Ditinggal ali

26.6K 848 4
                                    

Ali dan arin saling menatap melihat wanita di depannya . Citra dan bila duduk bersama dengan ditatap oleh dua pasang mata yang penuh tanya . Bila hanya menundukan kepalanya tak tau harus melakukan apa .

Citra menghembuskan nafas kasar dan menatap ali .

"Dia bila, kekasih rino" ucap citra membuat ali menegang .

"Rino datang?? Mengapa mama tak memberitahuku, sekarang dimana anak itu?" Tanya ali beruntut yang malah membuat citra menggigit bibirnya dengan mata yang berkaca kaca .

"Dia pergi. Rino hanya meminta mama untuk menjaga bila" citra terisak membuat ali terdiam ."imran, sepertinya rino sedang dalam masalah yang besar. Dia bilang jika bila bersamanya akan berbahaya, imran tolong rino. Mama mohon" pinta citra sambil terisak . Tangannya memegang kedua tangan ali sambil menangis sesenggukan .

Ali menarik citra kedalam pelukannya dan memeluk citra dengan erat. Sungguh ia tersiksa melihat sang mama yang menangis seperti ini .

"Imran, tolong adikmu itu. Mama yakin dia pasti sudah berubah" ucap citra sesenggukan . Ali hanya diam sambil mengusap-usap punggung citra . Ali berfikir kuat .

Arin hanya diam dengan mata berkaca-kaca . Ia belum mengerti apa yang ibu dan anak ini bicarakan . Ali belum menceritakan pasal rino padanya . Dan ia pun tak banyak bertanya, biarlah dia menunggu sampai ali menceritakannya sendiri .

Sedangkan bila, dia ikut terisak kala mendengar nama rino . Dan dia pun bingung, kekasihnya itu seperti mempunyai masalah dengan keluarganya .

**********************
"Aku akan mencari tahu dulu rino mempunyai masalah apa pa, jika memang berbahaya, aku akan membantunya" ucap ali pada yudha . Jam makan siang ini yudha memang kadang pulang kerumah untuk makan siang bersama citra. kebetulan yang sangat pas, dan ali langsung bicara empat mata dengan yudha .

"Papa juga akan menyuruh orang untuk memantaunya" ucap yudha sambil menatap ke arah foto keluarga dimana disana ada dirinya, citra dan ketiga anaknya yang masih kecil . Sangat bahagia . Sungguh berbeda dengan sekarang .

Sementara di dapur, arin sedang membuat makan siang sendiri. Ia meminta citra agar beristirahat karena terlihat wajah citra yang pucat . Mungkin terlalu lelah memikirkan masalah yang datang dalam keluarga ini .

"Ada yang bisa kubantu kak??" Bila datang membuat arin tersenyum .

"Masakannya hampir selesai, aku hanya harus menuangkan sup ini ke mangkuk" ucap arin membuat bila tersenyum . Ia menatap beberapa masakan di depannya dan tangannya terangkat untuk mengambil ayam goreng serta capcay .

"Biar aku bawa ini ke meja makan" bila pergi kemeja makan setelah mendapat anggukan kepala dari bila . Arin memutar tubuhnya mencari mangkuk besar, karena tidak mengenal dapur milik ibu mertuanya ini, jadi ia cukup kesulitan mencari dimana tempat mangkuk besar di simpan .

Matanya menangkap mangkuk besar di rak piring atas kepalanya . Dengan susah payah ia membuka rak piring tersebut dan berjinjit menggapai mangkuk itu . Tak menyerah, arin mengambil kursi kecil yang ada di dapur dan menempatkannya di depan rak piring yang akan ia ambil mangkuk besarnya . Perlahan arin naik ke atas kursi itu dan melihat kedalam rak mencari mangkuk yang mudah digapai .

Saat berhasil mengambil mangkuk besar itu dan hendak turun dari kursi, tiba tiba kursi itu bergoyang karena pergerakan arin yang turun tidak hati hati . Jantungnya berpacu dengan cepat karena pasti ia akan terjatuh . Lebih parah lagi, dengan mangkuk kaca yang dipeganganya . Bayangkan jika ia jatuh dan mangkuk itu juga jatuh dan pecah.

"AAAAAAAAAAA!!!!!!!

"HAP!!!!"

Untung saja ali datang di saat yang tepat . Ia menggapai arin menggendongnya . Ia memang berniat untuk menemui istrinya tersebut setelah bertanya pada bila jika sang istri masih berkutat di dapur .

Arin & AliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang