Empat hari kemudian ...
Seorang wanita tengah gusar di hadapan wanita lainnya . Mereka adalah Sirana dan Nathy . Nathy mondar-mandir membuat Sirana memutar matanya . Ia tampak biasa saja dibandingkan Nathy yang gelisah . Ia lebih memilih memainkan ponselnya dan mengabaikan Nathy .
"Heii Sirana. Bagaimana bisa kamu bersikap tenang seperti ini??" Ucap Nathy membuat Sirana menurunkan ponselnya .
"Apa yang harus ku lakukan memangnya?" Ucapnya santai dan kembali memainkan ponselnya .
"Ya ampun!! Dimana otakmu sebenarnya!! Kita sudah membuat wanita itu pendarahan . Dan kita juga tidak tahu apa yang terjadi setelah itu" ucap Nathy membuat Sirana kesal .
"Tenanglah Nathy, tidak ada apapun yang terjadi pada kita setelah kejadian itu, itu artinya, wanita itu baik-baik saja" ucap Sirana membuat Nathy kesal .
"Bersantailah"
****************************
Ali sedang tidur bersama dengan 2F . Ali tengah memeluk Fiona yang ikut menenggelamkan kepalanya ke dada sang ayah . Sementara Filio berada tak jauh darinya dan tidur dengan posisi menelungkup dengan empeng yang menyumpal mulut kecilnya .Bayi jaman sekarang sangat berbeda dengan bayi jaman dulu . Jika dulu bayi-bayi harus memakai kain bedongan untuk menghangatkan tubuh mereka, tapi bayi jaman sekarang malah enggan memakai itu . Sudah seminggu 2F melihat dunia, tapi mereka hanya dua hari memakai kain bedong untuk menghangatkan tubuh, dan esok harinya mereka menangis kencang tidak ingin di pakaikan kain bedong lagi . Mungkin karena pergerakan mereka terbatas sehingga kedua bayi itu menangis saat ingin dipakaikan . Arin pun tidak bisa memaksa . Biarlah 2F bergerak bebas dan memakai selimut untuk pengganti kain bedong.
Tubuh 2F sangat pesat berkembang, mereka seperti bayi berusia satu bulan . Membuat mereka terlihat gemuk dengan pipi yang gembil . Padahal hanya susu makanan mereka . Tapi mungkin itulah keajaiban ASI .
Arin masuk ke dalam kamar setelah ia turun untuk membuatkan sarapan. Kini memang dirumah hanya ada dirinya, Ali dan 2F . Yang lainnya pulang dan kadang-kadang akan datang lagi .
Pemandangan yang membuatnya haru, Fiona dengan nyaman menenggelamkan wajahnya di dada Ali yang artinya posisinya saat ini adalah miring menghadap Ali, sedangkan Filio menelungkup tidak jauh dari mereka . Fiona memang tidak bisa jauh dari ayahnya. Dan terlihat begitupun sebaliknya namun tanpa mengurangi rasa sayangnya pada Filio, mereka mendapatkan kasih sayang yang sama . Mungkin benar kata orang-orang . Anak perempuan lebih dekat dengan ayahnya, dan anak laki-laki dengan ibunya . Dan kini Arin merasakannya .
"Wwweeeeekkkkkkk" tangisan Filio membuat lamunan Arin terhenti . Arin terkikik saat melihat Filio menggerak-gerakan kepala dan tubuhnya. Mungkin karena terlalu lama dalam posisi seperti itu membuat Filio tidak bisa bernafas dan tanpa menunggu tangisan Filio menguat, Arin berjalan menghampiri Filio dan membalikan tubuhnya .
Filio kembali tertidur membuat Arin tersenyum kecil . Ia beralih menatap Fiona dan Ali yang masih setia dalam tidurnya . Ali memang belum kembali bekerja karena belum ada orang yang di percaya untuk membantu Arin mengurus rumah juga 2F . Semetara perusahaan di serahkan pada Rino agar ia mengurusnya selama ia belum kembali ke kantor .
Arin tersenyum melihat Ali yang nampak pulas dengan memeluk Fiona. Arin mengangkat tangannya dan mengusap rambut Ali dengan lembut membuat Ali terganggu .
"Eeugghhh!!" Lenguh Ali membuat Arin tersenyum .
"Bangun ayah, sudah pagi" ucap Arin lembut membuat Ali mengerjabkan matanya . Tak lama mata Ali terbuka sempurna dan langsung bertatapan dengan mata Arin .
KAMU SEDANG MEMBACA
Arin & Ali
FanfictionRasa sayangku pada ibuku membuatku tak bisa menolak apapun permintaannya . karena hanya dia yang ku punya . permintaannya sederhanya yaitu menikah . tapi aku harus menikah dengan siapa? aku terlalu sibuk untuk membuat kantor peninggalan almarhum ay...