tanpa kamu

32.3K 1.1K 2
                                    

Kini ali dan magenta sudah sampai dirumah, sejak perjalanan pulang tadi tidak ada yang berbicara sama sekali . Keheningan menyelimuti perjalanan pulang mereka . Magenta masih kesal dengan kakaknya itu, makanya ia tak berniat mengajaknya berbicara .

Sampai di dalam, magenta langsung kedalam kamarnya yang sudah disiapakan oleh arin tadi, membiarkan sang kakak sendiri dan tak peduli jika ia kesepian .

Ali memandang kepergian magenta dengan tatapan lirih . Ia menghembuskan nafasnya dan duduk di sofa . Menyandarkan punggungnya dan menaruh lengannya tepat menutupi mata .

'Setelah ini bagaimana kakak belajar mencintai . Pasangannya saja sedang tidak bersama kakak'

Ucapan magenta teriang di kepala ali . Ia mengusap kasar wajahnya dan pergi menuju kamar .

Kamar tampak sepi tanpa adanya arin, biasanya dia selalu sibuk merapihkan kasur yang sudah dibuat berantakan oleh ali, dan ali malah selalu menggodanya dengan kembali membuatnya berantakan . Hingga membuat arin kesal dan memanyunkan wajahnya membuat ali gemas .

'Bisa tidak kamu tidak membuat kasur ini selalu berantakan, aku lelah merapihkannya'

'Heii, aku bahkan baru masuk kedalam kamar'

'Bohong! Orang jelas jelas aku sudah merapihkan kasur ini, masa iya hantu yang membuatnya berantakan!'

'Kalau sampai ini berantakan lagi, kamu tidak boleh tidur di kamar, tidur sana di sofa depan!!'

'Ehh tapi ini rumahku'

'Tapi Aku istrimu, jadi apapun punya mu, itu jadi milikku'

Ali terkikik saat membayangkan saat itu, walaupun mereka belum melakukan hal yang wajib di lakukan suami istri, tapi mereka tetap tidur dalam satu ranjang . Bayangan wajah kesal arin membuat ali tiba tiba merindukannya, padahal belum ada beberapa jam arin tidak bersamanya .

Ali berjalan menuju ranjang dan menatap seluruh kamar yang tampak sangat hening . Tiba tiba matanya tak sengaja menatap sebuah note yang ada di nakas dekat ranjang . Ali mengambil note itu dan membacanya .

'Selama aku tidak ada, aku akan menjaga seluruh organ dalam tubuhku . Mataku, telingaku, juga bibirku'

Ali membaca kalimat pertama yang terlulis di note tersebut . Bibirnya menyunggingkan senyum manisnya .

'Mata, untuk agar aku tak bisa melihat kemana pun, menjaganya dari pandangan yang tidak pantas aku lihat'

Lagi lagi tersenyum melihat betapa beruntungnya ia mempunyai istri seperti arin .

'Telinga, agar aku tidak bisa mendengar apapun yang orang katakan, apalagi jika itu tentang kamu'

Terus larut dalam semua yang ditulis arin . Senyum tak pernah pudar dari wajahnya .

'Bibir, agar aku tidak sembarang untuk mengecup siapapun, ya kecuali bayi bayi kecil yang aku lihat dijalan . Mungkin aku akan menbawanya pulang jika boleh oleh ibunya .

Ali tertawa kecil membaca kalimat itu, sepertinya arin menyukai anak kecil . Lagi lagi satu hal baru yang kini ia ketahui tentang arin .

'Sejak kamu mengikatku dengan ikatan pernikahan . Aku sudah sepenuhnya menyerahkan seluruh hidup, hati dan semua yang ada di dalam tubuhku . Aku akan menjaganya untukmu . Tak akan ku biarkan siapapun menyentuhku . Aku akan menjaganya sampai kamu benar benar mencintaiku dan mau menyentuhku dan menjadikanku sepenuhnya milikmu'

Ali menatap nanar note itu . Rasa bersalah datang kedalam hatinya . Dia memang lelaki bodoh yang sangat sulit untuk mencintai arin yang bahkan sangat dengan mudah dicintai jika orang lain hanya melihatnya walau sekali .

Arin & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang