Hubungan antara ali, yudha dan rino kini sudah membaik. Rino pun mulai tinggal kembali dirumah. Yudha juga sudah membayar semua hutang rino kepada pria yang menangkap rino saat itu, agar tidak akan ada masalah setelah ini. Walaupun pria itu juga sedang dalam masa tahanan, Tetapi yudha tak ingin ambil resiko maka dari itu ia melunasi semuanya .
Rino masih dalam masa pemulihan, dengan berjalan pelan dan sesekali meringis memegangi perutnya rino berjalan menghampiri ali yang sedang duduk di sofa menikmati kopinya
"Kak" Ali menoleh dan tersenyum .
"Ada apa?" Tanya ali dan kembali menyesap kopinya .
"Aku.. akan pergi dari sini bersama bila" ucapan rino membuat ali menoleh dengan cepat .
Rino yang mengerti menjawab rasa penasaran ali. "Aku dan bila tidak bisa tinggal disatu rumah yang sama, aku belum punya ikatan apapun dengan bila yang membuat kita bisa menetap bersama . Aku pun tidak bisa meninggalkan bila sendiri karena hanya aku yang dimiliki bila . Mungkin aku akan membeli apartemen untukku dan bila dari uang yang memang kusimpan untuk aku dan bila"
Ali hanya diam menyimak ucapan rino .
"Apa kalian tidak akan menikah?" Ucap ali membuat rino menegang . Rino menundukan kepalanya .
"Aku belum mempunyai apapun untuk bisa mengajak bila menikah, aku hanya takut jika nanti aku tidak bisa memenuhi kebutuhan setelah menikah" ucap rino tanpa mengangkat kepalanya .
"Kamu bisa kembali ke kantor jika kamu mau" ucap ali membuat rino menoleh menatap ali .
"Tapi aku ..."
"Benar ucapan kakakmu itu . Kembalilah ke kantor dan segera nikahi bila, dan papa tidak akan mengijinkan kamu pergi dari rumah . Dan mama pun pasti akan memarahi papa jika anaknya yang baru saja kembali akan meninggalkannya lagi" ucap yudha melirih yang menimbulkan tawa kecil dari mulut ali .
"Apa papa percaya padaku?" Ucap rino yang kini menatap yudha .
"Aku bisa saja menikahkan bila dengan laki-laki lain jika kamu mengecewakan papa lagi" ucap yudha yang membuat rino tersenyum kecil .
"Dan aku tidak main-main kali ini" lanjut yudha membuat rino bangkit dari duduknya dan berjalan pelan menghampiri yudha .
"Aku tidak akan mengecewakan papa lagi, apalagi jika bila dinikahkan dengan laki-laki selain aku . Lihat saja, kupastikan tangannya tak akan bisa digunakan lagi" gurau rino dalam pelukan sang papa yang membuat yudha tergelak . Yudha membalas pelukan rino dan mengusap-usapnya .
Ali tersenyum bahagia melihat kini keluarganya kembali utuh . Hanya keluarga yang membuat kita selalu bahagia dan merasa nyaman .
***************************
Arin berjalan pelan ke arah dapur. Hawa panas di luar sana sangat terasa sampai ke dalam rumah membuatnya ingin sekali meminum minuman yang segar dan dingin .Arin membuka lemari es dan mencari apapun yang bisa ia buat untuk membuat minuman . Ia melihat ada stawberry, anggur dan semangka yang sudah terbelah setengah . Arin mengeluarkan itu semua dan mengambil mangkuk besar .
Ia melihat juga ada lemon dan buah naga . Ia berniat ingin mencampurkan semua buah itu menjadi satu . Setelah memotong semangka dan stawberry juga anggur dan buah naga, arin mengiris lemon tipis dan memasukannya kedalam mangkuk . Sedikit memberikan air panas untuk membuat sari sari lemon keluar . Mendinginginkannya sebentar lalu memasukan semua potongan buah sisanya kedalam mangkuk itu . Menambahkan sedikit gula agar terasa manis .
"Hmmmm, segar. Hanya perlu ditambah es batu" ucap arin setelah sedikit mencicipi minuman buatanannya itu .
Arin kembali membuka lemari es dan mengambil es batu yang udah terpotong . Mengambil gelas berukuran besar dan menaruh beberapa buah es batu . Setelahnya ia mengambil sendok sayur ia menuangkan minuman buatannya itu kedalam gelas .
Arin sampai tidak bisa menahan air liurnya saat melihat kumpulan buah itu menyatu dengan dinginnya es batu . Ia mengambil gelasnya dan ingin meminumnya dengan segera .
"Love, apa kamu harus minum es sebanyak ini??" Belum sampai gelas itu mencapai bibir arin tangan ali dengan cepat mengambil gelas milik arin .
"Aaaa... aku haus . Kembalikan!" Ucap arin dan mencoba meraih gelas miliknya .
"Jika haus minumlah air putih, ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi banyak air putih" arin mengerucutkan keningnya saat mendengar ucapan ali .
"Tapi aku ingin itu. Aaaa love, kembalikan!!" Rengek arin yang ingin kembali mengambil gelas yang otomatis membuat ali menjauhkan gelas itu .
"Sepertinya enak, apalagi cuaca sangat panas sekarang" rino datang dan langsung mengambil alih gelas yang ada ditangan ali .
"Untukku ya??" Rino meneguk minuman itu tanpa berdosa yang membuat arin susah payah menahan air liurnya .
"Rino, itu milikku. Kembalikan!!" Arin menghampiri rino dan mencoba meraih gelas miliknya .
"Tidak love, lebih baik kamu minum air putih" ucap ali menahan pergerakan arin yang membuat arin kesal .
"Tapi anak-anakmu menginginkannya!!" Omel arin dan dengan kesal ia pergi meninggalkan ali dan rino yang masih ada di dapur .
Rino mengedip-edipkan matanya dan menatap ali .
"Bukan salahku ya??" Rino mengendikan bahunya dan pergi begitu saja .
Sementara arin berlari dengan airmata yang beruraian. Ia sungguh kesal dengan ali yang melarangnya meminum es buatanya itu . Ia sebagai ayah tidak mengerti, rasa begitu ingin yang tercipta dari kedua anaknya itu. Jika bisa dirinya juga tidak ingin menginginkan yang aneh-aneh . Apalagi sampai menginginkan meminum es yang sangat banyak . Laki-laki memang menyebalkan . Batin arin .
"Sayang, Ada apa? Kenapa menangis?" Tanya citra yang terkejut melihat arin yang menangis .
"Ma, malam ini aku ingin tidur bersama mama" ucap arin yang membuat citra mengrenyitkan keningnya .
"Ada apa? Kamu bertengkar dengan ali?" Tanya citra dan menuntun arin duduk di sofa .
"Aku sangat kesal dengannya ma, pokonya aku ingin tidur bersama mama malam ini. Bolehh ya??" Ucap arin dan memasang puppy eyesnya .
"Baiklah, tapi ceritakan dulu apa yang terjadi" arin menceritakan apa yang membuatnya menangis. Citra sesekali terkikik, ia pun juga merasakan bagaimana dulu saat mengidam dan menginginkan yang aneh-aneh .
"Laki-laki memang seperti itu menyebalkan" ucap citra menyetujui .
"Ya sudah, kita beri ali pelarajan karena sudah macam-macam dengan ibu hamil apalagi sampai mengabaikan keinginan anak-anaknya" putus citra yang membuat arin mengangguk sejutu .
'Inilah akibatnya love'
************************
Haii haii ..
Aku kembali ...
Apakah ini ditunggu???Kayanya sihh ya😆😆😆😆
Masihh berlanjut dan mohon ditunggu kelanjutannya ya...Kiss kiss dari gw .
KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...