Ali memasuki rumah mewah tempat mama dan papanya tinggal . Dengan raut wajah penuh amarah ali masuk tanpa berucap salam .
"Ma pa!!" Teriak ali menggema di seluruh rumah . Tak lama turunlah citra dan pandu dengan wajah panik dan langsung mendekati ali .
"Ada apa imran?? Kenapa kamu berteriak??" Tanya pandu . Citra memegang bahu ali dan menggiring duduk di sofa .
"Anak itu datang!! Apa dia kesini??" Tanya ali membuat pandu dan citra menegang . Senyum merekah di wajah citra dan menatap ali penuh binar .
"Kenapa kamu tidak mengajaknya pulang, mama sangat merindukannya . Harusnya kamu ...."
"Aku tidak akan pernah membiarkan anak itu bertemu mama" jawab ali dingin membuat citra terdiam dan merundukan kepalanya . Sirna sudah senyum yang tadi ia pancarkan .
"Ini sudah lama imran, kamu masih belum memaafkannya?" Ucap citra lirih membuat ali menunduk menatap citra . Seketika ali merasa bersalah telah mengucapkan kalimat yang menyakiti hati mamanya, tapi ia memang masih belum bisa berdamai dengan hatinya .
"Ma, bukan maksud aku menjauhkan mama dari anak itu. Aku hanya ingin membuatnya berubah setelah ia keluar dari keluarga kita . Aku ingin dia menyadari kesalahannya ma . Mama mengerti maksud aku kan??" Ucap ali sambil memegang kedua bahu citra .
Citra hanya menganggukan kepalanya dan menghapus airmatanya yang entah sejak kapan menetes .
"Mama tidak perlu sedih, aku melakukan ini agar dia menjadi lebih baik . Setelah ia kembali seperti dulu, aku berjanji tidak akan membiarkan mama dan anak itu berpisah" ucap ali membuat citra menatap ali .
"Namanya rino, imran . Bukan anak itu" citra tidak terima dengan ucapan ali .
"Ya, rino"
Dengan malas ali membenarkan ucapan citra dan setelahnya cita bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja tanpa berucap apapun . Ali hanya menatap citra dengan tatapan bersalah . Selalu seperti ini jika menyangkut rino .
"Biarkan mamamu sendiri dulu, mamamu butuh waktu lebih lama lagi untuk merelakan rino" ucap pandu membuat ali menatap sang papa .
"Maaf pa, bukan itu sebenarnya maksud aku"
"Papa mengerti, papa juga tidak akan membiarkan rino kembali kerumah sebelum dia menyadari kesalahannya" ucap pandu membuat ali tersenyum . Setidaknya sang papa mendukungnya .
"Baiklah pa, aku juga hanya ingin mengatakan hal yang sama . Tapi karena papa sudah mengatakannya, lebih baik aku pamit . Aku harus kembali ke kantor" ucap ali dan bangkit dari duduknya . Pandu ikut bangkit dan ali langsung mengambil tangan pandu lantas menciumnya .
"Aku pamit pa" pandu hanya menganggukan kepalanya dan ali keluar dari rumah .
********************
Sore harinya, dirumah arin menyibukan diri dengan merapihkan apapun . Setelahnya ia mengambil beberapa makan kecil serta minuman dan duduk di sofa ruang televisi .Ia melirik ke arah jam sudah menunjukan pukul 3 sore . Ia menghembuskan nafas kasar melihat betapa lamanya waktu . Ali mengucapkan jika ia akan pulang malam, magenta tidak ada dirumah dan kini arin hanya dirumah sendiri sambil melakukan apapun untuk menghilangkan rasa bosan .
Tak lama deringan ponsel membuatnya mengalihkan matanya menatap ponselnya itu .
Love
Kamu sudah makan??Arin tersenyum membaca pesan dari ali tak lama ia pun membalasnya .
Love
Aku belum lapar . Aku akan menunggumu pulang baru akan makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...