan ada rasa tak suka saat wanita ini memeluk mas imran .
Aku semakin membelalakan mataku saat melihat mas imran membalas pelukan wanita itu . Tiba tiba mataku memanas dan hatiku sangat sakit melihat pria yg sudah menjadi suamiku sedang memeluk seorang wanita di depan mataku . Walaupun pernikahan ini tanpa ada rasa cinta . Tapi saat aku menjadi seorang istri aku sudah menyerahkan seluruh apapun yg ada di tubuhku pada suamiku . Termasuk hatiku .
Aku tak bisa menahan airmataku saat melihat mereka masih saja berpelukan . Aku tak bisa melakukan apapun, karna sangat terlihat suamiku sangat nyaman saat di peluk oleh wanita itu .
Aku mengusap pipiku berkali kali, berusaha menahan rasa sakit ini, tapi tidak bisa . Rasa sakit ini yang menimbulkan air air di mataku terus mengalir .Aku membuang pandanganku ke arah lain . Aku tak sanggup melihat pemandangan yang ada di depanku sampai suara seseorang membuatku menoleh .
"Imran, apa yang kamu lakukan?" Itu suara papa mertuaku . Kulihat mas imran dan wanita itu melepaskan pelukannya . Papaku naik keatas pelaminan dan memelukku dari samping . Sepertinya papa mertuaku lebih peka dari suamiku .
Aku hanya tersenyum dan menatap wajah papa mertuaku yang seperti merasa tidak enak . Aku menggelengkan kepalaku . Aku baik baik saja .
"Apa pantas seorang pengantin laki laki, memeluk seorang wanita lain di depan pengantin wanita, yang notabennya adalah istrinya" ucapan dingin dari mulut papa mertuaku menyadarkan mas imran . Ia menatapku dengan tatapan sendu bercampur rasa bersalah, tapi aku hanya membalasnya dengan senyuman .
Tatapan papa mertuaku masih tajam dan dingin . Ia tak ingin acara resepsi pernikahan yg harusnya penuh kebahagiaan menjadi penuh kesedihan karna perbuatan anaknya .
Aku mengusap lengan papa mertuaku dan ia merunduk menatapku .
"Tidak apa apa pa, aku baik baik saja"
Papa mertuaku hanya tersenyum dan mengusap kepalaku sayang .
"Maafkan imran ya sayang"
Aku hanya menganggukan kepalaku dan menatap dua orang yang berada di depanku .
Aku berjalan ke arah mas imran dan menatap matanya ."Bicaralah dulu dengannya . Sepertinya sudah waktunya aku berganti baju"
Aku tersenyum sangat manis di depan mas imran, sedangkan mas imran menatapku sendu . Aku turun dari pelaminan di bantu oleh papa mertuaku dan meninggalkan mas imran berdua dengan wanita itu .
****************
Setelah acara resepsi selesai aku langsung berpamitan pada ibu, mama, dan papa mertuaku .
Kakiku sangat terasa pegal karna terus berdiri . Setelah membersikan diri, aku langsung naik keranjang . Menyandarkan punggungku di sandaran kasur dan melonjorkan kakiku .Ahh sungguh ini yang sangat aku butuhkan sejak tadi . Dan andai saja ada yang memijat kakiku, aku akan sangat berterimakasih padanya .
Tak lama pintu terbuka dan terlihatlah mas imran yang sedang memasuki kamar . Sejak aku meninggalkannya dengan wanita tadi, aku belum berbicara lagi padanya . Marah? pasti, tapi lelah lebih mendominasi dan itu yang membuatku tak berbicara apapun dan pada siapapun sejak tadi . Hanya senyuman dan sesekali menjawab saat ada yg bertanya padaku dan memberi selamat pada pernikahanku dengan mas imran .
Mas imran menatapku dengan tatapan rasa bersalahnya . Ia berjalan menghampiriku dan langsung memegang tangaku dengan erat .
Degggg!!!!
Kontak fisik pertama yang di lakukan mas imran padaku . Walau aku pernah memegang tangannya saat aku mencium tangannya tadi pagi, tapi ini berbeda dengan yang tadi pagi . Ini membuat jantungku terpompa sangat cepat dan darahku berdesir ."Aku bisa jelaskan, apa yang terjadi tadi, maafkan aku karena aku sampai melupakanmu tadi" ucap mas imran membuatku meringis . Dia melupakanku?
"Tidak apa apa"
Aku hanya tersenyum dan dia semakin mengeratkan genggamannya .
"Dia sirana"
"Kekasihmu?
Kulihat tubuh mas imran menegang saat aku bertanya seperti itu . Sudah aku duga .
Ia merundukan kepalanya tanpa bisa menjawab pertanyaanku ."Kamu tidak perlu menjelaskan apapun, aku sudah terlalu lelah . Ingin sekali tidur, kamu bersih bersih saja dulu . Aku siapkan baju untuk kamu, apa perlu aku siapakan air hangat? Ini sudah sangat malam, nanti kamu bisa masuk angin jika pakai air dingin" mas imran menatapku dengan senyum . Sungguh senyum yang sangat manis yang bisa membuatku semakin jatuh ke dalam pesonanya .
"Kamu tidur saja, aku yang akan siapkan sendiri, kamu terlihat sangat lelah" aku menganggukan kepalaku dan menguap lebar di depan mas imran . Terdengar suara tawa membuatku tersadar .
"Maaf li"
"Tidak apa apa, kamu menguap masa aku melarang" mas imran bangkit dari duduknya dan ingin beranjak .
"Li?" Aku menahan tanganya dan menundukan kepalaku . Aku sangat ragu untuk mengatakan ini tapi ini salah satu kewajibanku, tapi aku juga tak ingin melakukannya jika mas imran masih mencintai kekasihnya .
Mas imran kembali duduk di depanku dan menatapku yg sedang merunduk . Ia mengangkat daguku dan menatapku dalam .
"Kenapa?
"Aku.. kita ...
"Aku tau apa yang ada didalam fikiranmu, kita tidak akan melalukannya . Kita harus belajar saling menerima dan mencintai . Aku bisa menunggu" ucapan mas imran membuatku tersenyum .
"Bagaimana dengan kekasihmu jika kamu ingin belajar mencintaiku?" Tanyaku membuatnya tersenyum .
"Dia bukan kekasihku, memang kita pernah menjalin hubungan . Tapi karena tidak cocok jadi kita mengakhiri hubungan itu" jelas mas imran aku hanya diam sambil terus menatap wajahnya .
"Tidurlah, besok akan aku jelaskan semuanya" aku hanya menganggukan kepalaku . Aku membaringkan tubuhku dan mulai memutup mata . Tak lama aku sudah tak ingat apapun lagi . Aku sangat lelah .
Ali menatap wajah arin yg terlihat cantik saat sedang tertidur . Ia tersenyum dan mendekatkan wajahnya pada arin . Ali mencium kening arin untuk kedua kalinya dan mengusap pipi arin .
"Aku akan berusaha menerimamu juga pernikahan ini, kita sama sama belajar ya?" Gumam ali sambil menatap arin sebentar dan setelahnya ia membersihkan diri .
********************
Jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi . Tapi itu sama sekali tak mengusik pengantin baru ini . Mereka sangat lelah, sama sama bergelung di satu selimut yang sama . Entah bagaimana selimut itu bisa menutupi tubuh keduanya, yang jelas mereka kini tertidur saling berhadapan .Arin yang lebih dulu membuka matanya karena merasa cukup untuk tidurnya . Hal pertama yang ia lihat ketika membuka matanya adalah wajah tampan suaminya . Bibirnya mengukir senyuman indah saat melihat ali menggeliat kecil .
Ia mengangkat tangannya ingin menyentuh wajah tampan suaminya tapi tidak jadi melakukannya karena melihat pergerakan dari mata ali .
Ia memutup kembali matanya dan berpura pura tidur kembali .
Ali yang baru membuka matanya tersenyum saat melihat arin yang masih asik dengan tidurnya . Ia mendekatkan wajahnya pada wajah arin dan menatapnya dalam ."Seperti ini rasanya jika sudah menikah, orang pertama yang dilihat yaitu istri" gumam ali sambil menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah arin .
"Aku bahagia" ucap ali lagi sambil mengusap pipi arin .
"Sweet dream love"
Ali mengecup kening arin lama dan setelahnya ia bangkit dari tidurnya, menyelimutkan lagi tubuh arin dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri .
Arin membuka matanya saat mendengar suara pintu tertutup . Ia tersenyum dan menatap pintu kamar mandi .
"Aku juga bahagia ... love"
Arin menutup wajahnya karena malu dengan ucapannya sendiri .
*****************
Part dua ..
Semoga suka ya ..Kiss kiss dari gw
KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...