Hari ini Arin kembali akan membeli peralatan calon bayi-bayinya . Dengan diri yang sudah sangat siap, ia memutar-mutar tubuhnya di depan cermin .
"Kamu yakin akan pergi, aku tidak bisa menemanimu. Dan Mama pun juga sedang ikut Papa pergi keluar Negeri, Magenta sibuk dengan kuliahnya ...."
"Aku bisa pergi bersama Bila love" potong Arin membuat Ali mengerucutkan bibirnya dan berjalan menghampiri Arin .
"Aku sangat ingin ikut menemanimu" ucap Ali dengan nada kesal dan memeluk Arin dari belakang dan melingkarkan tangannya di perut buncit Arin .
"Tidak apa, kamu tidak perlu khawatir . Kamu bisa menyusulku nanti jika pekerjaanmu sudah selesai" ucap Arin dan meletakan tangannya di atas tangan Ali yang tengah memeluknya .
TING NONG!!
Arin dan Ali bersamaan menoleh ke arah pintu kamarnya dan Arin melepaskan pelukannya dan membalikan tubuhnya menghadap Ali .
"Kurasa itu Bila" ucap Arin yang semakin membuat Ali mengerucutkan bibirnya .
Cupphhh!!
Satu kecupan mendarat di bibir Ali tapi wajah Ali masih sama . Arin menghembuskan nafas pelan dan melingkarkan kedua tangannya di leher Ali dan menatap Ali dalam .
"Kamu tidak bisa tidak bekerja hari ini love. kamu itu pemimpin perusahaan, bagaimana nanti para karyawanmu jika bos mereka saja malas-malasan?" Ucap Arin membuat Ali menghembuskan nafas kasar . Dengan cepat tangan Ali meraih tengkuk Arin dan mencium bibir Arin dengan lembut, melumat dan menyesap bibir manis milik istrinya itu. Arin membalas ciuman Ali, mengikuti gerakan Ali yang lebih mendominasi. Suara decapan dari ciuman mereka memenuhi seluruh kamar. Tangan Ali yang tidak bisa diam pun turun dari tengkuk Arin dan masuk ke dalam baju hamil Arin, melewati perut buncit Arin dan naik hingga tangan itu sampai pada breast Arin . Meremasnya pelan membuat ciuman mereka berubah menjadi panas . Baju hamil arin yang tersingkap karena tangan Ali masuk ke dalam bajunya membuat Ali dapat merasakan kulit tubuh Arin yang kini menempel di tubuhnya .
Tangan Ali berpindah ke breast Arin satunya dan melakukan hal yang sama membuat tubuh Arin bergetar .
TING NONG!!!!!
Tersadar, Arin melepas ciumannya dan menoleh ke arah pintu kamarnya . Ia berusaha melepaskan diri dari pelukan Ali namun Ali menahannya .
"Heii kita belum selesai, memulai saja belum" ucap Ali membuat Arin mengangkat sebelah alisnya .
"Kamu itu bicara apa sih, lepas. Aku harus membukakan pintu untuk Bila" ucap Arin yang tahu kemana arah tujuan suaminya bicara dan ia mengalihkannya. Ia kembali berusaha melepaskan pelukannya tapi Ali mengeratkannya .
Arin menatap kesal Ali yang dibalas Ali dengan tatapan yang begitu menggemaskan . "Kita bisa melanjutkannya nanti love, ya??" Arin membalikan tatapan Ali dengan tatapan yang lebih menggemaskan .
Ali menundukan kepalanya seraya menghembuskan nafas kasar ."baiklah"
Arin memeluk Ali dengan erat dan mengecup pipi Ali singkat . Arin melepaskan pelukan Ali dan membalikan tubuhnya menghadap cermin dan membetulkan bajunya yang berantakan akibat ulah suaminya .
Setelah selesai, Arin kembali berbalik menghadap Ali yang masih saja memasang wajah cemberutnya.
Arin mengangkat wajah Ali dan kembali mengecup bibirnya singkat .
Cuphhhh!!!
"Ayo berangkat!!" Ali hanya menganggukan kepalanya dan tersenyum lalu melingkarkan tangannya di pinggang Arin dan keluar dari kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...